Senin, 23 November 2009

EKSPRESI KEJUJURAN


Pernahkah menatap orang terdekat ketika sedang tidur…….

Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang. Orang paling kejam didunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah Anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya…

Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya.
Orang inilah yang rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita berjalan lancar.

Sekarang, beralihlah…
Lihatlah ibunda Anda yang sedang tidur…
Kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh bayi kita itu, kini kasar karena tempaan hidup yang keras.Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita…


Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata- mata karena rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah artikan.

Cobalah tatap wajah orang-orang tercinta itu…
Ayah, Ibu, Suami, Istri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya… Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakanlah energi cinta yang mengalir perlahan saat menatap wajah yang terlelap itu.
Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya
pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda.

Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalahpahaman kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.
Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur.

Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkap segalanya.

Tanpa kata, tanpa suara dia berkata…

“betapa lelahnya aku hari ini”.

Dan penyebab lelah itu?
Untuk siapa dia berlelah-lelah?
Tak lain adalah untuk kita.
Suami yang bekerja keras mencari nafkah, Istri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, mengatur rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita.

Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka saat mereka tertidur. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka “orang-orang terkasih itu” tak lagi membuka matanya, selamanya…

Ya Allah ya Ghaffar…

Muliakanlah Ibu dan bapak kami…
Muliakanlah pula istri/suami dan anak-anak kami…
Muliakanlah kakak dan adik kami…kakak dan adik ipar kami…
Muliakanlah keponakan-keponakan kami…
Muliakanlah mereka dan kami di dunia dan akhiratMu…

Ya Allah ya Rahmaan…
Ijinkanlah kebersamaan yang telah kau berikan di dunia ini bersama mereka,
Engkau kekalkan di akhirat nanti…
Ijinkanlah kami masuk ke dalam Jannah-Mu kelak

“manusia yang biasa dan berharap menjadi sebaik-baik manusia di hadapan tuhannya”
#salman al muhandis

Tidak ada komentar: