Senin, 14 Desember 2009

Alhamdulillah Makasih Mbak MIN



Subhanallah, Alhamdulillah Ya Rabb Engkau hadirkan Mbak Min ditengah-tengah keluarga kami semoga menambah barokah amin. Read More..

Senin, 23 November 2009

Berhenti Menjadi Pengemis


Selama ini, saya selalu menyediakan beberapa uang receh untuk berjagajaga kalau melewati pengemis atau ada pengemis yang menghampiri. Satu lewat, kuberi, kemudian lewat satu pengemis lagi, kuberi. Hingga persediaan receh di kantong habis baru lah aku berhenti dan menggantinya dengan kata "maaf" kepada pengemis yang ke sekian. Tidak setiap hari saya melakukan itu, karena memang pertemuan dengan pengemis juga tidak setiap hari. Jumlahnya pun tidak besar, hanya seribu rupiah atau bahkan lima ratus rupiah, tergantung persediaan.

Sahabat saya, Diding, punya cara lain. Awalnya saya merasa bahwa dia pelit karena saya tidak pernah melihatnya memberikan receh kepada pengemis. Padahal kalau kutaksir, gajinya lebih besar dari gajiku.
Bahkan mungkin gajiku itu besarnya hanya setengah dari gajinya. Tapi setelah apa yang saya lihat sewaktu kami samasama berteduh kehujanan di Pasar Minggu, anggapan saya itu ternyata salah.

Seorang ibu setengah baya sambil menggendong anaknya menghampiri kami seraya menengadahkan tangan. Tangan saya yang sudah berancangancang mengeluarkan receh ditahannya. Kemudian Diding mengeluarkan dua lembar uang dari sakunya, satu lembar seribu rupiah, satu lembar lagi seratus ribu rupiah. Sementara si ibu tadi ternganga entah apa yang ada di pikirannya sambil memperhatikan dua lembar uang itu.

"Ibu kalau saya kasih pilihan mau pilih yang mana, yang seribu rupiah atau yang seratus ribu?" tanya Diding Sudah barang tentu, siapa pun orangnya pasti akan memilih yang lebih besar. Termasuk ibu tadi yang serta merta menunjuk uang seratus ribu.

"Kalau ibu pilih yang seribu rupiah, tidak harus dikembalikan. Tapi kalau ibu pilih yang seratus ribu, saya tidak memberikannya secara cumacuma. Ibu harus mengembalikannya dalam waktu yang kita tentukan, bagaimana?" terang Diding.

Agak lama waktu yang dibutuhkan ibu itu untuk menjawabnya. Terlihat ia masih nampak bingung dengan maksud sahabat saya itu. Dan, "Maksudnya... yang seratus ribu itu hanya pinjaman?" "Betul bu, itu hanya pinjaman. Maksud saya begini, kalau saya berikan seribu rupiah ini untuk ibu, paling lama satu jam mungkin sudah habis.

Tapi saya akan meminjamkan uang seratus ribu ini untuk ibu agar esok hari dan seterusnya ibu tak perlu memintaminta lagi," katanya. Selanjutnya Diding menjelaskan bahwa ia lebih baik memberikan pinjaman uang untuk modal bagi seseorang agar terlepas dari kebiasaannya memintaminta.
Seperti ibu itu, yang ternyata memiliki kemampuan membuat gadogado. Di rumahnya ia masih memiliki beberapa perangkat untuk berjualan gadogado, seperti cobek, piring, gelas, meja dan lainlain. Setelah mencapai kesepakatan, akhirnya kami bersamasama ke rumah ibu tadi yang tidak terlalu jauh dari tempat kami berteduh. Hujan sudah reda, dan kami mendapati lingkungan rumahnya yang lumayan ramai. Cocok untuk berdagang gadogado, pikirku.

***
Diding sering menyempatkan diri untuk mengunjungi penjual gadogado itu. Selain untuk mengisi perutnya dengan tetap membayar ia juga berkesempatan untuk memberikan masukan bagi kelancaran usaha ibu penjual gadogado itu. Belum tiga bulan dari waktu yang disepakati untuk mengembalikan uang pinjaman itu, dua hari lalu saat Diding kembali mengunjungi penjual gadogado. Dengan air mata yang tak bisa lagi tertahan, ibu penjual gadogado itu mengembalikan uang pinjaman itu ke Diding. "Terima kasih, Nak. Kamu telah mengangkat ibu menjadi orang yang lebih terhormat."

Diding mengaku selalu menitikkan air mata jika mendapati orang yang dibantunya sukses. Meski tak jarang ia harus kehilangan uang itu karena orang yang dibantunya gagal atau tak bertanggung jawab.
Menurutnya, itu sudah resiko. Tapi setidaknya, setelah ibu penjual gadogado itu mengembalikan uang pinjamannya berarti akan ada satu orang lagi yang bisa ia bantu. Dan akan ada satu lagi yang berhenti memintaminta.
Read More..

EKSPRESI KEJUJURAN


Pernahkah menatap orang terdekat ketika sedang tidur…….

Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang. Orang paling kejam didunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah Anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya…

Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya.
Orang inilah yang rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita berjalan lancar.

Sekarang, beralihlah…
Lihatlah ibunda Anda yang sedang tidur…
Kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh bayi kita itu, kini kasar karena tempaan hidup yang keras.Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita…


Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata- mata karena rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah artikan.

Cobalah tatap wajah orang-orang tercinta itu…
Ayah, Ibu, Suami, Istri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya… Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakanlah energi cinta yang mengalir perlahan saat menatap wajah yang terlelap itu.
Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya
pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda.

Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalahpahaman kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.
Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur.

Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkap segalanya.

Tanpa kata, tanpa suara dia berkata…

“betapa lelahnya aku hari ini”.

Dan penyebab lelah itu?
Untuk siapa dia berlelah-lelah?
Tak lain adalah untuk kita.
Suami yang bekerja keras mencari nafkah, Istri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, mengatur rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita.

Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka saat mereka tertidur. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka “orang-orang terkasih itu” tak lagi membuka matanya, selamanya…

Ya Allah ya Ghaffar…

Muliakanlah Ibu dan bapak kami…
Muliakanlah pula istri/suami dan anak-anak kami…
Muliakanlah kakak dan adik kami…kakak dan adik ipar kami…
Muliakanlah keponakan-keponakan kami…
Muliakanlah mereka dan kami di dunia dan akhiratMu…

Ya Allah ya Rahmaan…
Ijinkanlah kebersamaan yang telah kau berikan di dunia ini bersama mereka,
Engkau kekalkan di akhirat nanti…
Ijinkanlah kami masuk ke dalam Jannah-Mu kelak

“manusia yang biasa dan berharap menjadi sebaik-baik manusia di hadapan tuhannya”
#salman al muhandis
Read More..

Jumat, 23 Oktober 2009

Kapan boleh masuk prasekolah?


Pada dasarnya, kesiapan setiap anak tuh berbeda-beda. Untuk taman kanak-kanak, kesiapan dinilai dari kemampuan anak mengenal warna, beberapa huruf, menghitung sampai 10, bermain secara kooperatif dengan anak lain, mengerjakan instruksi yang agak kompleks sifatnya, berkonsentrasi dan menaruh perhatian, bisa duduk untuk waktu agak lama, serta mampu menyesuaikan dalam kegiatan rutin harian di sekolah. Juga, anak bisa memahami cerita, memakai baju sendiri, mau terpisah dari orangtua untuk waktu agak lama, bisa mengkomunikasikan keinginannya, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Jika si kecil kelihatannya belum terlalu siap, bantulah dan diskusikan dengan para guru.

Untuk batita, sekolah yang sesungguhnya adalah sosialisasi, interaksi, memahami dunia di luar rumah, mengenal lingkungan lebih luas, dan mengenal orang lain (selain orangtua dan saudara sekandung). Konkritnya, yang dibutuhkan anak adalah bersosialisasi dengan teman sebaya serta mengenal alam luar. Hal ini tidak perlu dilakukan di sekolah bukan?

Yang terpenting, selama anak belum bersekolah, ‘persiapkan’ dengan beberapa hal berikut:


* Bacakan buku setiap hari dan rangsanglah untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan dongeng yang diceritakan.

* Kunjungi museum, perpustakaan, taman, kebun binatang, kebun teh, sawah, dan tempat lain, dimana anak bisa ’belajar’ mengenal dunia.

* Miliki kamus anak dan usahakan agar perbendaharaan katanya meningkat setiap harinya dengan cara menguasai 1-2 dua kata baru.

* Sediakan buku sesuai usianya. Ia bisa membuka, melihat dan ‘membaca’ sendiri.

* Batasi menonton TV, sebab ini bukanlah kegiatan yang interaktif!

* Rangsanglah anak untuk mengajukan banyak pertanyaan seputar dunia di sekelilingnya.

* Ciptakan suasana ‘belajar’ yang fun. Jangan tuntut anak untuk duduk, menghapal dan ‘menulis’ di buku ya.

Menilai pengasuh anak

Bila Anda berada di kantor, mungkin berulang kali pikiran Anda melayang ke rumah, apakah si kecil baik-baik saja? Bisakah susternya dipercaya?

Untuk mengurangi kekhawatiran Anda, cobalah mencermati hal-hal berikut:

Ajak si kecil bicara.
Bila anak sudah bisa diajak ngobrol, obrolan santai bersamanya bisa memberikan sinyal. Anda mungkin bisa bertanya padanya, “Adik ngapain saja di rumah hari ini? Main ke mana saja? Nangis nggak, tadi? Ada yang adik nggak suka?” Untuk si bayi, perhatikan apakah dia lebih sulit ketika Anda harus berpisah dengannya saat berangkat ke kantor.

Amati saat si kecil bersama pengasuhnya.
Bahkan bayi pun bisa tersenyum dan langsung merangkak menghampiri bila dia menyukai seseorang. Bila anak Anda sedang ngambek atau menolak, bisakah si pengasuh membujuknya? Bagaimana dengan kejujurannya, apakah dia berterus terang jika terjadi sesuatu dengan anak Anda, termasuk bila si kecil susah makan hari itu? Apakah dia hanya sebatas melapor tanpa berusaha memecahkan masalah lebih dulu?

Catat perkembangan si kecil.
Bila anak tak bahagia, besar kemungkinan mereka bisa mengalami kemunduran. Kalau si kecil sudah bisa pipis sendiri di toilet tapi sekarang tiba-tiba sering mengompol di celana, mungkin saja dia sedang mengalami masa-masa sulit.

Periksa apakah berat badan anak terjaga dengan baik.
Sesuai umurnya berat badan anak seharusnya juga ikut bertambah. Bila berat badan anak mengalami penurunan, mungkin Anda perlu waspada apakah pengasuhnya telah memberikan asupan makanan yang dibutuhkan si kecil dengan baik.

Perhatikan perilaku si kecil.
Apakah bayi Anda lebih rewel daripada biasanya? Bila hal itu berlangsung terus menerus selama berminggu-minggu berikutnya, Anda mungkin harus berbuat sesuatu, termasuk mengganti pengasuh anak bila perlu. Perbedaan signifikan yang terjadi pada kebiasaan makan, tidur, dan tingkah lakuk di luar kebiasaan juga mensinyalkan adanya masalah. (MS)
Read More..

Kenapa menangis, sayang?


Bila anak mudah menangis
Meski sudah kelas satu SD, Eka (7) masih sering menangis. Ibunya, Rani, kerap heran karena hal-hal sepele pun bisa membuat Eka berlinang air mata. Tak menemukan buku pelajaran yang dicari, sedikit bertengkar dengan adik, atau menonton adegan sedih di sinetron hanya sebagian dari hal-hal yang memicu air mata Eka.

Anak-anak memang sering menangis. Sebelum mencapai usia 12 tahun, pola menangis anak laki-laki dan perempuan kurang lebih sama. Sesudah itu, anak perempuan umumnya menangis lebih sering. Hal itu dipercaya terjadi karena pengaruh hormon kedewasaan selain juga karena pengaruh lingkungan sosial. Tapi, boleh-boleh saja, kok, anak laki-laki atau bahkan pria dewasa menangis.


Ketika masih kecil, anak lebih sering menangis karena itulah cara dia berkomunikasi. Setelah makin pintar bicara, tentu seharusnya dia makin jarang menangis. Tapi, kalau dia masih tetap suka menangis setelah makin besar, hati-hatilah. Siapa tahu itu justru terjadi karena sikap Anda, yang secara tak sengaja membuat ia jadi ’cengeng’. Bereaksi berlebihan ketika dia luka, misalnya, akan membuat dia justru menangis makin keras.

Selain itu, mungkin saja anak Anda memang tergolong anak yang sensitif. Sama seperti sifat pemalu, atau pemberani, sifat sensitif seringkali merupakan bawaan sejak lahir. Jadi, apapun alasan anak Anda, menangis tak selalu jelek, kok. Menurut penelitian, tangisan membantu seorang anak menurunkan zat-zat kimia yang diproduksi otak ketika stres. Tak heran kalau penelitian juga membuktikan bahwa orang-orang yang menangis lebih sehat secara fisik maupun emosi dibanding orang yang tidak menangis.

Nah, untuk membantu mengurangi tangis anak Anda:
Cobalah lebih peka terhadap sifatnya yang sensitif. Jangan merespon dengan menertawakan, karena akan membuatnya merasa berbeda dari anak lain. Cobalah memahami dan menanggapinya dengan empati.
Kembangkan rasa percaya dirinya. Rasa percaya diri yang rendah bisa memicu sensitivitas yang lebih besar dan membuat dia lebih sering menangis. Pastikan Anda tak menuntut terlalu banyak dari dia, atau meminta sesuatu dari dia yang melebihi kemampuannya.
Bersikaplah wajar bila ia menangis. Tak perlu memberi perhatian berlebih, tapi juga jangan memarahinya. Sebaiknya, alihkan perhatiannya ke hal-hal lain agar air matanya mengering.
Berhati-hatilah bila bicara dengannya. Bila Anda harus menegur, lakukan dengan bijak. Hindari kata-kata pedas yang bisa menyakiti hatinya. Ada baiknya melontarkan kritikan padanya setelah mendahuluinya dengan pujian. (JC)



Read More..

Semangkuk bakmi panas


kisah hikmah kasih sayang IBU)

Anak pemalas, kasih ibu, si malaikat, anak durhaka, cintai ibu, cintailah kedua orangtua kamu, sayangi ibu

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku
telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan
kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.

RENUNGAN:
BAGAIMANAPUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA. SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES ALAMI YANG BIASA SAJA; TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR. PIKIRKANLAH HAL ITU??
APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?
Read More..

Sholatlah Dengan Tuma’ninah


Peristiwa Isra’ Mi’raj yang baru saja berlalu meninggalkan 1 perintah untuk mendirikan ibadah yang begitu istimewa. Yak, ibadah tersebut adalah sholat (sedikitnya) 5 waktu, sebagai sarana komunikasi seorang muslim dengan Sang Khalik.

Seperti kita ketahui bersama, sedemikian istimewanya ibadah sholat ini, sehingga ALLOH SWT mesti ‘mendatangkan’ Rasululloh SAW untuk bertemu dengan-Nya langsung untuk menyampaikan ibadah ini. Tidak seperti ibadah-ibadah lain yang disampaikan melalui Jibril sebagai perantara, melalui ibadah sholat ini ALLOH SWT seakan ingin menunjukkan agar manusia menaruh perhatian khusus pada ibadah ini.

Terlebih seperti yang sudah sering kita dengar, sholat merupakan ibadah (hal) pertama yang ditanyakan di hari akhirat kelak. Jika sholatnya baik, maka ibadah lainnya pun akan baik. Sebaliknya, jika sholatnya buruk, maka ibadah lain pun akan buruk. “Amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka sungguh dia telah berbahagia dan selamat. Dan apabila jelek shalatnya maka dia telah binasa dan merugi” (HR. Baihaqi)


Perhatikan juga hadits berikut. Dari Abu Hurairah ra. dari Rasululloh saw., beliau bersabda : “Sesuatu yang pertama kali diperhitungkan pada hamba adalah shalatnya, jika ia menyempurnakannya. Jika tidak (sempurna) maka ALLOH Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Lihatlah apakah hambaKu mempunyai (shalat) sunat ?”. Jika kedapatan padanya (shalat) sunat, maka ALLOH berfirman : “Sempurnakanlah fardhu itu dengannya”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

Dari sekian banyak hal tentang sholat, kali ini saya (terutama) ingin mengingatkan diri sendiri mengenai sholat yg tuma’ninah.

Apakah sholat yg tuma’ninah itu?

Tuma’ninah dalam sholat adalah gerakan sholat yang sempurna, di beberapa bacaan dituliskan tuma’ninah sebagai hal yg rileks. Pengertian saya, tuma’ninah adalah tindakan menyempurnakan gerakan sholat dengan kondisi yang rileks.

Lho, sholat kok malah rileks?

Jadi begini, saat ini banyak di antara kita yang sholat dengan gerakan yang tergesa-gesa. Sholat menjadi gerakan tanpa arti, bahkan malah berkesan sebagai gerakan senam. Padahal Rasululloh SAW sudah menjelaskan dalam hadits,“Sampai kamu merasakan tuma’ninah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dengan kata lain, sholatlah dengan tenang. Berikut ini adalah penjelasan saya mengenai tuma’ninah yang MESTI DILAKUKAN PADA SAAT SHOLAT.

1. Jika ruku’, maka posisi badan mestilah benar-benar hingga membungkuk (dari beberapa tulisan, saya pernah baca, ruku’ yg ‘benar’ adalah jika anda merasakan adanya tarikan otot di kaki anda).

2. Pada saat i’tidal, hendaknya berdiri hingga posisi berdiri anda sudah benar dan dalam kondisi rileks (tidak tegang).

3. Ketika sujud, dahi benar-benar menempel (dan sedikit ditekan, dari beberapa referensi yang saya baca) pada tempat sujud. Kemudian punggungnya mesti dalam keadaan rileks (saya baca ada 2 posisi rileks untuk punggung dalam kondisi sujud, yakni melengkung ataupun ‘dibuat lurus’).

4. Duduk usai sujud, posisi anda benar-benar sudah ‘tenang’, tidak gelisah mengubah-ubah posisi.

Demikian sekelumit gerakan tuma’ninah yang saya ketahui berdasarkan beberapa referensi yang pernah saya baca.

Dengan gerakan tuma’ninah, sholat akan memakan waktu (normalnya) sekitar 10-15 menit. Namun, seringkali saya temui orang sholat dengan waktu kurang dari 5 menit untuk sholat Dhuhur, Ashar, dan Isya, yang jumlah raka’atnya sebanyak 4 raka’at. Padahal kita baru bahas mengenai tuma’ninah, belum ke bagian khusyu’.

Mari kita benahi sholat kita, minimal dimulai dengan gerakan yg tuma’ninah. Semoga ibadah sholat kita diterima ALLOH SWT. Aamiin.
Read More..

Rabu, 07 Oktober 2009

Alhamdulillah Ya Rabb


Subhanallah Maha Suci Allah swt, telah banyak memberi nikmat pada keluarga kami. Athira sudah tumbuh dibesarkan Allah dengan berbagai macam pengasuh yang keluar masuk di rumah sedati. Setelah 5 tahun mbak Ima menemani bunda dalam suka dan duka. Alhamdulillah pertolongan Allah pulalah yang telah meringankan pekerjaan bunda di rumah. Kehadiran Mbak Min dari Bojonegoro.


Alhamdulillah setelah Tira lahir 5 tahun kemudian nanda sholehah yang cantik Anisa kemudian 2 tahun kemudian lahirlah nanda sholehah yang cantik juga ananda Indie, sudah lebih dari cukup kebahagiaan yang bunda dapatkan dari Allah swt. Read More..

Selasa, 01 September 2009

Seberapa menarikkah?


Bulan Ramadhan adalah bulannya ibadah. Apapun telah tersedia untuk mewujudkannya. Bukankah ada shalat sunat yang khas Ramadhan untuk menjawab kebutuhan Anda akan tambahan jenis ibadah shalat, yakni tarawih. Ada tambahan amal harta di bulan Ramadhan, yakni zakat fithrah. Ada momentum sangat spesial di 10 hari terakhir Ramadhan dalam perburuan malam lailatul qadr dengan ‘itikaf. Ada malam nuzulul Quran sebagai penguat keutamaan membaca kitab paling mulia. Dan tentu saja ada puasa wajib Ramadhan yang membuat segala sesuatunya menjadi sangat berbeda.

Cukup? Belum. Karena manusia pada dasarnya memiliki sifat pamrih, maka khusus bulan Ramadhan semua kompensasi berlipat-lipat. Standard kompensasi sunnat dinaikkan menjadi setara dengan kompensasi utama, wajib. Bagaimana dengan sistem kompensasi wajib? Tentu saja dinaikkan berkali-kali lipat. Saking tingginya, biarlah Allah Swt saja yang menentukannya. Seperti kenaikan gaji yang sangat khusus, diperlukan kebijakan khusus non reguler dari pemilik kewenangan tertinggi. Demikianlah dengan kompensasi puasa, biarlah menjadi rahasia antara yang berpuasa dengan Yang Maha Menguasai. Subhanallah, Mahasuci Allah Swt yang demikian Berkasihsayang pada
makhluk-Nya.


Tapi apakah itu semua cukup? Untuk segelintir orang, entahlah.

Pada hari ketiga Ramadhan pukul 16.30, saya melihat tiga pemuda tanggung dengan dandanan jauh dari kesan perlente sedang menghisap rokok di perempatan gang yang sangat ramai di Cicadas - Bandung. Ketiga pemuda dengan muka kusam tak terawat itu seolah sedang memamerkan dirinya bahwa “Lihatlah kami yang gagah ini. Kami sangat bangga tidak berpuasa. Mengapa pula kalian bersusah-susah menahan lapar, haus, dan tidak merokok. Bodoh sekali kalian.
Mengapa kalian tidak seperti kami, tidak berpuasa. Menghormati orang berpuasa? Huh, tidak. Kamilah yang lebih hebat!” Ketika saya dan anak usia prasekolah saya yang sedang belajar berpuasa melewatinya, mereka nampak angkuh melihat anak saya yang berjalan gontai tak bertenaga. “Abi, kenapa Kak Ahmad, Kak Rahmat, dan Kak Sidik itu merokok? Bukankah belum adzan maghrib?”

---

Kata Pak Mario Teguh, motivasi itu adalah target yang bergerak. Akan selalu diperlukan cara tertentu yang tepat sesuai dengan kondisinya. Sesuatu yang sangat membuat Anda termotivasi hari ini, bisa jadi esok hari adalah hal biasa saja.

Motivasi atau alasan, ada dalam ranah persepsi atau pikiran. Jika suatu alasan dipersepsikan sangat menarik, maka dia akan menjadi energi pendorong yang luar biasa. Mungkin bagi Anda, disebut takwa oleh Yang Maha Pencipta sangat menarik. Tapi mungkin bagi ketiga pemuda tadi, ‘terlihat gagah tidak berpuasa di depan khalayak’ jauh lebih menarik daripada gemerlap kemewahan surga, kesyahduan disambut-Nya, serta terhindarnya dari gemeratak nyala api abadi neraka. Who knows?

Sahabat, seberapa menarikkah beribadah di bulan Ramadhan bagi Anda?By Syarif Niskala
Read More..

Nilai Sebuah Kehidupan


Entah siapa yang memberitahunya alamat saya, ia tiba-tiba sudah berdiri di
hadapan saya. Seorang sahabat lama yang sudah hampir sepuluh tahun tidak pernah
bertemu, perawakannya tidak ada yang berubah mulai dari cara bersisirnya hingga
cara berpakaiannya. Bahkan jika saya tidak salah ingat, pakaian yang dikenakannya saat itu adalah pakaian sehari-hari yang saya lihat sepuluh tahun yang lalu. ia bersepatu, tetapi saya tak sanggup menatap lama-lama sepatunya itu, hanya karena khawatir ia tersinggung jika saya menatapnya lama. Sebuah tas gemblok lusuh menempel di punggungnya, selusuh celana panjang yang warna hitamnya sudah memudar.

Sebut saja Mino, ia langsung membuka tangannya berharap saya memeluknya sama
hangatnya seperti dulu setiap kali kami bertemu. Tentu saja saya menyambut haru
tangan terbukanya itu, kami pun berpelukan hangat dan cukup lama. Aroma matahari cukup menyengat dari tubuhnya tak membuat saya ingin melepaskannya, semerbak kerinduan diantara kami telah mengalahkan segalanya. Mino, lelaki seusia saya itu bergetar hebat meski hanya beberapa menit kami berpelukan, saya merasa ada tetesan air di pundak saya. “Sudah jadi orang hebat sahabatku ini rupanya…” bibirnya bergetar.

Setelah berbicara sedikit tentang perjalanan masa lalu, saya agak iseng menanyakan keluarganya. Mino langsung tertegun, membuat saya merasa bersalah melepaskan pertanyaan itu. Bibirnya seperti hendak bergerak mengatakan sesuatu, tetapi yang terdengar hanya gumaman yang tak jelas. “Maaf jika saya menyinggung perasaanmu…” kalimat saya dipotong cepat, “Ooh tidak, tidak apa-apa…”


Beberapa detik kemudian saya mampu membaca pikirannya, “Apa yang bisa saya bantu No?” Wajahnya sumringah mendadak, senyum yang sudah lama tak pernah saya lihat, yang saya lihat terakhir kali sepuluh tahun lalu itu. Sambil menepuk pundak saya ia pun berseloroh, “Orang sukses seperti kamu pasti bisa membantu saya untuk keluar dari persoalan kehidupan ini…”

Saya mendengarkan kisahnya, tentang usaha reparasi komputernya yang bangkrut sehingga ia menjalani hari-hari tanpa penghasilan sepanjang hampir tiga tahun.
Tentang hidupnya yang terus nomaden karena tak sanggup membayar biaya kontrakan, kontrakan terakhirnya yang ia tempati saat ini pun sudah menunggak tiga bulan dan diberi ultimatum satu bulan lagi untuk segera melunasinya. Belum lagi soal biaya masuk sekolah untuk anaknya yang sama sekali tak ia sanggupi.

Dalam benak saya, “Mungkin ia akan meminjam atau meminta bantuan sejumlah uang
yang cukup besar”. Kadang saya berlaku sok pahlawan, ingin membantu seseorang
walaupun kondisi sering tidak memungkinkan untuk membantu maksimal. Namun rupanya dugaan saya salah, Mino hanya meminta sedikit dari yang saya kira, itupun meminjam. “Saya mau pinjam uang dua puluh ribu, bolehkah?” tanyanya hati-hati, mungkin ia khawatir saya tak bisa meminjaminya.

Saya tersenyum, dua puluh ribu tentu saja bukan lagi pinjaman. Dalam kebiasaan
saya, yang namanya pinjaman itu nilainya bisa sampai jutaan. “Begini No, kalau
dua puluh ribu saya tidak mau meminjamkannya, tapi saya akan memberikannya kepadamu… ikhl…” saya batalkan menyebut kata ini. Bahkan saya memberi lebih dari yang dimintanya, meski kemudian Mino bilang bahwa yang saya berikan itu statusnya tetap pinjaman. Saya bilang, “itu pemberian” dia bilang, “ini pinjaman”, saya menyudahi perdebatan soal status itu dengan menyerah pada kegigihannya untuk tetap “meminjam”, bukan “meminta”.

Dua bulan sudah saya tak mendengar kabar darinya. Entah apa yang bisa dilakukannya dengan uang yang tak seberapa itu. Hingga beberapa hari lalu, saya mendapat pesan singkat dari seseorang, “Saya ingin kembalikan lima puluh ribu yang saya pinjam tempo hari”. Saya bingung siapa yang mengirim pesan singkat tersebut karena namanya tidak tertera, setelah saya tanya siapa yang mengirimnya, terkirim lagi satu pesan singkat, “Ini Mino, maaf tidak bisa balas sms lagi soalnya pakai hape teman”.

Saya putuskan untuk menelepon langsung nomor tersebut dan berbicara dengannya. Saya sudah katakan bahwa uang itu bukan pinjaman, tetapi hadiah. Namun ia tetap bersikeras ingin mengembalikannya. Cerita ia, hari itu juga setelah mendapat uang dari saya ia langsung membeli satu dus air mineral untuk dijual satuan. Habis satu dus, ia membeli lagi, dijual lagi dan begitu seterusnya. Sehingga satu bulan kemudian ia punya sedikit uang untuk dijadikan modal berdagang ala kadarnya. Tidak hanya itu, ia pun terselamatkan dari usiran pemilik kontrakan karena mulai bisa menyicil biaya kontrakan yang tertunggak. “Alhamdulillaah, saya masih punya sahabat yang memerhatikan…” ujarnya dari seberang telepon.

Ingin sekali saya bertemu lagi dengan sahabat saya itu, kali ini saya akan memeluknya lebih lama dan lebih erat meski saya tahu aroma mataharinya lebih
menyengat dari yang saya reguk sekitar dua bulan lalu. Hati ini jelas berbunga-bunga, ada haru yang terus menyelimuti dinding-dinding jiwa ini selepas pembicaraan di telepon itu. Masih terngiang di telinga saya ketika ia hanya ingin meminjam dua puluh ribu rupiah, jauh dari dugaan saya sebelumnya. Namun dua puluh ribu yang ingin ia pinjam itu adalah sebuah nilai kehidupan bagi seorang Mino.

Dua puluh ribu rupiah, bagi sebagian kita hanyalah senilai sebungkus nasi di warung padang saat makan siang. Tetapi bagi orang seperti Mino adalah kehidupan panjang bagi ia, isteri dan dua anaknya. Dua puluh ribu bagi sebagian kita tidak cukup untuk uang jajan sehari anak-anak kita, namun bagi Mino berarti senyum panjang isteri dan anak-anaknya. Dua puluh ribu rupiah yang bagi sebagian kita sering dianggap recehan, namun bagi seorang Mino adalah nilai kehidupannya yang sangat berarti.

Sahabat, tahukah arti dua puluh ribu rupiah miliki Anda? (Bayu Gautama/Gaw)

Read More..

Sabtu, 01 Agustus 2009

Kebiasaan Baik


Ada seorang laki-laki yang mengidap susah tidur. Bahkan sudah berhari-hari tidak bisa tidur, akhirnya memutuskan datang ke dokter untuk berobat. Sang dokter menyarankan agar pasiennya menghitung satu sampai sepuluh, lalu ulangilah berkali-kali sampai bapak merasa ngantuk berat tak tertahankan. Begitulah dokter menyarankan.
Namun yang terjadi bapak itu malah tetap juga tidak bisa tidur. Bahkan dokter itu bilang, keadaan bapak malah lebih parah daripada yang sebelumnya. Kenapa bisa begitu pak, tanya sang dokter.

Benar pak, saya sudah mengikuti saran pak dokter, tetapi setiap hitungan ke delapan saya selalu melompat dari tempat tidur.

Loh, kok bisa begitu? Tanya sang dokter.

Iya pak, karena saya ini seorang petinju, jawab sang pasien...

Barangkali begitulah kita, senantiasa dibentuk oleh kebiasaan. Menurut Stephen Covey dalam buku Seven Habit, manusia pada dasarnya dibentuk dari perilaku kebiasaan sehari-hari. Bila yang dilakukan baik maka akan mengendap dalam alam bawah sadar, terlihat dari perilakunya maupun ucapannya. Sama seperti halnya petinju yang susah tidur yang disuruh berhitung satu sampai sepuluh oleh dokter maka hitungan yang kedelapan langsung loncat dari tempat tidur karena alam bawah sadar dirinya sedang berada diatas ring.

Itulah sebabnya Baginda Nabi Muhamad selalu menyarankan agar kita selalu berbuat baik dan juga berkata baik. Bila tidak bisa berbuat baik dan tidak bisa berkata baik hendaknya diam saja agar kita menjaga diri dari perbuatan ataupun perkataan yang menyakiti orang lain karena nanti akan menjadi kebiasaan dan memilih diam agar tidak menyakiti orang berarti melatih diri untuk kebiasaan baik.

hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam’ (HR Bukhari)
Wassalam,a,syafii
Read More..

Tergesa-gesa


Seorang pegawai terlambat pergi ke kantor, ia tergesa-gesa dengan motornya. Ditengah jalan terjadi razia dadakan oleh polisi. Prriiittt.., motornya dihentikan oleh polisi. "Mana surat-suratnya!", kata polisi. Ternyata si pengendara motor itu nggak bawa SIM. "Kamu saya tilang!", seru polisi. "wah, jangan pak, damai saja ya pak..", kata si pengendara mengiba. "Ya sudah, tidak usah damai, kamu pulang lagi, ambil dulu surat kelengkapan yang kurang!".

Si pengendara akhirnya pulang untuk mengambil SIM dan kembali berangkat ke kantor untuk bekerja. Priiitttt.., si pengendara diberhentikan polisi lagi. "Ada apa lagi sih pak?", kata si pengendara. "Anda tidak pakai helm!", kata polisi. Wah, gara-gara pulang mengambil SIM malah kelupaan helm, akhirnya si pengendara pulang mengambil helmnya.

Di tengah jalan saat kembali ke kantor, priiittttt!, "Nih.. surat-surat lengkap, helm udah bawa, serakah amat, ada apa lagi sih pak?", kata pengendara.

“Surat lengkap, helm sudah dipakai.. sekarang motornya mana?” seru polisi.

Begitulah bila kita selalu terburu-buru tidaklah ada manfaatnya selalu saja ada
yang tertinggal bahkan bisa berakibat fatal pada kondisi tertentu, misalnya jika terjadi gempa.

Ada seorang teman yang menyarankan bila terjadi gempa perlu diprioritaskan adalah melindungi tubuh. Bersembunyilah di bawah meja atau bergeraklah ke ruangan yang sedikit peralatannya. Bila tidak ada meja, lindungi kepala dengan bantal atau buku. Pastikan keselamatan orang-orang di dalam rumah atau didalam gedung dengan memanggil dan menanyakan keadaan mereka. Jangan berlari ke luar dengan tergesa-gesa. Berhati-hati dengan jatuhnya pecahan genting atau kaca.

Nah, maka dari itu sebaiknya mulai sekarang jika mengerjakan sesuatu tidaklah dengan tergesa-gesa atau terburu-buru, bersikaplah dengan tenang dan bersabar serta jangan lupa bawa SIM jika mengendarai motor atau mobil, nanti bisa ditilang ama Pak Polisi kalo lupa bawa SIM.

“Bertakwalah kepada Allah, sabarlah dan jangan engkau terburu – buru.”(al-Hasan al-Basri) Wassalam,a,syafii
Read More..

MOTIVASI


Assalamu’alaikum wr.wb

Salam kebahagian untukmu shahabat. Semoga di hari yang indah penuh dengan semangat baru. Harapan besar kita kepada Allah, agar kita selalu mendapatkan Cinta dan Kasih Sayang Nya. Mudah-mudahan kecemerlangan, kesuksesan dan keberhasilan menjadi pencapaian bagi kita.

Kebahagiaan adalah sebuah rasa yang amat dalam. Ia terkadang sulit untuk dilukiskan dan dijelaskan. Selain ia berbentuk relatif, terkadang menjelaskan dengan nada-nada indahpun, bukan begitu bunyinya. Karena ia terpatri dalam sanubari…dan hanya dirasakan bagi mereka menginginkan.

Alkisah di suatu siang, digubuk sawah yang kecil. istirahatlah sepasang suami – istri disana. Istrinya yang setia, sedang menyiapkan makanan untuk suami tercinta. Satu persatu dikeluarkan makanan yang telah disiapkan. Begitu selesai, diajaklah suaminya untuk makan bersama. Sungguh mesra. Saat makan, lewatlah mobil sedan BMW di tengah jalan, melewati hamparan sawah dan gubuk kecil. Sang suami bertutur kepada istrinya; “Istriku, alangkah bahagianya bila kita dapat berada dalam mobil itu. Setiap hari engkau bisa aku ajak jalan-jalan, tanpa kuizinkan matahari menyengat tubuhmu”… (duh mesranya…)...


Di mobil BMW mewahpun, di dalamnya ada suami dan istri, Sedang jalan-jalan ke sudut desa. Untuk menghilangkan penat di kepala akibat kerja dan hiruk pikuk kesibukan kota. Tatkala mereka melewati gubuk kecil. Ia melihat dua insan penuh mesra, makan siang bersama. Tiba-tiba terucap olehnya “Istriku…perhatikanlah mereka yang di sana…betapa indah dan bahagia bila kita dapat duduk dan makan bersama, ditemani oleh padi yang terus menari-menari bersama angin. Kita dapat merasakan hembusan nafas alam”…

Shahabatku yang baik…
Barangkali engkau pernah mengeluh, “Mengapa ini terjadi kepadaku”… mungkin juga engkau berucap, “mengapa aku terus sengsara seperti ini, sampai kapan ?” atau bisa jadi kau mendengar kata-kata mu sendiri “Mengapa hidupku tak Bahagia ?”…

Shahabat…aku merasakan yang kau alami. Bisa jadi karena sedikitnya alat tukar belanja di tangan, atau mungkin tempat peristirahatan belum senyaman kau harapkan. Atasan dan bawahan di kantor, tidak semua mendukung pendapatmu. Langkah-langkah besar kau jalani, belum membuahkan hasil sebagaimana keinginan. Kendaraan yang kau gunakan masih beroda dua. Mungkin juga engkau ingin melihat tubuhmu, lebih ideal. Dan masih ada hal lain . Mungkin kalimat-kalimat ini belumlah cukup mewakili apa yang kau rasakan…

Mari kita sadari bersama. Kekeliruan yang kita lakukan dalam hidup. Seringkali Karena memFOKUSkan kepada hal-hal yang tak kita miliki. Sehingga kenikmatan yang kita punya, tak pernah kita meRASAkannya.

Bukankah uang Rp.100.000 masih cukup buat kita makan bersama istri, suami dan anak di rumah? Rumah yang kita tinggali masih bisa melindungi dari sengatan matahari dan terpaan angin malam? Apakah tatkala pendapatmu belum diterima dan disetujui, menghalangimu untuk bekerja? Bukankah hasil yang belum sempurna itu, telah menghasilkan sesuatu bagimu? Bukankah kendaraan roda dua, masih bisa mengantarkan istrimu belanja, membawamu ke kantor dan mengantar anak-anakmu ke sekolah? Sisi yang manakah lagi ingin kau sempurnakan? Bukankah teman, suami dan anak-anakmu masih sangat sayang dan bangga akan dirimu?

Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumatkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, Pasti akan menambahkan (nikmat) kepadamu ; dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih”. (Ibrahim; 7)

Shahabatku yang baik…
Kita diberikan kekuatan oleh Yang Maha Bijaksana untuk memilih. Dari pilihan-pilihan inilah kita memutuskan. Apakah menjadi Bahagia ataukah Sedih ? Dan Tuhan tak pernah melarang kita untuk berkeinginan lebih. Karena salah satu pencapaian dan keberhasilan dimulai dari keinginan besar. Semua kembali kepada diri kita masing-masing. Doaku untukmu semoga engkau selalu bahagia …

Kekeliruan yang kita lakukan dalam hidup (Tidak bahagia). Seringkali Karena memFOKUSkan kepada hal-hal yang tak kita miliki. Sehingga kenikmatan yang kita punya, tak pernah kita meRASAkannya.

disadur dari : RAHMADSYAH, C.MNLP (dengan perubahan seperlunya)
Read More..

Senin, 06 Juli 2009

Alhamdulillah Ya Rabb

Alhamdulillah Ya rabb, dari hari jum,at kemarin di awal bulan juni 2009 kemarin diberi nikmat yang banyak sekali. Bisa jalan-jalan ke Malang dan ke Suramadu. Alhamdulillah terimakasih banyak untuk pak Cacuk dan Bu Ambar yang baik hati mau berbagi rejeki memudahkan dan melancarkan urusan bunda di kantor dan keluarga di rumah. Syukur bunda panjatkan atas rejeki dari Allah yang diberikan pada anak2 bunda semua. Subhanallah.

Berkat pertolongan dari Allah swt melalui bapak dan ibu juga pak Amiruddin yang sangat baik hati mau memberi bunda sesuatu yang sangat berharga untuk ananda athira supaya dapat berkomputer ria di rumah. Subhanallah sungguh sangat banyak nikmat Allah yang telah diberikan pada bunda sekeluarga amin.

Dengan Pertolongan dari Allah swt pulalah bunda dan keluarga dapat membawa jalan-jalan bersama bagas dan ayu yang sudah yatim. Hamba Mohon Ya Rabb jangan hapus kasih sayang Engkau pada hamba sekeluarga amin Read More..

Kamis, 02 Juli 2009

Hati Seorang Ayah

Seorang ayah memiliki hati yang penuh kasih untuk anak-anaknya. Hati seorang ayah akan tahan menderita bila sakit untuk dirinya sendiri, namun tidak akan tahan disaat melihat buah hatinya yang menderita. Bahkan jika sakit itu bisa digantikannya, ayah bersedia menggantikan sakit anaknya. Itulah hati seorang ayah.

Saya mengenal seorang teman yang juga seorang ayah. Saya biasa memanggilnya Mas Jay. Kami biasa berdiskusi lewat milis dan malam itu Mas Jay berkunjung ke Rumah Amalia. Mas Jay bertutur mulanya dirinya orang yang ‘mbeling’ tidak memiliki keyakinan yang mantap dan tetap. Ketertarikan belajar sholat secara serius ketika ajakan yang begitu menyentuh dari anaknya yang masih TK. Anak yang masih relatif kecil setiap hari selalu mengajaknya untuk mengerjakan sholat. Awalnya dirinya menanggapi hal itu sebagai biasa saja.

Ajakannya itu terasa betul-betul menampar hatinya. Begitu sangat berharga dan membuatnya menangis meraung-raung justru ketika anaknya sedang sakit masih sempat mengajaknya sholat Isya’. Katanya, ditengah malam anak saya suhu badannya panas tinggi dan perutnya mengeras. Anaknya menangis tak henti-hentinya merengek mengajak saya sholat. Tanpa berpikir panjang saya memenuhi permintaannya untuk mengambil air wudhu. Setelah mengerjakan sholat, kami bergegas menuju Rumah Sakit...


Setelah diperiksa ternyata putranya harus dioperasi. Karuan saja dirinya menjadi panik. Bagaimana mungkin anaknya yang masih kecil itu dengan kekuatan fisiknya yang masih lemah untuk menghadapi operasi. ‘Saya hanya bisa berserah diri kepada Alloh SWT, saya berjanji jika anak saya sembuh. Saya akan rajin melaksanakan sholat seperti yang dimintanya.’ Tuturnya.

Katanya Mas Jay sebelum anak saya masuk ruang operasi masih sempat bertanya pada dirinya, ‘ayah sudah sholat belum.’ Kata-kata itu begitu mengiris-iris hati saya. Dulu bila mendengar ajakan teman-temannya untuk sholat selalu menolaknya karena keengganan untuk melaksanakan sholat. Sekarang kata-kata itu justru muncul dari anak yang disayanginya, bagaimana mungkin dirinya bisa menolaknya, lanjutnya. Mas Jay tak bisa menyembunyikan airmatanya yang terus bercucuran.

‘Saya menunggu putranya didepan kamar operasi’ tuturnya. Ketika lampu operasi menyala. Dirinya bersama istri tercinta tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya, hilir mudik didepan kamar operasi. Waktu seolah berjalan lama sekali. ‘Segala macam doa yang saya tahu saya panjatkan kehadirat Alloh SWT.’
Setelah begitu lama, kamar operasi itu terbuka. Seorang dokter muncul dari pintu. Mencopot sarung tangannya. ‘Operasinya berjalan dengan baik, anak bapak sekarang perlu istirahat setelah itu boleh pulang.’ Mas Jay menangis bahagia. ‘Alangkah nikmatnya anugerah Alloh SWT yang diberikan kepada saya disaat harapan mulai memudar, Alloh SWT menyelamatkan putra saya,’ tuturnya. ‘Dan sejak itu saya lebih giat untuk melaksanakan sholat karena saya harus memenuhi janji saya,’ kata Mas Jay malam itu. Saya bisa merasakan apa yang terjadi pada dirinya. Begitulah hati seorang ayah yang penuh kasih untuk sang buah hatinya.

Read More..

Indahnya Memberi Salam

Ketika pagi hari anak-anak Amalia berkumpul. Dihari liburan selain kegiatan bimbel bahasa inggris yang diajarkan oleh bunda Nani. Anak-anak Amalia juga belajar Matematika yang dibimbing oleh Kak Yusman dan Kak Rani.

Saya bertanya pada anak-anak Amalia. 'Siapa yang biasa masuk rumah memberi salam?' Hampir semua anak-anak Amalia mengangkat tangannya. Tiba-tiba Adi bertanya, 'Kak Agus, kenapa kita harus memberi salam?' 'Memberi salam adalah doa dan penghormatan kita kepada sesama.' jawab saya.

Kemudian saya menerangkan kepada anak-anak Amalia bahwa ada Sabda Baginda Nabi Muhamad SAW.

'Kewajiban seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam; yaitu (a) apabila berjumpa, ucapkanlah salam kepadanya, (b) apabila ia mengundang, penuhilah undangannya, (c) apabila ia minta nasehat, berilah ia nasehat, (d) apabila ia bersin yang disertai ucapan Alhamdulillah, maka ucapkanlah yarhamukallah, (e) apabila ia sakit, lawatlah, dan (f) apabila ia meninggal, hantarkanlah jenazahnya.' (HR. Muslim)...


'Lantas bagaimana tatakrama dalam memberi salam kak?' tanya Mona.

Saya jelaskan kepada Mona dan juga anak-anak Amalia lainnya bahwa tatakrama memberi salam ada 7 hal, diantaranya adalah.

1. Sedapat mungkin memberi salam dengan salam paripurna sesuai syari`ah, yaitu
ucapan Assalamu `alaikum warahmatullahi wa barakatuh.

Hadis yang diriwayatkan oleh Umar bin Husain r.a. menceriterakan bahwa: 'Seorang lelaki mendatangi Rasulullah SAW seraya mengucapkan salam Assalamu `alaikum, lalu Rasulullah menjawabnya. Kemudian lelaki itu duduk, dan Rasulullah kemudian berkata kepadanya, engkau mendapat sepuluh (pahala). Tak lama kemudian datang seorang lelaki lain dan mengucapkan salam Assalamu `alaikum warahmatullah, dan Rasulullah juga menjawabnya. Setelah lelaki itu
duduk, Rasulullah berkata kepadanya; engkau memperoleh duapuluh (pahala).
Kemudian datang lagi seorang lelaki dan mengucapkan salam Assalamu `alaikum warahmatullahi wa barakatuh, dan Rasulullah menjawabnya pula. Setelah lelaki terakhir itu mengambil tempat duduk, Rasulullah berkata kepadanya, engkau memperoleh tigapuluh (pahala)'. (HR. Abu Daud, Tirmizi dan Nasai dengan sanad yang kuat)

2. Di antara adab memberi salam ialah,

a. Pejalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk.

b. Pengendara kendaraan memberi salam kepada pejalan kaki.

c. Kelompok yang jumlahnya sedikit memberi salam kepada kelompok yang jumlahnya lebih besar.

d. Yang muda usia memberi salam kepada yang lebih tua.

e. Orang yang baru masuk ke ruangan memberi salam kepada orang yang sudah berada duluan di dalam ruangan.

3. Apabila dua orang sahabat berjumpa, cukuplah dengan bersalaman dan mengucapkan salam tanpa berpelukan, kecuali bagi orang yang baru pulang dari perantauan, kepada mereka disunahkan berpelukan.

Hadis riwayat Anas bin Malik menyebutkan: 'Adalah para sahabat Rasulullah SAW apabila bertemu satu sama lain, mereka memberi salam dan berjabat tangan. Dan apabila pulang dari perantauan, mereka saling berpelukan'.

4. Makruh mengucapkan `alaikas salam, karena ucapan itu pantasnya untuk orang yang telah meningggal. Ucapan salam yang disyari`atkan ialah Assalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

5. Disunahkan ucapan salam diulangi lebih dari satu kali jika orangnya banyak, supaya semua bisa mendengarnya. Rasulullah SAW jika datang kepada suatu kaum, beliau mengucapkan salamnya tiga kali. (HR. Bukhari)

6. Salam tidak cukup hanya dengan isyarat saja tanpa mengucapkan lafaz salamnya apabila jarak antara keduanya jauh.

7. Makruh memberi salam kepada orang yang sedang buang air atau sedang di kamar mandi.

Setelah menjelaskan kepada Mona anak-anak Amalia betapa indahnya memberi salam. Mona mengangguk mengerti. Pada sesi terakhir kami bersama-sama membaca shalawat Nabi. Anak-anak nampak wajahnya berseri-seri penuh kebahagiaan menikmati hidup dengan penuh rasa syukur.
Wassalam,agussyafii




Read More..

Matikan TV!

Matikan TV! begitu teriak istri saya. Saya memahami kegelisahan istri saya. TV buat kami sekeluarga sudah tidak lagi membuat nyaman. Tontonan teramat vulgar dan teramat tidak mendidik. Orang dewasa selalu menyebarkan kebencian dan ketakutan, kata istri saya. Sudah hampir tidak ada lagi ruang keindahan, lanjutnya.

Anak-anak yang kebanyakan menonton Tv menjadi tercerabut dari dari komunitas sosialnya. Itulah sebabnya saya sangat memahami teriakan istri saya, matikan TV! Mematikan TV mencoba menikmati keindahan dalam keseharian sungguh sangat nikmat...


Keindahan yang sesungguhnya menyentuh jiwa kita menggetarkan kealamian kita untuk mengingatkan siapa sebenarnya diri kita. Keindahan bisa bertegur sapa dipagi hari sambil menikmati indahnya matahari pagi. Menghirup udara yang segar. Kesunyian dan kekhusyu'an dalam sholat. alunan dari nyanyian pepohonan. Lembutnya tangan Sang ayah yang menggenggam tangan putrinya yang dicintai.

Melatih diri dengan memusatkan perhatian kepada keindahan sangatlah mudah. hanya membutuhkan penyesuaian hati dan pikiran. Jika kita ingin melihat keindahan, latihlah kesadaran anda hanya untuk melihat keindahan dengan melakukan aktifitas keseharian, nikmati sebuah aktifitasnya. Ketika kita melatih hati dan pikiran anak-anak kita agar fokus kepada keindahan Maka anak-anak hanya mengenal keindahan dan kebaikan. Maka tidak ada ruang untuk kebencian dan ketakutan.

Jadi saran saya, matikan TV! Ajaklah anak-anak belajar dan bermain bersama ayah dan ibu. Ajaklah jalan-jalan keliling kampung sambil bertegur sapa dengan tetangga atau berbincang banyak hal tentang kehidupan. Wassalam, agussyafii

Read More..

Jumat, 26 Juni 2009

Blog dan New Wave Marketing

Belakangan ini saya jadi suka baca-baca tuilsannya Pak Hermawan Kartajaya di Kompas.com tentang New Wave Marketing. Bukan tanpa alasan saya baca-baca itu, karena sejak 2 tahun lalu sebenarnya saya mulai menyukai topik-topik marketing. Saya sampai membeli buku tentang marketing, seperti bukunya Hermawan Kartajaya on Positioning-Differentiation-Brand dan Ideavirusnya Seth Godin, juga baca-baca entri blog tentang marketing. Maklum lah anak muda, apapun yang menarik langsung dipelajari, hehe.. Tapi sudah setahunan belakangan saya tidak terlalu banyak lagi belajar dan cari-cari informasi tentang dunia marketing. Sampai di beberapa minggu terakhir ini saya mulai denger istilah New Wave Marketing.
Merujuk dari The World is still Round, the Market is already Flat, Pak Hermawan Kartajaya mendeskripsikan new wave marketing sebagai dunia pemasaran dimana perusahaan sebagai pemasar berbaur dalam lingkungan yang sama dengan pelanggan alias target pasar. Dan itu bisa terjadi karena peranan teknologi informasi, khususnya Web 2.0.
Yang menarik, dunia TIK saat ini sedang heboh dengan apa yang disebut sebagai Web 2.0. Inilah generasi berikutnya dari internet yang dulunya cuma bisa memberikan informasi. Saat ini internet sudah bersifat interaktif. Era Web 2.0 ini membuat internet tidak lagi bersifat vertikal semata, tapi sudah bersifat horisontal.
Bukan cuma bersifat One-to-Many atau One-to-One, tapi sudah bersifat Many-to-Many. Karena itulah, pasar menjadi datar. Artinya, tidak ada perbedaan status antara Marketer dan Customer. Marketer dan Customer sama rata. Marketer sudah berbaur dengan Customer-nya...

Dengan demikian, hanya marketing yang bersifat horisontal yang akan efektif.
dari The World is still Round, the Market is already Flat,
Wah, seru juga setelah tahu kalo New Wave Marketing ini ternyata memanfaatkan Web 2.0. Blog adalah salah satu ‘warga’ dari Web 2.0 bukan? Artinya blog pun perannya lebih luas lagi, nggak cuma sekedar yang udah pernah kita bahas sebelumnya (buat curhat, buat personal branding, buat media pembelajaran, buat politik, buat menunjukkan kompetensi diri, buat memperluas jaringan), tapi bisa juga buat alat pemasaran!
Hmm, kira-kira gimana ya, manfaatin blog beserta keluarga Web 2.0 lainnya buat alat pemasaran ya? Nah, buat yang kepengen tahu, MarkPlus Inc., sebuah perusahaan konsultan pemasaran terkemuka yang dipimpin Pak Hermawan Kartajaya akan menyelenggarakan sebuah konferensi tahunan tentangmarketing yang bernama MarkPlus Conference 2009. Tema yang diangkat pada konferensi tahun ini adalah tentang new wave marketing, yaitu Riding The NEW WAVE: Are You Ready to Take-Off?


INTEGRATING OFF-LINE & ON-LINE COMMUNITY,
Internet telah berubah wujud, menjadi “mutan” yang sama sekali lain. Tepatnya sejak Tim O’Reilly, seorang pakar internet, “memproklamirkan” lahirnya Web 2.0 tahun 2004. Dengan perkembangan baru ini setiap orang kini bisa dengan mudah berkomunikasi, berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, berkomunitas, atau berkolaborasi satu sama lain. Kalau dulu dalam format Web 1.0, situs internet begitu “angkuh” karena statis, pasif, dan satu arah, maka kini dalam format Web 2.0 internet menjadi demikian cool , fun , dan interaktif.

RESEARCH 2.0 on SOCIAL MEDIA,
Fenomena ini menunujukkan optimisme bahwa dengan semakin berkembangnya penetrasi internet di Indonesia, pendekatan riset research 2.0 akan semakin menemukan relevansinya, sekarang tergantung bagaimana kita mengoptimalkannya. Memang tidak semua produk cocok menggunakan pendekatan research 2.0 . Produk-produk yang lebih bersifat lifestyle dan menyasar anak muda lah yang paling pas menggunakan research 2.0.
Pasar Remaja termasuk segmen yang sangat basah. Karena itu, tak heran jika saat ini banyak pemasar yang berlomba-lomba menyasar segmen ini.Temukan pengalaman para pelaku bisnis yang sukses menyasar segmen remaja di MarkPlus Conference 09.
Ayo ngeBlog!
Read More..

Senin, 22 Juni 2009

The 12 Cs of New Wave Marketing


ERA New Wave Marketing memang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Perkembangan peradaban manusia berjalan seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam berbagai literatur seperti dalam The 8th Habit: From Effectiveness to Greatness karya Stephen Covey, A Whole New Mind karya Daniel Pink, dan The Rise of the Creative Classkarya Richard Florida, bisa disimpulkan bahwa sebenarnya ada lima tahap perkembangan peradaban manusia.

Awalnya, untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, manusia berperan sebagai pemburu binatang atau pengumpul tumbuh-tumbuhan. Karena itu mereka hidup berpindah-pindah alias nomaden, tergantung ada di mana hewan buruannya itu atau di mana tumbuh-tumbuhan yang bisa dimakan. Di tahap ini manusia hanya mengenal teknologi yang sangat primitif seperti tombak, panah, pisau, dan sebagainya, yang dipakai untuk aktivitasnya tadi.

Kemudian, di tahap kedua, manusia mulai menetap dan bercocok tanam. Manusia sudah mengenal sistem pengairan dan cara membiakkan hewan ternak. Manusia sudah mampu mengolah lahan agar bisa subur untuk bercocok tanam. Pekerjaan manusia yang dominan di sini adalah bertani. Sampai pada masa inilah yang dikenal sebagai Era Agrikultural. Era agrikultural ini berlangsung kira-kira sampai pertengahan abad ke-19.....


Di tahap ketiga perkembangan peradabannya, mulai tumbuh berbagai industri dengan mesin-mesinnya. Revolusi industri yang dipelopori oleh penemuan mesin uap oleh James Watt pada pertengahan abad ke-18 menandai hal ini. Pada Era Industrial inilah orang mulai banyak yang bekerja di pabrik. Orang juga mulai sering bepergian jauh setelah dibangunnya kapal yang modern dan juga diciptakannya pesawat udara. Era Industrial ini berlangsung kira-kira sejak pertengahan abad ke-18 sampai pertengahan abad ke-20.

Kemudian di tahap selanjutnya, mulai tumbuh adanya kebutuhan yang berbasis jasa (service-based) dan pengetahuan (knowledge-based). Karena itulah muncul berbagai bidang pekerjaan yang berhubungan dengan hal tersebut. Di bidang jasa tumbuh sektor perbankan untuk mendukung industri manufaktur dan juga bisnis penginapan/hotel untuk memenuhi kebutuhan orang yang mulai sering bepergian.

Setelah itu, pada dasawarsa 1980-an, bidang teknologi informasi mulai berkembang pesat yang ditandai dengan kehadiran personal computer (PC). Kehadiran PC ini membuat pengetahuan berkembang dengan sangat pesat karena PC memudahkan orang untuk mengakses informasi. Perkembangan peradaban manusia yang ditandai oleh lahirnya sektor jasa dan teknologi informasi inilah yang disebut sebagai Era Informasi, yang berlangsung dari pertengahan abad ke-20 sampai awal abad ke-21.

Dan saat ini, manusia mulai memasuki tahap perkembangan peradaban yang kelima, yaitu sebagai pekerja kreatif (creative worker). Akumulasi pengetahuan (reservoir of knowledge) yang sebelumnya sudah didapat pada Era Informasi menjadikan orang mampu melahirkan kebijakan (wisdom) untuk menciptakan berbagai hal yang jauh lebih kreatif. Era inilah yang merupakan eranya New Wave.

Jika sebelumnya kehadiran teknologi mendorong produktivitas (technology driving productivity), maka pada era New Wave ini teknologi yang ada mendorong lahirnya kreativitas (technology driving creativity). Perbedaannya dengan pada Era Informasi, teknologi pada Era New Wave mendorong tumbuhnya partisipasi. Semakin banyak orang yang bisa ter-connect satu sama lain untuk berpartisipasi, untuk belajar, dan untuk menciptakan sesuatu.

Seperti yang dikatakan Scott McNealy, Chairman Sun Microsystems, di Era Informasi alias Era Legacy Marketing, yang akan menguasai pasar adalah mereka yang mampu mengendalikan proses penciptaan dan pendistribusian informasi. Sementara di Era Partisipasi alias Era New Wave Marketing, yang penting adalah akses. Akses ini memungkinkan terciptanya value secara bersama melalui jaringan orang yang saling berbagi, berinteraksi, dan menyelesaikan masalah.

Karena itulah, elemen-elemen marketing yang selama ini kita kenal dalam Legacy Marketing juga harus mengalami penyesuaian. Sekadar mengingatkan, dalam Legacy Marketing dikenal Sembilan Elemen Marketing yang terdiri dari Segmentation, Targeting, Positioning, Differentiation, Marketing-Mix (Product, Price, Place, Promotion), Selling, Brand, Service, dan Process.

Nah, dalam New Wave Marketing, elemen-elemen tersebut menjadi apa yang saya sebut sebagai “The 12 Cs of New Wave Marketing”. Kedua belas C ini adalah Communitization, Confirming, Clarifying, Coding, Crowd-Combo (Co-Creation, Currency, Communal Activation, Conversation), Commercialization, Character, Caring, dan Collaboration.(Hermawan Kartajaya )
Read More..

Kamis, 11 Juni 2009

Alhamdulillah Nisa dan Bunda di tolong Allah Swt


Tadi malam seusai antar ayah ke jalan Raya A. Yani di daerah perumahan Delta Sari, bunda bersama Nisa naik motor, sambil cerita dan mampir di apotik untuk beli obat Indie yang sakit batuk belum sembuh-sembuh, juga nisa yang masih pilek.
Agak lama di apotik terus lihat ke toko lain yang ada perlengkapan bayi dan anak, nisa minta dibeliin sandal sama bunda karena sandal yang pernah dibelikan bunda, kesayangan Nisa sudah rusak kena air dan sudah tidak bisa dipakai lagi. Juga Nisa minta dibelikan mainan Yoyo, yang sama seperti punya kaka Athira.
Bunda gelisah memikirkan adik Indie yang masih sakit di tinggal di rumah bersama Mbak Min dan kaka tira dan sedang ada mas wawan anak angkatnya Mak Rah (almarhumah yang meninggal baru 40 hari yang lalu) dari Nganjuk.
Nisa masih merengek minta dibelikan nasi goreng karena persis sebelah apotik ada rumah makan chinese food, aromanya tercium nisa yang kriuk-kriuk perutnya kalau diluar rumah. Sama seperti kaka athira kalau diajak ke luar rumah apalagi jalan ke mall yang tadinya kenyang di rumah mendadak lapar kalau sudah melihat restoran yang mereknya Athira dan Bunda yang di maksud adalah restoran yang dari amrik itu;AW singkatan dari athira dan waty nama bunda.
"Nggak usah beli nasi goreng yang disini mahal, nanti aja kita tunggu nasi goreng yang lewat rumah kita, saat malam sesudah waktu sholat Isya"; Kata bunda sambil merayu Nisa yang suka ngambek. Alhamdulillah Nisa menurut pada keinginan bunda...
Saat bunda stater motor ternyata menyala sebentar kemudian mati, bunda dorong pelan-pelan bisa nyala sebentar pas di tengah jalan mati lagi. Bunda cek bensinnya ternyata habis, bunda berusaha dulu di choke tetep nggak berhasil. Motor itu siang sipake ayah kerja lupa nggak diisi bensinnya. Bunda sempat marah sama ayah sambil ngomong sama Nisa: " Mbak Anisa bilang sama ayah kalau pakai motor bunda tolong diisi bensinnya, jangan nyusahin bunda sama nisa seperti ini ya!; kata bunda sambil bawa motor Nisa tertinggal dibelakang jalan kaki. " Ya bun nanti tak bilangin ayah"; jawab Nisa.
Sekitar 100 meter dorong motor dan Nisa berjalan sambil semangat, tiba-tiba ada pengendara motor yang berhenti dan menanyakan keadaan bunda dan Nisa yang bawa motor tapi anaknya jalan. Nisa bertanya:"Bun itu temennya bunda tah? Bunda Jawab:"Bukan Nis bunda nggak kenal". Pengendara motor itu laki-laki usianya di perkirakan setengah dari usia bunda. "Kenapa, bu?' tanya pengendara tersebut, "Bensinnya abis mas"; jawab bunda. "Tunggu disini ya anaknya mau dibonceng saya? saya mau ambilkan bensin, saya tahu dekat sini ada yang jual bensin eceran"; kata Mas pengendara motor lagi.
Belum saya jawab Mas pengendara motor itu sudah pergi meninggalkan kami berdua di jalan yang sedikit penerangan karena sudah malam. Bunda tidak membawa alat komunikasi hanya terdiam dan berdoa, sambil terharu dengan peristiwa yang baru saja bunda dan Nisa alami. Tak lama kemudian datanglah Mas pengendara sepeda motor dengan membawa 1 botol bensin, segera ditumpahkan kedalam tangki bensin motor. Setelah itu pengendara motor meninggalkan kami setelah bunda mengucapkan terimakasih dan menolak uang yang bunda berikan untuk pembayaran bensin.
Subhanallah, Alhamdulillah secepat itu Allah menolong Nisa dan bunda. Pesan buat Nisa yang rajin sedekah Insyaallah Nisa akan rajin sholat setelah Nisa besar nanti ya bun.
Read More..

Selasa, 09 Juni 2009

Hari gini belum bayar Zakat..., apa kata Akhirat?


Alhamdulillah pagi ini, bunda sambil digonceng sepeda motor sama ayah, membaca iklan dari Rumah zakat atau yang sejenis itu, bunda lupa hanya baca sekilas. Tapi intinya iklan ini terinspirasi dari hari gini belum bayar pajak apa kata Dunia?
Subhanallah, selama ini kita hanya memikirkan dan selalu waktu kita tersita oleh urusan dunia. Padahal Allah selalu mengingatkan masa depan kita adalah setelah kematian atau lebih tepatnya setelah kita meninggalkan dunia yang fana ini.
Bunda mengingatkan pada diri bunda pribadi apakah keluarga kita sudah membayar zakat selain zakat fitrah yang satu tahun satu kali dan zakat yang lainnya seperti zakat emas perhiasan atau zakat harta maupun zakat hasil bumi dll.
Ananda sholehah semua putri bunda dan Mas Bagas juga Mbak Ayu pesan bunda selalu agar kalian saling menyayangi dan saling mengingatkan saling melindungi dan saling membela. Sungguh bunda juga terinspirasi dari; Hemers sahabat sejati selalu setia sesuai moto kantor bunda Telkom Solution, Astagfirullah, dunia lagi pikirannya bunda eh akhiratnya mana Bun?
Jangan lupa sayang, nanda sholeh dan sholehah, Beramalah sebanyak-banyaknya sebagai tabungan akhiratmu. Semakin banyak yang disedekahkan harta kita semakin bertambah. Semoga. Doa Bunda selalu menyertai Nanda sholehah amin.
Read More..

Senin, 01 Juni 2009

Izinkan aku bertutur


Ketika lahir, anak lelakiku gelap benar kulitnya, Lalu kubilang pada ayahnya: "Subhanallah, dia benar-benar mirip denganmu ya!" Suamiku menjawab: "Bukankah sesuai keinginanmu? Kau yang bilang kalau anak lelaki ingin seperti aku." Aku mengangguk. Suamiku kembali bekerja sepertibiasa.Ketika bayi kecilku berulang tahun pertama, aku mengusulkan perayaannya dengan mengkhatam kan Al Quran di rumah Lalu kubilang pada suamiku: "Supaya ia menjadi penghafal Kitabullah ya,Yah." Suamiku menatap padaku seraya pelan berkata: "Oh ya. Ide bagus itu."Bayi kami itu, kami beri nama Ahmad, mengikuti panggilan Rasulnya. Tidakberapa lama, ia sudah pandai memanggil-manggil kami berdua: Ammaa. Apppaa. Lalu ia menunjuk pada dirinya seraya berkata: Ammat! Maksudnya ia Ahmad. Kami berdua sangat bahagia dengan kehadirannya.
Ahmad tumbuh jadi anak cerdas, persis seperti papanya. Pelajaran matematika sederhana sangat mudah dikuasainya. Ah, papanya memang jago matematika. Ia kebanggaan keluarganya. Sekarang pun sedang S3 di bidang Matematika.
Ketika Ahmad ulang tahun kelima, kami mengundang keluarga. Berdandan rapikami semua. Tibalah saat Ahmad menjadi bosan dan agak mengesalkan.Tiba-tiba ia minta naik ke punggung papanya. Entah apa yang menyebabkanpapanya begitu berang, mungkin menganggap Ahmad sudah sekolah, sudah terlalu besar untuk main kuda-kudaan, atau lantaran banyak tamu dan ia kelelahan.


Badan Ahmad terhempas ditolak papanya, wajahnya merah, tangisnya pecah, Muhammad terluka hatinya di hari ulang tahunnya kelima. Sejak hari itu, Ahamad jadi pendiam. Murung ke sekolah, menyendiri di rumah. Ia tak lagisuka bertanya, dan ia menjadi amat mudah marah.
Aku coba mendekati suamiku, dan menyampaikan alasanku. Ia sedangmenyelesaikan papernya dan tak mau diganggu oleh urusan seremeh itu, katanya.
Tahun demi tahun berlalu. Tak terasa Ahmad telah selesai S1. Pemuda gagah,pandai dan pendiam telah membawakan aku seorang mantu dan seorang cucu.Ketika lahir, cucuku itu, istrinya berseru sambil tertawa-tawa lucu:"Subhanallah! Kulitnya gelap, Mas, persis seperti kulitmu!"
Ahmad menoleh dengan kaku, tampak ia tersinggung dan merasa malu."Salahmu. Kamu yang ingin sendiri, kan. Kalau lelaki ingin seperti aku!"
Di tanganku, terajut ruang dan waktu. Terasa ada yang pedih di hatiku. Adayang mencemaskan aku. Cucuku pulang ke rumah, bulan berlalu.
Kami, nenek dan kakeknya, datang bertamu. Ahmad kecil sedang digendongayahnya. Menangis ia. Tiba-tiba Ahmad anakku menyergah sambil berteriakmenghentak, "Ah, gimana sih, kok nggak dikasih pampers anak ini!" Dengankasar disorongkannya bayi mungil itu.
Suamiku membaca korannya, tak tergerak oleh suasana. Ahmad, papa bayi ini, segera membersihkan dirinya di kamar mandi.
Aku, wanita tua, ruang dan waktu kurajut dalam pedih duka seorang istridan seorang ibu. Aku tak sanggup lagi menahan gelora di dada ini. Pecahlahtangisku serasa sudah berabad aku menyimpannya.
Aku rebut koran di tangan suamiku dan kukatakan padanya: "Dulu kauhempaskan Ahmad di lantai itu! Ulang tahun ke lima, kau ingat? Kau tolakia merangkak di punggungmu! Dan ketika aku minta kau perbaiki, kau bilangkau sibuk sekali. Kau dengar? Kau dengar anakmu tadi? Dia tidak sukadipipisi. Dia asing dengan anaknya sendiri!"
Allahumma Shali ala Muhammad. Allahumma Shalli alaihi wassalaam.Aku ingin anakku menirumu, wahai Nabi. Engkau membopong cucu-cucumu dipunggungmu, engkau bermain berkejaran dengan mereka Engkau bahkan menengok seorang anak yang burung peliharaannya mati. Dan engkau pula yang berkata ketika seorang ibu merenggut bayinya dari gendonganmu, "Bekas najis ini bisa kuseka, tetapi apakah kau bisa menggantikan saraf halus yang putus di kepalanya?"
Aku memandang suamiku yang terpaku. Aku memandang anakku yang tegak diam bagai karang tajam. Kupandangi keduanya, berlinangan air mata. Aku takboleh berputus asa dari Rahmat-Mu, ya Allah, bukankah begitu?
Lalu kuambil tangan suamiku, meski kaku, kubimbing ia mendekat kepadaAhmad. Kubawa tangannya menyisir kepala anaknya, yang berpuluh tahun tak merasakan sentuhan tangan seorang ayah yang didamba.
Dada Ahmad berguncang menerima belaian. Kukatakan di hadapan merekaberdua, "Lakukanlah ini, permintaan seorang yang akan dijemput ajal yangtak mampu mewariskan apa-apa: kecuali Cinta. Lakukanlah, demi setiap anak lelaki yang akan lahir dan menurunkan keturunan demi keturunan.Lakukanlah, untuk sebuah perubahan besar di rumah tangga kita! Juga dipermukaan dunia. Tak akan pernah ada perdamaian selama anak laki-laki takdiajarkan rasa kasih dan sayang, ucapan kemesraan, sentuhan dan belaian, bukan hanya pelajaran untuk menjadi jantan seperti yang kalian pahami. Kegagahan tanpa perasaan.
Dua laki-laki dewasa mengambang air di mata mereka. Dua laki-laki dewasadan seorang wanita tua terpaku di tempatnya. Memang tak mudah untukberubah. Tapi harus dimulai. Aku serahkan bayi Ahmad ke pelukan suamiku. Aku bilang: "Tak ada kata terlambat untuk mulai, Sayang."
Dua laki-laki dewasa itu kini belajar kembali. Menggendong bersama,bergantian menggantikan popoknya, pura-pura merancang hari depan si bayisambil tertawa-tawa berdua, membuka kisah-kisah lama mereka yang penuhkabut rahasia, dan menemukan betapa sesungguhnya di antara keduanya Allahmenitipkan perasaan saling membutuhkan yang tak pernah terungkapkan dengan kata, atau sentuhan.
Kini tawa mereka memenuhi rongga dadaku yang sesak oleh bahagia, syukur pada-Mu Ya Allah! Engkaulah penolong satu-satunya ketika semua jalan tampak buntu. Engkaulah cahaya di ujung keputusasaanku.
Tiga laki-laki dalam hidupku aku titipkan mereka di tangan-Mu. Kelak, jikaaku boleh bertemu dengannya, Nabiku, aku ingin sekali berkata: Ya, Nabi.aku telah mencoba sepenuh daya tenaga untuk mengajak mereka semuamenirumu!
Amin, alhamdulillah
Read More..

Jumat, 29 Mei 2009

Alhamdulillah Cucu pertama telah lahir

Subhanallah telah lahir dengan selamat dan sehat seorang putri yang sangat dinantikan oleh semua keluarga besar Ayah. Mas Yogi dan Mbak Ros telah menjadi seorang ayah dan bunda Alhamdulillah, semoga cucu, putri Sebastian menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa .. amin !
Kemantapan mereka terhadap agama tauhid yang telah ditegakkan nenek-moyangnya. ''Hai anak-cucuku, siapakah yang akan kalian sembah sepeninggalku nanti?'' tanyanya.
Dengan tegas anak-cucu Yakub menjawab, ''Kami akan menyembah Tuhan sesembahanmu dan sesembahan moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishak, yaitu Tuhan Yang Mahaesa. Dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.'' (Al-Baqarah 133). Dialog di atas menggambarkan keserasian antara generasi tua dan generasi penerus dalam menegakkan ajaran tauhid, yang tentu saja harus menjadi teladan bagi setiap muslim. Yakub sangat khawatir meninggalkan generasi lemah iman dan gersang agamanya. Namun ia sangat bahagia ketika mendengar anak-cucunya memberikan pernyataan bahwa mereka tetap berpegang teguh pada ajaran tauhid.

Yang ditanyakan Yakub, ''Siapakah yang akan kalian sembah sepeninggalku nanti'', bukan ''Apa yang akan kalian makan sepeninggalku nanti.'' Sungguh suatu penanaman nilai tauhid yang sangat luar biasa lagi mendalam. Kenyataan yang ada sekarang, jauh berbeda. Banyak orangtua lebih mendambakan harta. Merasa sangat khawatir anak-cucuknya tidak bisa makan sepeninggalnya nanti, hingga tidak jarang hidupnya dihabiskan untuk mengumpulkan kekayaan. Tak lagi ingat halal-haram, yang penting anak-cucu bisa hidup bahagia dengan harta warisan sampai tujuh turunan. Agama sekadar ucapan lisan, hatinya kosong penuh kemunafikan. Padahal Ibrahim dan Yakub pernah berwasiat, ''Hai anak-cucuku, Allah telah memilih buatmu agama, maka janganlah kalian mati sebelum benar-benar menjalankan ajaran agama Islam.'' (Al-Baqarah 132).
Kita diberi pelajaran yang sangat berharga, agar mengikuti jejak Ibrahim dan Yakub dalam membina generasi penerus. Kalau kita mengikuti paham materialis, berarti telah cenderung pada faham Qarun yang ditenggelamkan ke bumi oleh Allah. Kekayaan yang pelimpah akan menjadi fitnah bagi anak-cucu. Boleh jadi mereka akan memperebutkan harta warisan, lupa kepada jerih payah dan perjuangan orangtua. Melihat realitas yang ada, ketika manusia sibuk memikirkan materi, kita seharusnya mampu mencoba diri membekali nilai-nilai tauhid kepada anak-anak sejak dini. Kita kenalkan mereka dengan kalimah thayibah. Kita perdengarkan kepadanya bacaan kalam Ilahi dan ucapan-ucapan yang baik. Kita perlihatkan perilaku yang terpuji, dan bahkan di dalam rumah pun kita pajang hiasan dinding yang mengandung nilai-nilai Islami.
Kita ajak anak-anak ke majelis taklim, ke masjid maupun ke surau. Kita biasakan mereka berinfak, mengasihi fakir miskin, dan yatim piatu. Menyayangi teman dan menanamkan rasa kebersamaan. Dari sinilah akan lahir generasi tauhid yang kita dambakan.
Read More..

Rabu, 27 Mei 2009

Tangis haru bunda


Alhamdulillah ananda sholehah Athira putri sulung bunda mendapat undangan, dari tempat pengajian kaka begitu bunda memanggil ananda Athira.
Ahad pagi tanggal 24 Mei ananda sudah siap memakai baju ngaji naik sepeda persiapan ke rumah ustadzah Ibah.
Diam-diamtanpa sepengetahuan kaka tira, bunda menghadiri undangan sendiri karena kaka bilang itu untuk santri saja.
Sebelumnya kaka dapat pinjaman uang dari Mbak Plus 20 ribu untuk acara ini. Alhamdulillah Mbak Plus bunda berterimakasih untuk kelancaran kaka ngaji mau meminjamkan uang gaji pertama mbak ikut bunda. Semoga barokah rijki mbak plus amin.
Sungguh terharu bunda dengan pengorbanan ustad dan ustadzah telah lulus 11 santri khatam Al-quran . Bahkan mendapat nilai terbaik saat ditest se kabupaten Sidoarjo.
Kelas 3 SD santri putri khatam Al-Quran juga juara cerdas cermat, Subhanallah dihadiri oleh ke 2 orang tuanya.
Sungguh kebanggaan dan haru bunda tak terkira hingga meneteskan air mata dapat mendampingi athira di sekolah ngaji kaka. Sementara ayah tidak hadir sedang ke jakarta.
Ditinggal ayah ke jakarta ke 2 putri bunda Anisa dan Indie sakit rewel dan panas. bunda cuti 2 hari. Sudah bunda beri obat dan dipijat sama mbahnya.
Sungguh, bunda sangat terharu dan bangga bisa menyaksikan santri yang soleh dan sholehah, betapa bangga orang tuanya sampai memberikan hadiah atas prestasi ananda yang khatam Al-quran dan doa sehari-hari maupun hadist yang sudah dihapal oleh anak-anak.
Alhamdulillah ya Allah bunda tidak salah memilih lingkungan yang baik untuk ananda. Semoga ananda Athira, Anissa dan indie menjadi anak yang sholehah , khatam Al-Quran dan mengamalkannya amin. Doa bunda selalu menyertai ananda.
Read More..

Jumat, 22 Mei 2009

Duka di hari Ultahnya Ayah


Tanggal 19 Mei 2009 Pagi hari terjadi musibah pesawat hercules jatuh dan terbakar menimpa rumah penduduk, dengan korban meninggal 100 orang lebih. Sharing di pagi ini bunda Alhamdulillah pagi sebelum sharing sempat bebenah acara yang akan dilakukan di hari ini.


Bertepatan hari ultah ayah athira yang ke ......., semoga ayah bertambah bijak dalam segala situasi. Athira peduli dengan handphone ayah yang sudah kusam, dengan rasa sayang dan cinta semua anak2 ayah dan bunda memberikan hadiah ini khusus untuk ayah tersayang.



Tira juga ingin mengajak keluarga di kalibutuh berkaraoke ria di INUL VISTA. Alhamdulillah semua menikmati termasuk ayah sendiri yang nggak mau kalah sama anak2nya berkaraoke lagu 2 jadul.



Annisa ingin bunda menemani ayah bernyanyi, yang ikut serta Nindi, Salma dan Via. Nisa dan tira sementara Indie di rumah bersama mbak Plus. Alhamdulillah kehadiran Mbak plus dirumah semoga melebihi kasih sayangnya Mbak Ima terhadap anak-anak bunda amin, sesuai dengan doanya Mbak Ima amin ya Robbal alamin.

Read More..

Selasa, 12 Mei 2009

Pengaruh Cinta Dan Kasih Sayang

Pernah pada pagi ketika saya sedang mandi, Nisa ribut dengan ketuk-ketuk kamar mandi sambil berteriak-teriak. 'duit..yah, duit yah..' Tumben pagi-pagi sudah minta duit, biasanya minta beli jajan. pikir saya. Setelah selesai mandi istri saya mengatakan barusan ada orang yang butuh. 'oo..pantesan ribut minta duit mau ngasih orang lain ya...'kata saya. Biasanya mamahnya suka memberi beras atau uang pada orang yang sedang butuh.

Itulah anak seiiring pertumbuhannya tampak sikap mereka atau ketertarikan melakukan sesuatu karena dipengaruhi oleh sikap dan perbuatan orang tuanya. pengaruh kasih sayang orang tualah yang paling kuat membentuk kepribadian sang anak. jika kita bersikap lembut dan penuh cinta maka anak akan membentuk cara berpikir anak bahwa semua orang pada dasarnya baik dan penuh cinta.

Saya teringat salah satu Hadis dari Ibnu Abas bahwa Rasulullah bersabda, 'Akrabilah anak-anakmu dan didiklah akhlak mereka.' Mendidik akhlak anak-anak buat saya berarti memberikan pengaruh Cinta dan kasih sayang pada anak, namun sesungguhnya cinta bukanlah kita yang menentukan. Cinta datangnya dari Alloh SWT dan hanya untuk Alloh SWT. Buktinya adalah luar biasa menakjubkan cinta, semakin banyak kita memberikan cinta untuk orang lain maka semakin banyak cinta yang kita terima. Orang yang bersikap penuh cinta maka akan mudah baginya untuk mendapatkan cinta dari orang-orang disekelilingnya..

Lantas bagaimana kita memberikan pengaruh cinta dan kasih sayang pada anak-anak kita? pengaruh cinta dan kasih sayang pada anak-anak itu terjadi ketika kita sebagai orang tua menghormati orang lain, membantu orang-orang disekeliling kita. Memberi pada orang yang membutuhkan sekalipun hanya Rp.500 akan memiliki makna yang begitu besar bagi anak.

kebaikan yang kita lakukan karena rasa cinta dan kasih sayang kita terhadap orang lain, menjadi sesuatu perbuatan yang menyenangkan dan spontanitas sehingga anak-anak ikut merasakan sendiri betapa bahagianya mereka ketika melakukan kebaikan.

Anak-anak ikut berempati, merasakan penderitaan orang lain, mereka mau membantu dan melihat kebahagiaan dari wajah orang-orang yang telah dibantunya, anak-anak merasakan kebahagiaan itu. indah dan luar biasa menyenangkan. Itulah nikmatnya memberi. Memberi berarti berempati terhadap penderitaan orang lain. Dan Empati adalah buah dari pengaruh cinta dan kasih sayang kita sebagai orang tua.

---
'Sesungguhnya Allah selalu beserta orang-orang yang taqwa dan orang-orang yang selalu berbuat kebaikan. (Q.S. An-Nahl 128).
Read More..

Kamis, 07 Mei 2009

waktu bunda bekerja


Ananda disaat bunda bekerja, bunda niatkan karena Allah dan bunda ikhlaskan hati untuk selalu rajin dan disiplin.
Saat bunda bekerja, teringat kaka yang pagi hari membangunkan Indi untuk bangun. Bunda larang karena usia indi masih 20 bulan.
Kaka athira mengingatkan bunda untuk disiplin pada Indi. Sementara mbak Anisa mengingatkan bunda untuk membiarkan yang sudah berlalu juga barang yang sudah rusak biarkan saja.
Nanda, waktu bekerja bunda sangat lama, meskipun pesan dari nanda jangan lama-lama ya bun, jangan malam-malam pulangnya bun!, begitu pinta nanda setiap pagi bunda pergi ke kantor.
Doakan bunda, ya nak. Agar bunda bekerja dengan ikhlas dan niat beribadah.
Dan yang ini bunda mohonkan perkenan Allah bagimu, ananda kecintaan hatiku:
Jadikanlah keikhlasan sebagai kekuatan dari pekerjaanmu, dan keberserahan sebagai kekuatan dari penantian hasilmu.Karena,Engkau jiwa yang mulia, dan itulah identitas-asli-mu.
Suatu saat jika Allah mengijinkan bunda punya usaha dan dapat memberi kesempatan bekerja untuk anak-anak yatim amin.Nanda, harapan bunda dimasa depan, lanjutkan cita-cita bunda untuk lebih banyak bermanfaat untuk orang lain, cintai sesama saudara seiman dan saudara yatim muslim, peduli pada orang disekitar kita.
Kepedulian nanda di waktu bunda bekerja terhadap Mbak yang ada di rumah dan bude tetangga kita, sangat bunda senangi. Jadilah kaya yang mulia dapat memberi mbanyak manfaat untuk agama dan sesama amin.
Read More..

Jumat, 24 April 2009

Penerimaan Pada Sang Buah Hati


Setiap peristiwa rasanya ada sebuah kelegaan buat saya dan istri ketika mengizinkan buah hati kami untuk menjadi dirinya sendiri, memahami putri tercinta kami sebagaimana adanya. Anak-anak memiliki dunianya yang didalamnya ada aturan sendiri. Adakalanya kita ambisi untuk menjadikan anak-anak kita yang terhebat diantara anak-anak seusianya dan kita tahu kehidupan memiliki skenario yang berbeda dari harapan kita. Idealisme tentang kesempurnaan buah hati kita sepatutnya dibuang jauh-jauh sebab hal itu hanya akan membatasi proses pertumbuhan dirinya.
Sikap penerimaan dengan setulus hati apa adanya anak-anak kita akan membuat kita lebih rendah hati. Kerendahan hati membuahkan sikap keikhlasan bahwa sang buah hati kita bukanlah milik kita. Kesadaran kita anak bukan milik kita inilah akan menggugah diri kita untuk mempercayai keberadaan Allah SWT sebagai pembimbingnya, kesadaran itu berarti mempercayakan anak-anak kita dalam bimbingan yang terbaik...
Mari kita sama-sama berdoa untuk buah hati kita dan keluarga 'Robbana hablana min azwajina wa dzuriyatina qurrota a'yuni waj'alna lil muttaaqina imama.'
'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.'(QS al-Furqaan 25:74).


Read More..

Rabu, 22 April 2009

Para Pensiunan, Fondasi TELKOM


Ada terbersit rasa bangga tatkala saya menyaksikan tayangan peluncuran Telkom 007 untuk hubungan SLI. Betapa megahnya, betapa semaraknya dan tentu juga betapa besar biayanya untuk keperluan marketing SLI 007 tersebut. Meskipun di era globalisasi ini hampir semuanya serba western, walau nyatanya Telkom gemar menggunakan jargon-jargon Yankee seperti: Telkom Committed 2 U, atau 007 the Real Connection, namun saya yakin bukan karena James Bond maka dipilih angka 007 oleh Direksi Telkom. Dulu ia menyebut satelitnya dengan nama “Palapa”, maka kini karena “keistimewaan” angka 7 itu sendiri yang sudah dibeberkan oleh Telkom, yaitu: tujuh lapis langit, tujuh lapisan bumi, tujuh benua, tujuh samudra, tujuh keajaiban dunia. Masih ada ljo yang lain: tujuh klasifikasi, eh, maaf, dua klasifikasi penerima manfaat pensiun Telkom.Sejujurnya rasa bangga itu tidaklah meledak-ledak apalagi dengan melonjak sembari berteriak, sebab ada sebuah pemikiran yang menyelinap, ..
bahwa: “Dulu kami sebenarnya bisa melaksanakan, andaikata stasiun satelit Jatiluhur tidak dilepas dan terpisah menjadi PT Indosat, sehingga ada pengkhususan domestik dan internasional”. Pikiran serupa pun menyelinap terhadap berkibarnya banyak perusahaan telekomunikasi seluler, “Dulu kami sebenarnya bisa melaksanakan, andaikata tidak untuk menyemai benih privatisasi, sehingga kami lepaskan dan cukup kepemilikan bersama saja”. Maha karya peninggalan pensiunan Telkom klasifikasi pertama, baik yang masih ada maupun yang telah meninggal dunia, adalah fondasi yang menopang bangunan Telkom saat ini. Layaknya sebuah fondasi, tertanam di tanah dalam kegelapan dan kesunyian. Karena tak terlihat, maka nyaris tak menarik perhatian dari mereka yang berseliweran di dalam bagunan di atas lantai yang disangga kokoh oleh fondasi itu sendiri. Diantara para pembikin maha karya itu, ada yang menghabiskan hari tuanya dengan jari tangan kanan selalu bergemetaran karena sebagai telegrafis setiap hari mengirimkan berita melalui ketokan pesawat morse. Ada yang naik turun gunung mengukur ketinggian, kemiringan, kelebaban, garis lintang dan line og sight yang bebas hambatan untuk mencari lahan yang tepat bagi setasiun repeater microwave. Ada yang harus pensiun sebelum masa pensiun normal karena terganggu pikiran dan jiwanya setelah bertugas di tempat sepi, di puncak gunung, atau di pulau kecil yang terpencil. Ada mantan kepala setasiun radio kecil di pelosok, sekaligus juga administratur (keuangan, perhubungan dan gudang), motorist penjaga dan perawat genset, teknisi, telegrafis-telefonis dan zender wacht. Ia bekerja nyaris 24 jam tanpa menuntut lembur, meskipun gaji bulanan pada zamannya selalu terlambat diterima. Dalam diam mereka menyaksikan semua ingar bingar gemerlap Telkom saat ini, sementara badannya yang renta masih harus berkarya berbasah keringat terpanggang oleh teriknya matahari kehidupan. Mereka masih belum bisa duduk manis, tetapi dengan tegar berbisik: “Dulu kami sebenarnya bisa melaksanakan kalau tidak karena mendukung kebijakan pemerintah, maka tolong jangan gundahkan hati kami yang telah renta ini.” [Djaka Rubiyanto]
(Dimuat di Pikiran Rakyat, 6 Juli 2004)
Read More..

Selasa, 21 April 2009

Puisi Ulang Tahun untuk Istriku







Madu gairah cinta

Ingin ku rengkuh lagi nikmat madu cintamu
Yang kau umpankan lewat bahasa jiwa dari sanggarmu
Hingga aku tak sadarkan diri mabuk atas gairahmu
Melebur sukmau didalam bejana kenikmatan
Lalu terdengar suara lenguh penuh desah

Masih ada sisa-sisa madu cinta dari sudut bibirmu
Yang kau lumat dari benang sari sang sang anggrek ungu
Menawarkan sejuta perih dan gelisah hati
Kau terlihat ceria ketika usai memeras madu dari bidakara
Pendar-pendar pelangipun bersinar jelas di beningnya netramu
Menyiratkan tanda bila kehausanmu telah lenyap dari imajinasimu
Julur-julur kenikmatan merekah mengiringi warna senja
Memantulkan suara burung “kukuk beluk” sebagai irama tepi hari
....

Tiba waktu untuk kita menyucikan diri ditelaga nila
Sebagai wujud syukur kita terhadap perahan madu
Yang telah tertanam diantara altar menuju surga keturunan Adam
Terjaga oleh naga peri dari jelmaan kupu-kupu cinta
Penuh kehangatan untuk tranformasi sempurna dari agitasi hidup kita berdua
Semoga kita berhasil menjadikan penerus khalifah dibumi ini, Ridho Ilahi, bersama kita

Surabaya, 17 April 2009

Dari, Suamimu tercinta !
Read More..

Rabu, 15 April 2009

~ CINTA SEJATI SEORANG IBU~

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan.
Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!
Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.
Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh." ..
Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, "Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.
Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter.
Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya,
"Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat.
Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu."
Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini." Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu.
Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah.
"Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?"
Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.
Read More..

Apa arti Pengembangan diri bagi anda ?

Hampir segala hal, Pengembangan diri bukan hanya berarti beda antara anda belum menduduki suatu jabatan, tetapi juga dapat berarti perbedaan antara anda menikmati hidup anda, dengan anda tidak menikmatinya.

Pengembangan diri harus berarti perkembangan yang berkesinambungan bagi anda tentu saja, bukan hanya bersifat fisik, tetapi juga mental.
Ini berarti anda slalu harus menilai diri anda sebagai seorang supervisor dan sebagai seorang manusia, anda harus menetapkan standar pribadi anda sedikit lebih tinggi setiap tahun karena anda bertambah tua...
Dari pengalaman, anda tentu lebih mengetahui apa yang bermanfaat dan apa yang tidak.

Pengembangan diri yang sesungguhnya memerlukan sedikit rasa tidak puas diri, jika anda sudah terlalu puas denagn diri anda sendiri dengan prestasi anda sebagai supervisor atau sebagai seorang individu maka pengembangan anda akan berhenti dan anda kehilangan pegangan.

Jadi bersikaplah ambius terhadap diri anda, perusahaan memberi imbalan yang memadai bagi mereka yang memberdayakan dirinya untuk berkontribusi lebih baik, agar lebih bermakna baik untuk diri sendiri, rekan kerja, maupun, untuk perusahaan. Camkan baik-baik : Dalam jangka panjang keberhasilan anda akan tergantung pada upaya anda sendiri untuk meningkatkan diri.
Read More..

Selasa, 14 April 2009

Doa bunda naik grade dan best support


Pagi hari ini sharing bersama di ruang uner 5. Bunda sangat tekesan dengan doanya pak Suarsis. Sangat lengkap dan sangat mengena agar semua karyawan dilancarkan mutasinya, kenaikan pangkatnya, jodohnya , mendapatkan anak yang shaleh dan lain-lain amin.

Bunda sangat terobsesi untuk memberikan yang terbaik bagi perusahan telkom, dan saat ini bunda di suport segmen 1 UNER 5. Sudah 23 tahun masa kerja bunda jalani. Sejak bunda menginjakkan kaki di Surabaya tanggal 20 Agustus 2002 hingga saat ini sudah 7 tahun bunda menjabat sebagai officer 3. ..

Syukur Bunda panjatkan kehadirat Allah swt, atas seluruh nikmat yang bunda terima hingga saat ini. Nikmat sehat dan nikmat masih tetap menjadi karyawan Telkom. Meskipun ada penawaran pendi untuk karyawan seusia bunda, sampai saat ini belum bunda ambil.

Bunda masih bercita-cita segenap tenaga dan pikiran bunda curahkan untuk bergabung bersama TELKOM, dan ingin menjadi saksi dari JAYALAH TELKOM INDONESIA.
InsyaAllah, bunda sangat percaya dengan kekuasaan Allah swt, Yang Maha segala-galanya, sangat menyayangi bunda.

Cinta kasih sayang Yang Maha Mulia sangat bunda syukuri, bunda diberi kekuatan, kesehatan, ketegaran menjalani hidup bekerja sebagai seorang officer 3. Bunda sangat terinpirasi dengan spechnya pak Jorius, masih tetap bersemangat bekerja, ikhlas berkarya dan semua diibaratkan sebagai latihan. Sebagai seorang pelari ataupun prajurit perang kita tidak boleh lengah untuk selalu rajin berlatih, hingga suatu saat nanti ada pertandingan dan ada perang kita sudah biasa berlatih dan kemenangan sudah berada di depan kita.

Bunda ingin sebagai seorang sahabat sejati yang selalu setia, saling menyayangi saling melindungi dan saling membela.
Read More..