Kamis, 09 Desember 2010

Mengapa Wanita Banyak Menghuni Neraka


Sebuah pernyataan yang cukup lazim terdengar di telinga kita bahwa kebanyakan penduduk neraka dihuni oleh para wanita. Berdasarkan Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Aku melihat ke dalam surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.”
Muncul pertanyaan di benak kita, apa yang menyebabkan kebanyakan wanita menjadi penduduk neraka? Dalam sebuah kisah ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka.
Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radhiyallahu 'anhum, “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya, “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi, “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata, ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma)
Dalam hadits lainnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan tentang wanita penduduk neraka, beliau bersabda, “ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu)
Bagi para muslimah atau umumnya wanita ketika membaca atau mendengar hadist-hadist di atas sontak naik darah dan tidak bisa menerima sepenuhnya. Minimal akan berhujjah bahwasanya wanita bisa berbuat demikian karena ada penyebabnya, bukan tiba-tiba ingin berlaku demikian. Siapapun kalau ditanya tentu saja tidak ada yang ingin masuk neraka apalagi diklaim akan masuk neraka. Naudzubillah mindzalik!
Memang, berlayar mengarungi bahterah rumah tangga itu tidak semudah yang dibayangkan. Seorang muslimah tepatnya seorang istri, tidak saja harus membekali dirinya dengan ilmu agama yang cukup tapi juga mutlak dibutuhkan mental baja dan manajemen yang baik dalam mengelola gelombang kehidupan beserta segala pernak pernik yang menyertainya. Ketika urusan rumah tangga tidak pernah ada habisnya, anak-anak rewel dan kondisi fisik sedang tidak fit, kemudian suami pulang kerja minta dilayani tanpa mau perduli dengan kondisi kita, biasanya, dalam kondisi seperti ini tidak banyak wanita yang tetap mampu mengendalikan kesabarannya. Manusiawi bukan? Belum tentu!Justru dalam situasi seperti inilah keimanan dan kesabaran kita akan teruji. Apakah kita masih bisa mengeluarkan kata-kata manis sekaligus rona muka penuh dengan senyum ketulusan? Sulit memang! Tapi sulit bukan berarti tidak bisa!
Jika kita cermati hadist diatas secara seksama, maka akan kita dapati beberapa sebab mengapa wanita bisa menjadi penduduk minoritas di surga, di antaranya :
Pertama, kufur terhadap kebaikan-kebaikan suami. Sebuah fenomena yang sering kita saksikan, seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya dalam waktu yang panjang hanya karena satu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Padahal seharusnya seorang istri selalu bersyukur terhadap apa-apa yang diberikan suaminya, karena Allah SWT tidak akan melihat istri yang seperti ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam,“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr).
Kedua, durhaka terhadap suami. Durhaka yang sering dilakukan seorang istri adalah durhaka dalam ucapan dan perbuatan. Wujud durhaka dalam ucapan di antaranya ketika seorang istri membicarakan keburukan-keburukan suaminya kepada teman-teman atau keluarganya tanpa alasan yang dibenarkan oleh syar’i. Sedangkan durhaka dalam perbuatan diantaranya bersikap kasar atau menampakkan muka yang masam ketika memenuhi panggilan suami, tidak mau melayani suami dengan alasan yang tidak syar’i, pergi atau ke luar rumah tanpa izin suami, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, atau sebaliknya enggan berdandan dan mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu.
Jika demikian keadaannya maka sungguh merugi wanita-wanita yang kufur dan durhaka terhadap suaminya. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada surga karena mengikuti hawa nafsu belaka.
Jalan ke surga memang tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan melalui rintangan-rintangan yang berat dan terjal. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang sabar menempuhnya.
Sementara, jalan menuju ke neraka penuh dengan keindahan yang menggoda dan setiap manusia sangat tertarik untuk melaluinya. Tetapi, sadarlah bahwa di ujung jalan ini, neraka telah menyambut dengan beragam siksa-Nya.
Lalu, bagaimana caranya agar para wanita atau para istri tidak terperosok ke dalam neraka?
Jangan pesimis, masih banyak cara dan tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri jika kita ingin menjadi penduduk minoritas di surga.
Masih ingat kan, ketika rasulullah bersabda dalam sebuah hadist shahih jami’, “Perempuan apabila shalat 5 waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki.”
Mengacu dari hadist di atas, mari kita berlomba menegakkan sholat dengan lebih khusu’, memperbayak sholat-sholat sunah karena sholat yang benar dan khusu’ bisa membentengi diri kita dari perbuatan yang munkar. Selain puasa/shaum wajib di bulan romadhon, latihlah diri untuk terbiasa melakukan shaum sunah. Hiasilah diri dengan sabar dalam ketaatan dengan suami dan banyak-banyaklah beristigfar karena istigfar bisa meruntuhkan dosa-dosa kecil yang tidak kita sadari.
Dan juga ada sebuah amalan yang sepele tapi sering terlupakan adalah bershodaqoh (sedekah). Bershodaqohlah dalam keadaan lapang dan sempit karena Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka.
Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau bersabda, “Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya, “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR. Bukhari)
Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari adzabnya. Amin. Wallahu’alam.
Read More..

Ibu Rumah Surga


Suatu hari di siang hari terik terjadi percekcokan panjang antara teman saya dengan istrinya di telepon. Terlihat keletihan di raut wajahnya, sepertinya percekcokan itu sudah banyak menghabiskan energinya. Iapun akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara percekcokan. Sambil berusaha menenangkan dirinya ia mengirim SMS kepada istrinya untuk menenangkannya juga.

Ketika ia mulai menulis SMS, datanglah seorang anak kecil berumur sekitar empat tahun mendekat kemudian berdiri disampingnya. Anak itu pun membaca SMS yang ditulis: “Umi nggak usah khawatir, abi di sini..bla..bla..bla..” Teman saya terkaget-kaget, kemudian tersenyum karena takjub dan kagum dengan anak itu, ia berpikir: “Hebat juga tuh anak, masih kecil sudah bisa baca.” Ia pun menjadi terhibur. Kepalanya yang tadi “panas” karena percekcokan yang panjang dan melelahkan menjadi sedikit segar setelah melihat”keajaiban”anak itu.

Siapa anak itu? Mengapa anak itu sudah bisa baca di usianya yang masih kecil seperti itu? Mungkin ada yang berkata: “Ah sudah banyak anak yang seumurnya yang sudah bisa baca. ” Betul, tapi ada yang “janggal” dengan anak ini, ternyata ia belum sekolah dan sehari-harinya hanya di rumah saja, selain itu ia juga memiliki “kejanggalan” lain yaitu sudah menghafal Al-Quran hampir satu setengah juz di usianya yang seperti itu! “

Bukan hanya teman saya saja yang kagum, sayapun kagum melihat anak itu dan saya berangan-angan suatu saat anak sayapun seperti dia. Mungkin ada yang penasaran: “Memang anak siapa sih itu? ” Rupanya ia anak seorang ustadz. “Oh pantas anak ustadz, makanya wajar pintar seperti itu.” Mungkin demikian komentar beberapa orang setelah mengetahui kalau anak kecil itu adalah anak seorang ustadz. Lho apa bedanya anak ustadz dengan selain anak ustadz? Ustadz makan nasi dan saya pun makan nasi!

Mungkin ada yang menjawab pertanyaan saya tadi:”Betul kita dengan ustadz sama-sama makan nasi, tapi kalau ustadz kan punya ilmu agama dan waktu luang untuk mengajarkan anaknya, berbeda dengan kita.”

Untuk ilmu memang betul beliau punya ilmu, tapi kita kan bisa belajar juga seperti ustadz itu? Nah kalau masalah banyak waktu luang, faktanya justru berbicara lain, karena kenyataannya ustadz inipun sibuk mengajar di luar dan juga punya kesibukan berbisnis. Beliau tak punya waktu luang kecuali setelah Ashar dan malam selepas ‘Isya, itupun kadang tak teratur, karena kadang ada panggilan mendadak untuk mengisi talim di luar kota.

Lantas siapa yang mengajarkan anak itu selama ini? Ibunya? Ya, betul ibunya yang selama ini mengajarnya. Ibunyalah yang mengajarkan”keajaiban” kepada anak itu. Dialah yang mengajarkan anak itu baca dan menghafal Al-Quran. Adapun ustadz itu, beliau sesekali saja mengajarkannya kalau ada waktu luang.

Nah, berarti kalau saya menginginkan anak saya kelak menjadi anak yang saleh, saya harus mencari istri yang salihah yang siap stand by mendidik dan membimbing anak secara penuh, sementara saya akan giat mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga istri tak perlu sibuk juga mencari nafkah. Karena rasanya tak mungkin bisa mendidik anak menjadi anak saleh kalau semuanya sibuk bekerja di luar. Otomatis harus ada yang “dikorbankan”, harus ada yang stand by di rumah.

Taruhlah saya dan istri bekerja sampai waktu Maghrib, lantas siapa yang mendidik dan mengawasi anak dari pagi sampai petang? Siapa yang akan mengajarinya akhlak, adab dan agama, sedangkan anak itu lebih mudah terpengaruh dengan orang yang ada di dekatnya?

Apakah diserahkan ke pembantu? Kalau pembantunya orang yang baik agamanya dan akhlaknya sih, ya oke-oke saja, tapi kalau pembantunya malah mengajarkan yang nggak-nggak seperti kata-kata kotor, apa mungkin anak itu bisa menjadi anak saleh?

Atau diserahkan ke teman-temannya di sekolah atau tetangga? Kalau teman-teman dan tetangganya orang yang mengerti agama dan punya budi pekerti yang baik sih, saya setuju. Tapi kalau tetangga dan temannya justru mengajar yang bukan-bukan seperti pornografi dan pornoaksi, apa bisa anak itu menjadi anak yang saleh? Apalagi banyak anak di zaman sekarang mulai mengenal yang berbau porno justru dari teman-temannya.

Lantas apakah diserahkan ke tv? Kalau acara tv isinya hanya ceramah, bacaan Al-Quran, film pengetahuan dan acara-acara lain yang bermanfaat sih saya dukung untuk menontonnya, tapi kalau acara tv seperti sekarang yang mengajarkan buka-buka aurat, percintaan, dan kekerasan, maka apakah mungkin itu bisa mendidiknya menjadi anak yang saleh?

Jadi keberadaan seorang ibu yang stand by di rumah untuk mengurus dan mendidik anak ternyata sangat diperlukan dan bukanlah suatu yang sia-sia, karena dengan adanya ibu di rumah, anak akan merasakan perhatian yang cukup dari orang tuanya, dia merasa terbimbing sehingga tak akan kehilangan orientasi dan kendali diri dalam menghadapi kehidupannya. Selain itu yang lebih penting lagi dengan keberadaannya di rumah sekaligus mengamalkan firman-Nya:

“Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (Al-Ahzab: 33)

Karena itu menjadi ibu rumah tangga merupakan suatu kemuliaan yang patut disyukuri, betapa tidak? Karena ia telah menjadi sebab kebaikan bagi keluarganya. Makanya seorang ibu rumah tangga seharusnya bangga dengan kedudukannya dan tak usah malu dengan “karirnya” di rumah dan juga tak perlu minder ketika ditanya: “Kerja di mana? ” Jawab saja: “Kerja di rumah, jadi sekretaris suami, dan manajer rumah tangga serta guru privat anak. “

Justru seorang ibu rumah tangga kalau serius dalam menjalankan tugasnya, ia akan menuai hasilnya baik di dunia maupun diakhirat. Adapun di dunia dia akan melihat buah hatinya tumbuh menjadi sosok yang saleh bermanfaat untuk keluarga, masyarakat, dan umat, di masa hidup kedua orangtuanya ia berbakti dan setelah mereka berdua wafat ia mendoakan mereka. Tentu saja itu kebahagiaan yang tiada tara bagi orangtuanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seorang anak Adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali karena tiga hal,(yaitu) Shadaqah jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak saleh yang mendoakannya. ” (HR.Muslim)

Adapun di akhirat, seorang ibu rumah tangga yang konsisten dan bersabar dengan tugasnya, dia akan mengalami perubahan status, yang tadinya ibu rumah tangga menjadi ibu rumah surga….

Jakarta, 26 Rajab 1431/ 9 Juli 2010
umaranung@yahoo.co.id
Read More..

Ya Allah, Kenapa Ini Terjadi?


Ya Allah, kenapa ini terjadi? Kenapa Engkau menimpakan kesedihan ini dalam hidupku? Sanggupkah aku menahan penderitaan ini Ya Allah? Begitulah kita merintih ketika masalah menghampiri hidup kita. Apabila kita diberi kenikmatan dan kebahagiaan oleh Allah maka kita menganggap Allah menyayangi kita tetapi jika kita diberi masalah dan kesalahan maka kita menganggap Allah kejam pada diri kita.

'Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakanNya dan diberiNya kesenangan maka ia berkata 'Tuhanku telah memuliakanku' tetapi apabila Tuhannya
mengujinya dengan memberi kesedihan, maka ia berkata 'Tuhanku telah menghinakanku' (QS. al Fajr : 15-16).

Bila kita diberikan berkelimpahan kenikmatan begitulah cara Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberi kebahagiaan sekaligus ujian dalam hidup kita tetapi bila kita diberikan masalah dan kesedihan bukan berarti Allah murka, bukan pula Allah membenci. Allah tidak pernah menganiaya kita melainkan diri kita sendiri yang
menganiaya.

'Sesungguhnya Allah tidak menganiaya manusia sedikitpun akan tetapi manusia itulah yang menganiaya diri mereka sendiri.' (QS. Yunus : 44).

Itulah sebabnya setiap masalah dan penderitaan yang Allah berikan kepada kita pada dasarnya wujud kasih sayang Allah agar kita bermuhasabah atau instropeksi diri. agar kita melihat dan memperbaiki diri kemudian meningkatkan kualitas hidup kita menjadi lebih baik untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akherat.

Penderitaan Sebagai Penyembuh Penyakit Hati

Jika di dalam hidup kita merasakan penuh kebahagiaaan, maka bisa kita bayangkan kita tidak pernah ditimpa kesulitan, cobaan dan penderitaan sedikitpun di dunia ini, tentunya akan membuat kita sombong dan takabur. Allah sengaja mendatangkan musibah, bencana, ujian, cobaan, penderitaan dalam hidup kita sebagai penyembuh dari penyakit hati yang akan menghancurkan kehidupan kita yang teramat dalam di dunia dan diakherat.

Banyak orang yang merasa dirinya hebat atau merasa mendapatkan apapun dalam hidupnya. Dia merasa sudah paling hebat karena status sosial, jabatan, kekayaan, wajah yang sempurna, kesehatan, pasangan hidup. Jika tergambar kesempurnaan seperti itu tidak pernah ditimpa penderitaan maka membuat dirinya menjadi angkuh, sombong dan merasa tidak membutuhkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

'Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.' (QS. Luqman : 18).

Untuk itulah Allah sengaja sedikit memutar roda kehidupannya. Mungkin seseorang yang telah berada di atas akan diputar hingga berada di bawah. Semua ini bukan dimaksudkan untuk menjatuhkan kita melainkan menyembuhkan hati kita yang mulai
sombong agar menyadari bahwa semua yang dimilikinya itu milik Allah, bahwa semua keduniawiannya itu bersifat sementara.

Terlihatlah bahwa Allah bersifat sangat Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba yang dikasihiNya. Dengan diberi masalah dan penderitaan, sebenarnya Allah ingin memperbaiki diri kita, ingin melindungi hati kita agar tidak dicemari oleh penyakit-penyakit hati yang dapat mengikis iman maupun taqwa kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

'Tidak ada satu musibah itu datangnya yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.' (QS. at-Taghaabun : 11),agussyafii
Read More..

Jiwa Anak


Mengurus anak dengan baik itu butuh keinsyafan tingkat tinggi. Butuh pengelolaan emosi yang handal. Butuh ketenangan dan kecerdasan, baik kecerdasan emosi maupun kecerdasan taktis strategis. Dan sebagai manusia, tentu saja kita tidak melulu dalam keadaan emosi yang baik, yang stabil. Disinilah seninya saya rasa. Pada titik inilah kecerdasan kita diuji.

Jika kita berhasil melewati waktu-waktu emosional itu dengan solutif maka kecerdasan kita akan naik peringkatnya, namun jika kita menuruti hawa nafsu, kedzolimanlah yang terjadi. Dan rasakanlah bahwa hati segera menjadi keruh dan butuh waktu dan energi yang cukup banyak untuk menjernihkannya. Maka, tahanlah hawa nafsu sedapat mungkin kita mampu. Tetaplah berpikir jernih. Perbanyaklah lafadz istighfar dan ta’awudz.

”Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran TuhanNya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sungguh surgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Nazi’at:40-41).

”Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang dan sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Alloh mencintai orang yang berbuat kebaikan,.”(QS. Ali ’Imran: 133-134)

Menjadi orang tua yang sukses tentu menjadi salah satu jalan kita mendapatkan surga. Dan sudah dari dulu semua tahu, mendapat surga memang tidak murah. Jangankan surga, mau menikmati fasilitas hotel mewah saja harus merogoh kocek lebih dalam kan? Sementara ada makhluk yang tidak akan rela begitu saja saat kita meniti jalan menuju surga.

Merekalah yang senantiasa menghalang-halangi, merekalah yang membuat kita menganggap baik meledaknya amarah kita. Dan jumlah mereka banyak. Jangan turuti langkah-langkah syetan, sesungguhnya merekalah musuh yang nyata. A’udzubilllahiminasysyaithonnirrodzhimi min hamdzihi wanafkhihi wanafsihi.

Namun, jika amarah sudah terlanjur diperturutkan, lengan sang anak sudah kadung biru karena dicubit, jiwa anak sudah terlanjur luka dengan rengkuhan kasar kita, hati mereka sudah tertoreh umpatan dan tatapan kasar kita.

Maka, bersegeralah minta maaf padanya, dengan penuh keikhlasan. Berjanjilah padanya untuk tidak mengulanginya. Mohonlah ampun pada Alloh atas perbuatan kita yang telah menyia-nyiakan amanahNya.

”dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Alloh, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa selain Alloh? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali ’Imran:135)

Senantiasa ingatkan diri kita, betapa marahnya Rasulullullah (salawat dan salam baginya) mendapati sikap kasar seorang ibu. Ketika Ummu Fadhl secara kasar merenggut bayi dari gendongan Nabi (salawat dan salam baginya) lantaran sang bayi pipis dan membasahi pakaian Rasul (salawat dan salam baginya).

Maka Rasululloh shalallahu ’alaihi wassalam menegur,”Pakaian yang basah ini dapat dibersihkan dengan air. Tetapi apa yang dapat menghilangkan kekeruhan jiwa anak ini akibat renggutan yang kasar itu?”

Astaghfirullohal’adzhim. Entahlah, apa yang mampu menghilangkan kekeruhan jiwa mereka. Semoga dengan permintaan maaf yang ikhlas kepada sang anak dan taubat kita kepada Alloh, Allohlah yang akan menyembuhkan jiwa-jiwa suci mereka yang terluka itu. Berazzamlah untuk tidak mengulanginya lagi.

Karena pada jiwa-jiwa itulah kita menitipkan bermiliar-miliar harapan, kita lantunkan jutaan doa. Dan jika Alloh menghendaki, jiwa-jiwa itulah yang mereka bawa dua puluh lima tahun yang akan datang untuk menjadi pribadi dewasa untuk melanjutkan estafet perjuangan ini.

Bertekadlah untuk meluaskan dada kita saat mereka menyulitkan kita, maafkanlah mereka. Karena Rasulullah bersabda,

”Sesungguhnya Alloh merahmati orang tua yang membantu anaknya berbakti kepadanya, kata Nabi saw.. Orang-orang di sekeliling beliau bertanya, ”Bagaimana cara orang tua membantu anaknya, ya Rasulullullah?” Nabi saw. Menjawab, ”Dia menerima yang sedikit darinya, memaafkan yang menyulitkannya, tidak membebaninya, dan tidak memakinya.”

Bersikap lembutlah pada mereka, tidak hanya pada saat mereka menampakkan senyum lucu yang manis, atau ketika ia berceloteh menggemaskan. Dalam keadaan membuat kita susah pun, kelembutan itu tetap ada pada kita.

Sesungguhnya, kelembutan adalah sifat yang dicintai Alloh dan Rasul-Nya. Rasulullah saw. pernah bersabda kepada Asyaj Abdul Qais,”Sesungguhnya di dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai Alloh, yaitu sifat lembut dan berbudi luhur.” (HR. Muslim)

Dalam hadits yang lain, Rasululloh saw. Pernah bersabda kepad istrinya, A’isyah radhiallahu’anha. Kata Nabi saw., “Wahai A’isyah, milikilah sifat ramah dan kasih sayang karena sesungguhnya apabila Alloh menghendaki kebaikan dalam sebuah penghuni rumah, Allah akan menunjukkan kepada mereka sifat ramah.” (HR. Ahmad).

Berkaitan dengan kasih sayang terhadap anak, Rasululloh menegaskan, ”Sesungguhnya pada setiap pohon terdapat buah dan buahnya hati adalah anak. Sesungguhnya Alloh tidak akan mengasihi mereka yang tidak mengasihi anaknya. Dan demi nyawaku yang berada di tanganNya, tidak akan masuk surga kecuali orang yang memiliki sifat kasih sayang.” (HR Al-Bazzaar)

Sesungguhnya, Alloh tidak akan mengasihi mereka yang tidak mengasihi, begitu Rasulullah saw. memperingatkan kita atas anak-anak yang kita lahirkan. Rasululloh saw. telah memberi contoh tentang bagaimana memperlakukan anak-anak kita.

Acapkali terjadi, Rasululloh turun dari mimbarnya menyongsong al-Hasan dan al-Husain, lalu menggendong dan menciumi mereka seraya mendoakan. Kasih sayang dan perhatian yang besar, juga diberikan kepada putrinya terkasih, Fathimatuz Zahra.

Aisyah menceritakan kepada kita salah satu fragmen kehidupan Rasululloh saw.. Kata Aisyah r.a., ”Tidak ada orang yang paling mirip dengan Rasululloh saw. dalam cara bicara, berjalan, dan duduknya selain Fathimah. Bila Fathimah datang, Rasulullah saw. menyambutnya dengan berdiri. Ia memegang tangan Fathimah dan menciumnya. Lalu didudukkannya di majlisnya.”

Begitu Nabi memperlakukan anak dan cucunya. Rasulullah saw. memperlihatkan kepada kita bagaimana harus memperlakukan anak-anak kita sehingga antara anak dan orang tua bisa terjalin hubungan yang sangat akrab dan mesra.

Di antara persoalan-persoalan pendidikan anak, termasuk kasus-kasus remaja yang melakukan tindakan kriminal, ternyata banyak yang berasal dari kurang mesranya hubungan orang tua dan anak. Na’udzubillahi min dzalik. Semoga kita tidak termasuk mereka yang terlambat dan menyesal di kemudian hari.

Semoga Alloh selalu memberikan kita hidayah taufik. Semoga tidak ada lagi mata yang membelalak ketika anak-anak kita bersuara keras, lantaran memanggil berkali-kali tidak kita sahut dengan baik.

Ya, karena seberapa besar keikhlasan, rasa cinta, dan tanggung jawab orang tua terhadap sang anaklah yang akan menjadi ukuran seberapa besar tabungan kebaikan kita pada mereka, kelak itu pula yang akan kita tuai, di dunia dan di akhirat.

”Bantulah anak-anakmu untuk berbakti. Siapa yang menghendaki, dia dapat melahirkan kedurhakaan melalui anaknya.” (HR. Ath Thabrani).

Demikian Nabi saw. menasehati.

Menghasilkan anak yang berkualitas itu bukan perkara mudah sebagaimana menjadi orang tua yang baik juga bukan hal yang gampang. Namun, bukan hal yang mustahil. Dengan kehendakNya, jika kita mau dan sungguh-sungguh untuk terus belajar dan belajar. Anak adalah hasil orang tuanya. Kernanya, kaki jangan pernah surut ke belakang, sebab masih banyak ilmu yang harus dicari dan masih banyak kearifan yang harus diselami.

?Ummu Mesia (Eva Rahayu); Ibu dari dua putra;

Mesia Abdulloh (2th 6bl) dan Utruj Robbani (1th 4bl);
Read More..

Jumat, 19 November 2010

Tanda-tanda hamba Allah swt yang beriman


Rasulullah brsabda diantra tanda2 hamba yg beriman:1."wajhun tholiq" wajah yg bersih & murah snyum,2."Lisanun layyinun" bicaranya jujur, santun & tampak rendh hatinya,3."Yadun syahiyyun" murah hati, belas kasih, sgt dermawn & mmudahkn urusn,4."Qolbun wasiun" lapang dada & baik sangka, jauh dr sifat buruk hati , sombong, dengki, bngga diri dsb. Smoga Allah hiasi diriku & smua sahabat Fbku dg kmuliaan akhlak ini. Read More..

Kamis, 11 November 2010

Meraih Keutamaan Tanpa Melupakan Kewajiban



Ada beberapa perkara yang sisi lahiriahnya adalah keutamaan, sedangkan si ‘batiniah’-nya adalah kewajiban: (1) membaca Alquran adalah keutamaan, mengamalkan isinya adalah kewajiban; (2) bergaul dengan orang-orang shalih adalah keutamaan, sementara meneladani keshalihan mereka adalah kewajiban; (3) ziarah kubur adalah keutamaan, sementara mempersiapkan bekal (dengan memperbanyak amal-amal shalih) sebelum masuk ke alam kubur adalah kewajiban. Demikian menurut Sayidina Utsman bin Affan ra dalam suatu riwayat, sebagaimana dikutip Imam an-Nawawi dalam sebuah kitabnya.

Melalui pesan Utsman di atas setidaknya kita memahami: Pertama, penting membaca Alquran, tetapi lebih penting lagi mengamalkan isinya; penting untuk selalu bergaul dengan orang-orang shalih, namun lebih penting lagi meneladani keshalihan mereka; penting untuk melakukan ziarah kubur, tetapi lebih penting lagi adalah mempersiapkan amal shalih untuk bekal di alam kubur.

Alasannya jelas. Bagaimanapun kewajiban harus lebih didahulukan daripada keutamaan. Sebab, tentu tak ada keutamaan jika yang wajib ditinggalkan, meski yang sunnah dikerjakan. Bagi seorang Muslim, membaca Alquran, misalnya, adalah sunnah dan keutamaan. Namun, jika isi Alquran yang ia baca tak diamalkan, tentu membacanya tidak lagi menjadi keutamaan bagi dirinya; sekadar menjadi ‘hiasan’, tetapi tak mendatangkan manfaat atau keberkahan. Sebab, bukankah Alquran Allah turun agar dijadikan pedoman, bukan sekadar dijadikan bacaan? Allah SWT bahkan telah mencela orang-orang yang mengabaikan isi Alquran (Lihat: QS al-Furqan [25]: 30). Banyak sikap dan perilaku yang oleh para mufassir dikategorikan sebagai tindakan mengabaikan Alquran. Di antaranya adalah tidak mengamalkan serta mematuhi perintah dan larangannya (Ibn Katsir, I/1335); tidak mau berhukum dengannya (Wahbah Zuhaili, IXX/61).

Saat ini banyak Muslim yang sering mengutamakan hal-hal yang sunnah, seraya mengabaikan perkara-perkara yang wajib. Mereka lebih menomorsatukan hal-hal yang sesungguhnya hanya merupakan keutamaan, sementara mereka menomorduakan hal-hal yang sesungguhnya merupakan kewajiban.

Mungkin kita pernah atau malah sering menyaksikan pemandangan berikut: seseorang rajin menghadiri majelis-majelis dzikir, tetapi dalam bekerja kepada orang lain ia sering mangkir; seseorang banyak melafalkan kalimat-kalimat thayyibah, namun banyak pula ia melakukan ghibah; seseorang rajin menunaikan shalat-shalat sunnah, tetapi rajin pula melakukan perkara-perkara bid’ah; seseorang biasa berpuasa senin-kamis, tetapi biasa pula bersikap pragmatis (tak peduli halal-haram); seseorang rajin bersedekah, namun tak peduli nafkahnya ia peroleh dari jalan yang salah; seseorang berkali-kali melakukan ibadah umrah, tetapi tak sekalipun ia mau saat diajak berdakwah; seseorang rajin membaca Alquran, namun perintah dan larangan yang ada di dalamnya sering ia abaikan; seseorang mengklaim cinta dan banyak bershalawat kepada Nabi SAW namun terhadap nasib Islam yang beliau bawa dan masa depan umatnya ia tak peduli; seseorang biasa menyantuni fakir-miskin dan kaum dhuafa, namun biasa pula ia makan dari uang hasil riba; seseorang bergelar haji bahkan ke Makkah lebih dari sekali tetapi terhadap tetangganya yang miskin sering tak peduli; seseorang selalu berusaha menjaga citra dan kehormatan diri, namun auratnya ia pamerkan ke sana-kemari dan perilakunya tak terpuji; seseorang menjadi donatur kegiatan keagamaan/sosial di sana-sini, namun hartanya ternyata hasil korupsi. Demikian seterusnya hingga kita sering menyaksikan hal-hal yang saling berkontradiksi.

Padahal Allah SWT pun jelas telah mengutamakan kewajiban daripada perkara-perkara yang sunnah. Dalam sebuah hadits qudsi dinyatakan bahwa Allah SWT telah berfirman, “Tidak ada bentuk taqarrub seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai daripada (mengerjakan) apa yang Aku wajibkan kepadanya. Seorang hamba terus-menerus bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya…” (HR al-Bukhari).

Melalui hadits qudsi ini, jelas Allah SWT menghendaki setiap Mukmin bertaqarrub kepada-Nya: pertama-tama dengan melaksanakan semua kewajiban, baik berupa fardlu ‘ain maupun fardlu kifayah; kemudian melengkapinya dengan menunaikan amalan-amalan sunnah. Dengan itu, keutamaan bisa kita raih, dan kewajiban pun bisa kita tunaikan. Dengan itu pula, akan sempurnalah taqarrub kita kepada-Nya. Wa mâ tawfîqî illâ billâh.


Read More..

Penyesalan yang hanya berbuah penyesalan.


Assalamu`alaikum wr wb.

Suatu ketika ada seorang teman yang bertanya mengapa dia harus menerima semua ujian dan cobaan yang menurutnya sudah terlalu berat. Dia mengeluhkan keadaan karena dia menjadi korban atas semua kejadian yang menimpanya. Selalu saja dia bertanya mengapa hal itu bisa terjadi dan mengapa Allah kejam kepadanya. Dan puncaknya, dia merasa menyesal sudah mengenal orang-orang yang membawanya kedalam sebuah permasalahan.

Kejadian seperti ini sering kita dapati dalam lingkungan sekitar, baik itu dalam lingkungan harokah ataupun dalam lingkungan social rumah tangga. Penyelasan yang selalu datang belakangan menjadi alasan untuk bisa memaki keadaan diri. Atau, penyesalan juga yang akan menjadi alasan untuk bisa membenarkan sebuah kefuturan. Pernahkah kita melihat lebih lanjut mengapa kita tidak pernah lepas dari sebuah penyesalan. Dan seringnya kita mengutuk nasib dan keadaan membuat kita menjadi pribadi yang protektif yang tidak jelas. Entah harus berapa kali kita menghakimi diri sendiri atas apa yang telah terjadi. Seringnya kita mengeluh dan selalu mempertanyakan keadaan membuat kita lupa bahwa kita hadir dimuka bumi bukan hanya untuk bertanya dan mengeluh melainkan untuk mengurusi keadaan diri dan mempersiapkan diri untuk mati. Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa kita hidup untuk mati. Jika memang adanya demikian mungkin sudah sepantasnyalah kita berpikir lebih jauh dan mengoreksi mind set kita.

Jika kita bisa sedikit saja menilik kebelakang, maka kita akan menjumpai pelajaran yang sangat berharga dimana pada masa Rasulullah, hampir semua sahabatnya yang mempunyai masa lalu yang kelam tidak menyesali keadaan tersebut. Sebut saja umar bin khatab, dan bilal bin rabbah. Kedua sahabat ini tidak pernah menyesali keadaannya dahulu sebelum menjadi seorang muslim. Umar bin khatab mengelola kesalahannya menjadi sebuah pelecut amal makrufnya yang pada akhirnya Allah mengangkat derajatnya sebagai salah satu penghuni syurga. Bilal bin rabbah pun demikian, ia yang bertubuh hitam legam dan mendapat predikat sebagai seorang budak tidak pernah menyesali mengapa ia harus terlahir sebagai budak yang hina. Justru ia malah mensyukurinya tatkala dirinya menjadi salah satu dari sahabat yang dicintai oleh rasulullah. Timbul pertanyaan dalam benak kita, mengapa mereka bisa?

Hal yang mungkin terlintas dan paling mudah untuk ditemukan jawabannya adalah karena mereka ridha dengan apapun keadaan yang telah ditetapkan oleh Allah. Ada sebuah scenario Allah yang terkadang manusia tidak patut bertanya tentangnya. Kita hanya dituntut untuk ikhlas, membuat perencanaan lalu bertawakal kepada Allah. Dalam ilmu management financial juga diajarkan bila kita ingin mendapatkan return yang tinggi maka kita tidak akan bisa membuang jauh-jauh risk yang tinggi pula. Untuk itu, kita dituntut untuk siap dan ridha akan apapun yang menjadi sebuah keputusan.

Saat kita tenggelam dalam penyesalan dan pengutukan diri, biasanya kita akan menjadi pribadi yang bodoh dan lupa diri. Lupa akan siapa sebenarnya yang berkuasa, kita ataukah Allah. Lupa bahwa sebenarnya siapa yang menggariskan kehidupan, kita ataukah Allah. Lupa bahwa kita sendirilah yang menerjunkan diri kedalam masalah yang sebenarnya bisa kita hindari. Bukankah dalam pepatah bahasa arab dikatakan bila kita tidak mau salah maka janganlah melakukan apa-apa, duduk dan diam saja. Saat kita terlena kedalam penyesalan, secara tidak langsung kita sudah mengajak orang lain kedalam kesusahan kita.

Percaya atau tidak tapi itulah sebuah realita yang harus kita hadapi. Hidup seseorang manusia didalam dunia ini ibarat sebuah system jaringan listrik pararel atau dalam ilmu Management information system digambarkan seperti jaringan internet dalam dunia maya. Satu jaringan berhubungan dengan jaringan yang lain baik itu secara langsung ataupun tidak. Mudahnya, bila ada seorang kakak/ adik lalu anda membiarkan diri anda tenggelam dalam penyesalan yang tiada akhir sampai akhirnya seperti orang tidak waras. Siapa yang akan disibukkan oleh anda? Hampir satu keluarga anda akan disibukkan oleh anda bukan? Atau bilanglah anda bukan orang baik-baik lalu mengambil sebuah keputusan untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Apa anda bisa mengubur diri anda sendiri. Atau anda menjawabnya bahwa anda akan menceburkan diri ketengah samudra. Memang siapa yang bisa menguraikan tubuh busuk dan bau anda jika buka bakteri dan hewan-hewan kecil? Bukankah itu anda hanya menyusahkan makhluk yang lain? Baik itu manusia ataupun binatang. Pantas jika Rasulullah bersabda bahwa sebaik-baiknya kita adalah yang berguna bagi umat.

Ada juga hal lain yang menyebabkan kita selalu terlena dengan penyesalan yaitu tidak adanya sebuah persiapan untuk menerima akan sebuah konsekuensi. Padahal, Islam itu adalah sebuah konsekunsi, hidup itu adalah sebuah konsekuensi. Pun jatuh cinta adalah sebuah konsekuensi. Saat kita jatuh cinta kepada makhluk maka siap-siaplah untuk patah hati. Saat anda mengatakan bahwa anda mencintai Allah diatas segala-galanya bukan berarti Allah akan membiarkan anda begitu saja. Anda akan diuji lebih hebat lagi untuk membuktikan cinta anda kepadaNYA. Jika anda menyerah dan menyesal maka bisa dikatakan anda hanyalah orang yang bermulut besar. Pengecut dan bukan bermental pejuang. Dalam Islam pun demikian, Allah sudah mengatakan bahwa semua orang yang mengatakan dirinya sudah beriman akan diuji seperti kaum terdahulu sehingga terlihat mana yang imannya benar mana yang hanya sekedar dimulut saja. Dan saat anda membandingkan bahwa mereka yang diluar Islam jauh lebih senang, mengapa anda tidak mengikuti langkah mereka sedepa demi sedepa sampai mereka masuk ke lubang biawakpun anda akan mengikutinya.

Seharusnya, jika kita sering membaca al quran kita malu setelah Allah menegur kita dengan sifat jelek kita. Dan hal ini terdapat dalam surah ke 70 ayat 19 sampai ayat 21. “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,” akan tetapi Allah memberikan sebuah jalan keluarnya biar kita tidak tenggelam dalam penyesalan dan keluh kesah yang berkepanjangan dalam ayat selanjutnya. “kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya. dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya, Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya). Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela…” ayat 22 sampai dengan selesai. Ah malu rasanya jika terus menerus ayat Allah akan tetapi tidak pernah kita maknai dan kita jalankan. Mungkin ini, karena kita selalu saja mengeluh dan tenggelam dalam penyesalan yang tiada arti. Ampuni kami ya Allah, begitu bodoh kami yang lupa dan jauh dari PetunjukMU.

Wallahu`alam

Wassalamu`alaikum wr wb.


Read More..

Selasa, 09 November 2010

Petunjuk Hidup Manusia



Assalaamu'alaikum.

Sekedar Sharing, bagi yang beragama Islam:

1. HR.an-Nasa`iy dari hadits yang diriwayatkan Jabir bin 'Abdullah
"Sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam ." (HR.an-Nasa`iy dari hadits yang diriwayatkan Jabir bin 'Abdullah

2. Firman Alloh AlQur'an Surat Al An'am ayat:71-72
"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam,
Dan agar mendirikan sembahyang serta bertakwa kepada-Nya." Dan Dialah Tuhan Yang kepada-Nya-lah kamu akan dihimpunkan.
3. Firman Alloh QS. Ali ‘Imran: 101)“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rosul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjukkepada jalan yang lurus” “Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Robb-mu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS. An Nahl: 102)

4. Firman Alloh QS. Al Ahzaab: 21). Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”

5. Firman Alloh QS. Yasin ayat:60-62
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu",dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?

6. HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani
1. Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan
2. tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal.
3. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan
4. tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah.
5.Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan
6. tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur.
7. Tidak ada wara' yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan
8. tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta
9. tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar.
(HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)


Wassalaamu'alaikum.
Sunarto
UNERV Jl. Ketintang 156 SuraBaya
Jawi Wetan

Read More..

Senin, 01 November 2010

●●●● Cara untuk lebih mencintai diri sendiri☺♥☻

10 Cara untuk lebih mencintai diri sendiri :

1. Bencilah dosamu, tapi jangan pernah membenci dirimu.
2. Cepatlah untuk menyesali kesalahan.
3. Apabila Tuhan memberimu pencerahan, berjalanlah di dalam pencerahanNya itu.
4.Berhentilah mengatakan hal-hal yang buruk tentang dirimu sendiri.
Tuhan mencintaimu dan tidaklah benar jika kamu membenci sesuatu yang Dia cintai. Dia mempunyai rancangan-rancangan yang indah bagimu, jadi kamu melawan-Nya jika kamu berbicara secara negatif mengenai masa depanmu sendiri.

5.Janganlah takut untuk mengaku bahwa kamu telah berbuat kesalahan, tapi janganlah selalu berprasangka bahwa kamulah yang salah setiap saat adayang tidak benar.

6. Jangan terlalu memikirkan apa yang sudah kamulakukan, baik yang benar maupun yang salah; itu sama dengan memikirkan terus diri sendiri! Pusatkanlah pikiranmu kepadaNya!

7. Jagalahdirimu sendiri secara fisik. Manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya apa yang Tuhan telah berikan padamu demi tugasmu, tapi janganlah menjadi terobsesi dengan penampilanmu.

8. Janganlah berhenti untuk belajartapi jangan sampai ilmu itu membuat kamu sombong. Tuhan memakai kamu bukan karena apa yang ada di dalam kepalamu melainkan karena apa yang ada di dalam hatimu.

9. Sadarilah bahwa setiap talentamu adalah anugerah, bukanlah sesuatu yang kamu ciptakan sendiri; jangan pernah merendahkan orang lain yang tidak sanggup melakukan apa yang kamu dapat lakukan.

10. Janganlah meremehkan kelemahan-kelemahan dirimu... merekalah yang membuat kamu tetap tergantung pada Tuhan.
Read More..

Kamis, 28 Oktober 2010

KESABARAN



Sabar, sabar dan sabar ……………!!!
Siapa yang tidak pernah mendengar kata ini? Berulang-ulang orang menyebutnya. Mudah diucapkan namun berat diamalkan. Perkataan dan perintah sabar sangat gampang ditemukan di dalam Al-Qur’an. Salah satu contohnya yang ada di dalam surat Al Ashr. Allah di surat ini memberikan pujian khusus bagi mereka yang mau memberikan nasehat kepada kesabaran. Ayat tersebut adalah: “Demi masa. Sesungguhnya setiap manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, dan saling nasehat menasehati di dalam kebenaran dan kesabaran.”

Sebagian besar orang, memahami bahwa yang namanya sabar itu terkait dengan musibah yang menimpa. Sehingga kalau ada mereka yang mendapatkan saudaranya meninggal maka tetangganya pun menasehatinya dengan “sabar”. Tak salah apa yang diucapkan. Namun ternyata, kesabaran tak hanya sebatas ketika ditimpa musibah saja. Ada kesabaran lain yang tak kalah pentingnya, yaitu:

Sabar di dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Menjalankan ketaatan kepada Allah bukanlah hal yang ringan. Sangat banyak orang yang paham dengan kebaikan dan ketaatan namun tidak juga mau mengamalkan. Terlebih lagi, menjalankan ketaatan itu ada penghalangnya. Siapakah penghalangnya? Jawabannya, banyak penghalang kita menjalankan ketaatan. Yang pertama adalah jiwa manusia itu sendiri. Jiwa manusia terkadang memerintahkan anggota tubuhnya untuk malas berbuat ketaatan. Yang kedua adalah syetan. Syetan paling tidak suka dengan mereka yang menjalankan ketaatan. Ini persis dengan yang disemboyan nenek moyangnya, yaitu iblis semenjak diusir Allah dari surga. Ia dan anak cucunya berupaya untuk menghalangi manusia dari kebaikan dengan berbagai cara. Tak heranlah bagi para muslimah sangat berat untuk menjalankan ketaatan. Memakai jilbab misalnya. Sangat berat, karena memang syetan terus menarik dan mencegah agar muslimah tidak memakainya. Syetan ini ada macamnya juga. Bisa berasal dari manusia maupun dari bangsa jin. Syetan dari bangsa manusia ini berupaya dengan keras agar kebaikan tidak tersebar luas. Makanya mereka berupaya memadamkan cahaya Allah. Contoh gampangnya, orang yang mau menjalankan syariat Allah dengan benar mereka musuhi dan perangi. Jahat lagi, mereka menyebarkan berita palsu bahwa orang yang menjalankan syariat islam identik dengan teroris. Menghadapi musuh-musuh ketaatan yang betebaran ini butuh dengan kesabaran yang ekstra.

Sabar dalam meninggalkan perbuatan kemaksiatan. Perbuatan kemaksiatan memang tampak bagus dan indah. Apalagi syetan menghiasi kemungkaran itu dengan hiasan yang luar biasa. Akibatnya? Manusia berbondong-bondong melakukan kemungkaran alias kemaksiatan. Hari ini membuktikan bahwa kemungkaran menjadi sesuatu yang dominan di muka bumi. Orang tak malu lagi berbuat kejelekan di sembarang tempat. Contoh realnya, betapa banyaknya saudara muslimah yang berpakaian minim ala barat. Menampilkan aurat kepada laki-laki yang bukan suaminya. Terus betapa maraknya perjudian di setiap tempat, di sudut kota dan jalanan. Tak ada rasa malu dan merasa bersalah. Kemaksiatan yang lain masih sangat banyak untuk diungkapkan. Lingkungan yang bertebaran dengan maksiat tadi terkadang mempengaruhi kepribadian seorang muslim atawa muslimah. Hingga akhirnya terbawa-bawa tanpa terasa. Maka, bersabar dalam meninggalkan kemaksiatan harus selalu bersanding pada setiap diri muslimah. Tentu, bukan berarti berdiam diri terhadap kemungkaran yang berkembang, namun turut andil dalam memberantasnya.



 Read More..

Rabu, 27 Oktober 2010

~..~ BERBUAT BAIK DENGAN BENAR ~..~



Banyak orang yang berusaha menjadi baik tetapi dengan cara yang keliru ...
Dia baik jika menguntungkan tetapi ketika akan ada kerugian dia tinggalkan...
Bagaimanakah berbuat baik dengan teknik yang terbaik ???

(1) Jika melakukan sesuatu yang baik,lakukan itu karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata dan yakinlah bahwa anda diperintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Untuk melakukannya. Ingat selalu bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala pasti akan mendatangkan pahala atas perbuatan kita....Jangan harapkan ucapan terimakasih dari orang yang anda berikan kebaikan....Sebab hal itu akan mengurangi takaran pahala Anda disisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala....
Namun sebaliknya , Jika Anda mendapat kebaikan dari orang lain....secepat mungkin ucapkan terima kasih. Doakan dia dengan tulus ikhlas, '' JAZAKUMULLAH KHAIRAN'' ( semoga Allah membalas kebaikan anda ) Doa Anda bernilai ibadah, dia akan membuat anda mendapat kebaikan.Karena memberi contoh dan keteladanan dalam keikhlasan. Maka doakanlah kebaikan untuk mereka yang Anda sukai ataupun musuh-musuh Anda....Dalam hubungan antar manusia banyak hal-hal baik seolah-olah kecil dan ringan ....padahal sesungguhnya merupakan hal-hal untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala..

(2) Berlomba-lombalah dengan orang lain untuk berbuat baik . Baik dari segi kuantitas maupun dari segi mayoritas....Memang dalam kebaikan ini ,Kita diperintah Alah Subhanahu Wa Ta'ala untuk saling berlomba dengan orang lain. Istilahnya berasal dari Kitab Suci Al Qur'an '' FASTABIQUL KHOIROOT'' ( berlomba-lombalah kalian dengan kebaikan )
Peluang dan kesempatan untuk berbuat baik sangat terbuka lebar. Sebab banyak sekali orang yang memerlukan bantuan disekitar kita.Betapapun kecilnya, mungkin tak berarti bagi orang-orang yang tak tau berterima kasih , namun disisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetap besar dan bernilai...

(3)Jangan remehkan kebaikan,meskipun kecil .
Seringkali kita menganggap kecil dan tidak berarti pebuatan baik.Padahal dalam timbangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala perbuatan itu sungguh besar.Bahkan walau Anda hanya tersensum ketika bertemu orang lain,maka anda telah berbuat kebajikan .Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: '' Jangan anggap remeh suatu perbuatan baik ,meskipun bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang cerah'' Al Hadist.
Dalam Hadist lain sangat jelas disebutkan tentang sedekah .'' Senyummu kepada saudaramu itu tergolong sedekah''!

(4) Menjadikan '' BAIK '' sebagai watak yang melekat dalam dirinya atau menjadi Akhlak yang menghias kepribadiannya....Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menyatakan,
Sifat-Sifat yang baik itu tidak di Anugerahkan melainkan orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.(QS- Fushshilat:35 )

Wajah cerah,senyum dibibir membuat orang-orang menjadi senang.Disisi lain,ketika Anda berwajah keruh atau bermuka masam saat bertemu dengan orang lain maka sesungguhnya Anda telah memperlihatkan sikap permusuhan dan mengancam retaknya persahabatan Anda dengannya.Biasakanlah tersenyum atau tampil dalam keadaan membuat orang lain merasa nyaman dengan Anda...Waallahu A'lam Bisawwab....

WASSALAMU ALAIKUM WR WB....

Read More..

Jumat, 22 Oktober 2010

TAUBATNYA SEORANG LAKI-LAKI PENDOSA DITANGAN PUTERI KECILNYA


●●(“Bapak, ini suatu aib bagimu, takutlah kepada Allah“)
Dia tinggal di Riyadh, hidup dalam kesesatan dan tidak mengenal Allah kecuali hanya sedikit. Bertahun-tahun tidak pernak masuk masjid dan tidak pernah bersujud kepada Allah meski hanya sekali. Allah menghendaki taubatnya ditangan puteri kecilnya.

Dia menceritakan kisahnya:

Aku biasa begadang sampai pagi bersama teman-temanku untuk beramain-main dan bersenda gurau. Aku tinggalkan isteriku dalam kesendirian dan kesusahannya yang hanya Allah yang mengetahuinya. Isteriku yang setia tak mempu lagi menasehatiku yang sudah tak mempan lagi diberi nasehat.

Pada suatu malam, aku baru pulang dari begadang, jarum jam menunjukkan pukul 03.00 pagi, aku lihat isteri dan puteri kecilku terlelap tidur. Lalu aku masuk ke kamar sebelah untuk menghabiskan sisa-sisa malam dengan melihat film-film porno melalui video, waktu itu, waktu dimana Allah azza wajalla turun dan berkata: “Adakah orang yang berdoa sehingga aku mengabulkannya?. Adakah orang yang meminta ampun sehingga aku mengampuninya?, Adakah orang yang meminta kepadaku sehingga aku memberinya“.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan kulihat puteriku yang belum genap berusia 5 tahun. Dia melihatku dan berkata: “Bapak, ini suatu aib bagimu, takutlah kepada Allah“, dan mengulanginya tiga kali kemudian menutup pintu dan pergi. Aku terkejut lalu aku matikan video. Aku duduk termenung dan kata-katanya terngiang-ngiang ditelingaku dan hampir membinasakanku, lalu aku keluar mengikutinya tapi dia sudah kembali lagi ketempat tidurnya.

Aku seperti gila, tidak tahu apa yang baru saja menimpaku waktu itu. Tak lama kemudian terdengar suara adzan dari masjid dekat rumah yang memecah kegelapan malam, menyeru untuk shalat subuh.

Aku berwudlu lalu pergi kemasjid. Aku tidak bersemangat untuk shalat, hanya saja karena kata-kata puteriku membuatku gelisah.

Shalat dimulai, imam bertakbir dan membaca beberapa ayat Al-Qur’an. Ketika dia bersujud, akupun bersujud dibelakangnya dan meletakkan dahiku di atas tanah sampai aku menangis keras tanpa kuketahui sebabnya. Inilah sujud pertama kali kulakukan kepada Allah azza wajalla sejak tujuh tahun yang lalu.

Tangisan itu adalah pembuka kebaikan bagiku, tangisan itu telah mengeluarkan apa yang ada dalam hatiku berupa kekafiran, kemunafikan dan kerusakan. Aku merasakan butir-butir keimanan mulai meresap kedalam jiwaku.

Setelah shalat aku pergi bekerja. Ketika bertemu dengan temanku, dia heran melihatku datang cepat padahal biasanya selalu terlambat akibat begadang sepanjang malam. Ketika dia menanyakan penyebabnya, aku menceritakan apa yang kualami tadi malam. Kemudian dia berkata: “Bersyukurlah kepada Allah yang telah menggerakkan anak kecil itu sehingga menyadarkanmu dari kelalaianmu sebelum datang kematianmu.” Setelah tiba waktu dzuhur, aku merasa cukup lelah karena belum tidur sejak malam. Lalu aku minta kepada temanku untuk menggantikan tugasku, dan aku pulang ke rumah untuk beristirahat. Aku ingin cepat-cepat melihat puteriku yang menjadi sebab hidayahku dan kembaliku kepada Allah.

Aku masuk kerumah dan disambut oleh isteriku sambil menangis, lalu aku bertanya, “Ada apa denganmu, isteriku?”, jawaban yang keluar darinya laksana halilintar. “Puterimu telah meninggal dunia“.

Aku tak bisa mengendalikan diri dan menangis. Setelah jiwaku tenang, aku sadar bahwa apa yang menimpaku semata-mata ujian dari Allah azza wajalla untuk menguji imanku. Aku bersyukur kepada Allah azza wajalla. Aku mengangkat gagang dan menghubungi temanku. Aku memintanya datang untuk membantuku.

Temanku datang dan membawa puteriku, memandikannya dan mengafaninya lalu kami menshalatkannya dan membawanya kepemakaman, temanku berkata: “Tidak ada yang pantas memasukkannya ke liang kubur kecuali engkau“, lalu aku mengangkatnya dengan berlinang air mata dan meletakkannya di liang kubur. Aku tidak mengubur puteriku, tapi mengubur cahaya yang telah menerangi jalan hidupku. Aku bermohon kepada Allah SWT agar menjadikannya penghalang bagiku dari api neraka dan memberi balasan kebaikan kepada isteriku yang penyabar.

Dikutip dari : Hakikat Taubat.
Read More..

Selasa, 19 Oktober 2010

Kalo Memang Kamu....♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥



Kalau itu ialah kamu,

aku tak perlu terlalu banyak masa untuk mengenali kamu kiranya sudah dari azali sudah tertulis itu
Kalau itu ialah kamu, ucapan-ucapan itu pun sudah menjadi tidak penting bagiku.
Cukup sekedar hati berbicara dan biar jiwa menyampaikan maksudnya.

Kalau itu ialah kamu, aku Yakin.....
memang tuhan yang mengantar kamu untuk aku.

Karna, kamu yang menamatkan penantian demi penantian yang diakhiri dengan penyesalan selama ini.
Andai Sudah Tertulis


Ku pasrahkan segalanya pada-Mu,..
Ya Allah Aku ridha andai telah kau takdirkan dia milikku..
Andai telah tertulis aku miliknya yang abadi..
Aku rela..

Andai dia yang terbaik untukku..

Aku bersyukur pada-Mu..

Andai segala kekecewaan aku selama ini..

Kau gantikan dengan rasa indah ini..

Aku ridha..

Aku pasrah segalanya..

Pasrah atas segala yang telah Kau takdirkan..

Biarlah rasa ini terus harum mewangi dalam hati ini..

Menjadi segudang rindu yang hanya dia yang tahu ..

Rindu yang KAU halalkan .................

Cinta yang tiada nista untuk menggapai ridhaMU...

Read More..

Senin, 18 Oktober 2010

Kisah Cinta TerIndah



Sahabatku sekalian, taukah kalian arti cinta sejati ? Apakah sahabat pernah mendengar atau mengetahui kisah cinta Qais dan Laila atau kisah cinta Romeo dan Juliet ataukah Laila dan Majnun ?

Apakah kisah cinta seperti itu yang dikatakan sebagai kisah cinta sejati ? Seperti yang sahabat ketahui bahwa kisah cinta mereka tidaklah berakhir di pelaminan bahkan rela mati demi cintanya.

Lalu, cinta seperti apakah yang dikatakan sebagai cinta sejati. Cinta sejati antara dua insan adalah cinta yang terus abadi dalam setelah pernikahan yang berlandaskan atas kecintaan mereka kepada Sang Pemilik Cinta yaitu Allah 'Azza Wa Jalla. Walaupun salah satu meninggal, namun cinta sejati ini terus saja abadi. Kisah cinta siapakah yang begitu indah ini ?

Kisah cinta yang paling indah ini siapa lagi yang memilikinya kalau bukan kisah cinta Junjungan kita, Muhammad Saw kepada Khadijah ra.

Sungguh sebuah cinta yang mengaggumkan, cinta yang tetap abadi walaupun Khadijah telah meninggal. Setahun setelah Khadijah meninggal, ada seorang wanita shahabiyah yang menemui Rasulullah Saw. Wanita ini bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah ? Engkau memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar."

Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab, "Masih adakah orang lain setelah Khadijah?"

Kalau saja Allah tidak memerintahkan Muhammad Saw untuk menikah, maka pastilah Beliau tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Nabi Muhammad Saw menikah dengan Khadijah layaknya para lelaki. Sedangkan pernikahan-pernikahan setelah itu hanya karena tuntutan risalah Nabi Saw, Beliau tidak pernah dapat melupakan istri Beliau ini walaupun setelah 14 tahun Khadijah meninggal.

Pada masa penaklukan kota Makkah, orang-orang berkumpul di sekeliling Beliau, sementara orang-orang Quraisy mendatangi Beliau dengan harapan Beliau mau memaafkan mereka, tiba-tiba Beliau melihat seorang wanita tua yang datang dari jauh. Beliau langsung meninggalkan kerumunan orang ini. Berdiri dan bercakap-cakap dengan wanita itu. Beliau kemudian melepaskan jubah Beliau dan menghamparkannya ke tanah. Beliau duduk dengan wanita tua itu.

Bunda Aisyah bertanya, "Siapa wanita yang diberi kesempatan, waktu, berbicara, dan mendapat perhatian penuh Nabi Saw ini?"
Nabi menjawab, "Wanita ini adalah teman Khadijah."
"Kalian sedang membicarakan apa, ya Rasulullah?" tanya Aisyah
"Kami baru saja membicarakan hari-hari bersama Khadijah."
Mendengar jawaban Beliau ini, Aisyah pun merasa cemburu. "Apakah engkau masih mengingat wanita tua ini (Khadijah), padahal ia telah tertimbun tanah dan Allah telah memberikan ganti untukmu yang lebih baik darinya?"

"Demi Allah, Allah tidak pernah menggantikan wanita yang lebih baik darinya. Ia mau menolongku di saat orang-orang mengusirku. Ia mau mempercayaiku di saat orang-orang mendustakanku."

Aisyah merasa bahwa Rasulullah Saw marah. "Maafkan aku, ya Rasulullah."
"Mintalah maaf kepada Khadijah, baru aku akan memaafkanmu." (Hadits ini diriwayatkan Bukhari dari Ummul Mukminin Aisyah)

Sahabatku, apakah mungkin ada cinta seperti itu, yang dapat terus abadi setelah orang yang dicintai meninggal 14 tahun yang telah lewat ? Yupz, karena cinta ini tidak pernah didahului hubungan haram dan karena ketaatan kepada Allah menjadi dasar dalam rumah tangga ini. Rumah tangga yang selalu dihiasi dengan dzikir kepada Allah, bukan rumah yang digunakan untuk mengingat setan.

Bagaimana pendapat kalian, sahabat muda sekalian, apakah kalian tidak ingin menjadikan rumah tangga kalian seperti ini ?. Suami membaca Al-Qur'an bersama istrinya. Betapa agungnya ketika anak-anak mereka turut serta membaca Al-Qur'an.

Menjelang waktu Shubuh tiba, si istri membangunkan suaminya untuk melaksanakan shalat Shubuh. Suami melaksanakan shalat Qiyaam al-lail 2 rakaat bersama istrinya. Seperti apa rumah ini ? Indah nian bukan ? betapa manisnya, betapa indah cinta di dalam rumah tangga ini.

Cobalah, pasti kalian dapat menemukan segalanya berubah, cinta pun bertambah, dan Allah melimpahkan berkah-Nya kepada kalian.
"Menikah jauh lebih baik daripada pacaran"

DIAMBIL DARI: "KISAH-KISAH PENUH HIKMAH"

Read More..

Kamis, 14 Oktober 2010

♥CINTA YANG SEBENARNYA SALAH UNTUKKU♥Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ


Mulut ini begitu tajam seperti PISAU yang dapat mengiris-iris ,,,,,,

Mata ini begitu tajam untuk melihat apa yang ingin dilihat ,,,,,

Telinga ini begitu peka mendengar sesuatu yang terdengar,,,,,

Tangan ini begitu cepat untuk melakukan sesuatu,,,,,

Dan kaki ini begitu cepat berlari ketika merasa takut,,,,

Hati ini begitu cepat merasa dan rapuh ketika jauh darimu,,,,

Ingin menjerit dengan keadaan yang ada,,,,

Ingin menangis dengan keadaan yang terjadi,,,,

Semua bagai luka,,,,


Luka yang sangat perih,,,,

Aku tak tau dengan semua yang terjadi,,,,tak tau dengan keadaan ini,,,,

Ketika waktu yang membuat ku lupa akanmu,,,,

waktu jualah yang membuat aku ingat padamu,,,,

Aku seakan ingin berlari ke laut luas,,,, pasir putih,,,awan dan seluruh semesta yang ada,,,

agar aku bisa melepaskan semua kepedihan ini,,,, betapa siksa yang ada dibatin begitu sakit rasanya,,,,

Aku ingin mengadukan kepada sang pembuat hati ini tp rasa tak mampu untuk mengadu padaNYA,,,,

Airmata ini menetes ketika mendengar ayat-ayat indahNYA di bacakan ,,,,,, air mata ini seakan mengucapkan semua kepedihan yang dirasa,,,,,

Pikiran tenang bila menghayati setiap bait-bait ayat yang dilantunkan secara fasih dan lafal dibacakan,,,,

Hati bagaikan tersiram percikan air dari sungai surga yang belum pernah dirasakan,,,,

Apa pantas diri ini mengharapkan semua itu,,,, apa pantas diri ini mengidamkan semua itu,,,,

Padahal sebenarnya telah banyak noda yang tertulis di seluruh dinding tubuhku,,,,

Ketika malam sudah menyelimuti ,,,,,, hawa dingin menyerang dan bunyi jangkrik-jangkrik terdengar apa yang mesti di lakukan,,,,

Jiwa ini kosong,,,, yang bisa di dengar hanya lantunan ayat-ayatMU ,,,,,, dan penghayatannya,,,,,

Sakit rasa nya perasaan cinta yang tercipta ini bukan untukMU ya RAHMAN ya RAHIIM ,,,,,

Aku tak sanggup dengan ini,,,, dengan semua,,,,,

Aku hina,,,,aku kotor,,,,,aku nista dan aku tak sempurna dengan ini,,,,

Aku malu ya Allah,,,, aku malu,,,,,aku takut....Ya Allah aku takut,,,,,

Semua ini hampa rasanya buat ku ,,,,,, semua ini mati untuk ku ,,,,,

Aku tidak butuh semuanya ,,,,,, aku butuh cinta ini halal buatku,,,,yang diberikan olehMU untukku dan kembali jg padaMU,,,,,

Aku tidak pantas untuk ini,,, aku tak patut untuk ini,,,,,

Rasa sedih yang membuatku sakit ya Allah ,,, batin ini sedih dan menderita,,,,,

Maaf jika aku lupa akan pengajaranMU,,,, lupa akan batas kemampuan diri ini,,,,,

Ya Rabb bantu aku,,,,,bantu aku untuk ini,,,,,

Aku rela sakit jika memang sakit itu dapat memberiku pelajaran berharga buatku,,,,,

Ampuni aku yang punya perasaan salah seperti cinta ini,,,,,

seharusnya cinta yang KAUberikan hanya untukMU dan orang-orang yang halal bagiku,,,,,

bukan seperti ini,,,,cinta yang membuat sakit,,,,kecewa,,,,dan benci dengan ku,,,, Maafkan aku YA ALLAH



 Read More..

Rabu, 13 Oktober 2010

♥Aku mencintaimu Suamiku, Karena ALLAH♥



Kau benar suamiku, kau tlah mengingatkan diriku, sungguh beruntung aku memiliki suami seperti dirimu,aku mencintaimu wahai suamiku. Aku mencintaimu karena kau suamiku, aku juga mencintaimu karena ALLAH SWT. Ayat yang kaubaca dan kaujelaskan kandungannya adalah, satu ayat cinta diantara berjuta-juta ayat cinta yang diwahyukan ALLAH kepada manusia. Keteguhan imanmu mencintai kebenaran, ketaqwaan dan kesucian dalam hidup adalah juga ayat ayat cinta yang dianugerahkan Allah kepadaku dan anak dalam kandunganku. Aku berjanji kan setia menempatkan cinta yang kita bina dalam cahaya kerelaanNYA. (fatimah az-zahra)

Selangkah demi selangkah

Kutapaki menjajari langkahmu bertahun-tahun sudah …

dalam suka dan duka

Tak ada selangkahpun kulalui

Tanpa bimbinganmu …

Tanpa perlindungan darimu …

Saat kuterpuruk dalam kebinasaan asa

Kau dongakkan wajahku agar tetap menatap ke depan

Kau topang raga lemah ini agar tetap tegak berdiri

Kau rengkuh aku dalam dekapmu

Kau beri aku kekuatan


Terimakasih sayang …

Apalah artiku tanpamu …

Ragaku ‘kan roboh tanpamu

Jiwaku ‘kan hampa tanpa keberadaanmu

Maafkan aku karena belum bisa jadi yang terbaik bagimu

Terimakasih sayang …

Atas segalanya …

Atas segala cinta …

Atas segala asa …

” Aku mencintaimu karena Allah SWT, dan akan selalu bersamamu hingga ujung waktuku “

~~~~~ I LOVE YOU … AYAH ~~~~~ 

Read More..

::: Duhai Istri Sholehah…Ku Ingin Sepertimu… :::



Oleh: Ummu Farah (Siti Fauziah Fauzi)

Ini adalah kisah nyata.

Usia istri Yaqin masih sangat muda, sekitar 19 tahun. Sedangkan usia Yaqin waktu itu sekitar 23 tahun. Tetapi mereka sudah berkomitmen untuk menikah.

Istrinya Yaqin cantik, putih, murah senyum dan tutur katanya halus. Tetapi kecantikannya tertutup sangat rapi. Dia juga hafal Al-Qur’an di usia yang relatif sangat muda , Subhanallah…

Sejak awal menikah, ketika memasuki bulan kedelapan di usia pernikahan mereka, istrinya sering muntah-muntah dan pusing silih berganti… Awalnya mereka mengira “morning sickness” karena waktu itu istrinya hamil muda.

Akan tetapi, selama hamil bahkan setelah melahirkanpun istrinya masih sering pusing dan muntah-muntah. Ternyata itu akibat dari penyakit ginjal yang dideritanya.

Satu bulan terakhir ini, ternyata penyakit yang diderita istrinya semakin parah..

Yaqin bilang, kalau istrinya harus menjalani rawat inap akibat sakit yang dideritanya. Dia juga menyampaikan bahwa kondisi istrinya semakin kurus, bahkan berat badannya hanya 27 KG. Karena harus cuci darah setiap 2 hari sekali dengan biaya jutaan rupiah untuk sekali cuci darah.

Namun Yaqin tak peduli berapapun biayanya, yang terpenting istrinya bisa sembuh.

Pertengahan bulan Ramadhan, mereka masih di rumah sakit. Karena, selain penyakit ginjal, istrinya juga mengidap kolesterol. Setelah kolesterolnya diobati, Alhamdulillah sembuh. Namun, penyakit lain muncul yaitu jantung. Diobati lagi, sembuh… Ternyata ada masalah dengan paru-parunya. Diobati lagi, Alhamdulillah sembuh.

Suatu ketika , Istrinya sempat merasakan ada yang aneh dengan matanya. “Bi, ada apa dengan pandangan Ummi?? Ummi tidak dapat melihat dengan jelas.” Mereka memang saling memanggil dengan “Ummy” dan ” Abi” . sebagai panggilan mesra. “kenapa Mi ?” Yaqin agak panik “Semua terlihat kabur.” Dalam waktu yang hampir bersamaan, darah tinggi juga menghampiri dirinya… Subhanallah, sungguh dia sangat sabar walau banyak penyakit dideritanya…

Selang beberapa hari, Alhamdulillah istri Yaqin sudah membaik dan diperbolehkan pulang.

Memasuki akhir Ramadhan, tiba-tiba saja istrinya merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya, sangat sakiiit. Sampai-sampai dia tidak kuat lagi untuk melangkah dan hanya tergeletak di paving depan rumahnya.

“Bi, tolong antarkan Ummi ke rumah sakit ya..” pintanya sambil memegang perutnya…

Yaqin mengeluh karena ada tugas kantor yang harus diserahkan esok harinya sesuai deadline. Akhirnya Yaqin mengalah. Tidak tega rasanya melihat penderitaan yang dialami istrinya selama ini.

Sampai di rumah sakit, ternyata dokter mengharuskan untuk rawat inap lagi. Tanpa pikir panjang Yaqin langsung mengiyakan permintaan dokter.

“Bi, Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an, tapi penglihatan Ummi masih kabur. Ummi takut hafalan Ummi hilang.”

“Orang sakit itu berat penderitaannya Bi. Disamping menahan sakit, dia juga akan selalu digoda oleh syaitan. Syaitan akan berusaha sekuat tenaga agar orang yang sakit melupakan Allah. Makanya Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an agar selalu ingat Allah.

Yaqin menginstal ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah handphone. Dia terharu melihat istrinya senang dan bisa mengulang hafalannya lagi, bahkan sampai tertidur. Dan itu dilakukan setiap hari.

“Bi, tadi malam Ummi mimpi. Ummi duduk disebuah telaga, lalu ada yang memberi Ummi minum. Rasanya enaaak sekali, dan tak pernah Ummi rasakan minuman seenak itu. Sampai sekarangpun, nikmatnya minuman itu masih Ummi rasakan”

“Itu tandanya Ummi akan segera sembuh.” Yaqin menghibur dirinya sendiri, karena terus terang dia sangat takut kehilangan istri yang sangat dicintainya itu.

Yaqin mencoba menghibur istrinya. “Mi… Ummi mau tak belikan baju baru ya?? Mau tak belikan dua atau tiga?? Buat dipakai lebaran.”

“Nggak usah, Bi. Ummi nggak ikut lebaran kok” jawabnya singkat. Yaqin mengira istrinya marah karena sudah hampir lebaran kok baru nawarin baju sekarang.

“Mi, maaf. Bukannya Abi nggak mau belikan baju. Tapi Ummi tahu sendiri kan, dari kemarin-kemarin Abi sibuk merawat Ummi.”

“Ummi nggak marah kok, Bi. Cuma Ummi nggak ikut lebaran. Nggak apa-apa kok Bi.”

”Oh iya Mi, Abi beli obat untuk Ummi dulu ya…??” Setelah cukup lama dalam antrian yang lumayan panjang, tiba-tiba dia ingin menjenguk istrinya yang terbaring sendirian. Langsung dia menuju ruangan istrinya tanpa menghiraukan obat yang sudah dibelinya.

Tapi betapa terkejutnya dia ketika kembali . Banyak perawat dan dokter yang mengelilingi istrinya.

“Ada apa dengan istriku??.” tanyanya setengah membentak. “Ini pak, infusnya tidak bisa masuk meskipun sudah saya coba berkali-kali.” jawab perawat yang mengurusnya.

Akhirnya, tidak ada cara lain selain memasukkan infus lewat salah satu kakinya. Alat bantu pernafasanpun langsung dipasang di mulutnya.

Setelah perawat-perawat itu pergi, Yaqin melihat air mata mengalir dari mata istrinya yang terbaring lemah tak berdaya, tanpa terdengar satu patah katapun dari bibirnya.

“Bi, kalau Ummi meninggal, apa Abi akan mendoakan Ummi?” “Pasti Mi… Pasti Abi mendoakan yang terbaik untuk Ummi.” Hatinya seakan berkecamuk. “Doanya yang banyak ya Bi” “Pasti Ummi” “Jaga dan rawat anak kita dengan baik.”

Tiba-tiba tubuh istrinya mulai lemah, semakin lama semakin lemah. Yaqin membisikkan sesuatu di telinganya, membimbing istrinya menyebut nama Allah. Lalu dia lihat kaki istrinya bergerak lemah, lalu berhenti. Lalu perut istrinya bergerak, lalu berhenti. Kemudian dadanya bergerak, lalu berhenti. Lehernya bergerak, lalu berhenti. Kemudian matanya…. Dia peluk tubuh istrinya, dia mencoba untuk tetap tegar. Tapi beberapa menit kemudian air matanya tak mampu ia bendung lagi…

Setelah itu, Yaqin langsung menyerahkan semua urusan jenazah istrinya ke perawat. Karena dia sibuk mengurus administrasi dan ambulan. Waktu itu dia hanya sendiri, kedua orang tuanya pulang karena sudah beberapa hari meninggalkan cucunya di rumah. Setelah semuanya selesai, dia kembali ke kamar menemui perawat yang mengurus jenazah istrinya.

“Pak, ini jenazah baik.” kata perawat itu. Dengan penasaran dia balik bertanya. “Dari mana ibu tahu???” “Tadi kami semua bingung siapa yang memakai minyak wangi di ruangan ini?? Setelah kami cari-cari ternyata bau wangi itu berasal dari jenazah istri bapak ini.” “Subhanalloh…”

Tahukah sahabatku,… Apa yang dialami oleh istri Yaqin saat itu? Tahukah sahabatku, dengan siapa ia berhadapan? Kejadian ini mengingatkan pada suatu hadits

“Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).” (HR Imam Ahmad, dan Ibnu Majah)

“Sungguh sangat singkat kebersamaan kami di dunia ini , akan tetapi sangat banyak bekal yang dia bawa pulang. Biarlah dia bahagia di sana” Air matapun tak terasa mengalir deras dari pipi Yaqin. ————————-

Read More..

Jumat, 08 Oktober 2010

== Cinta Tanpa Syarat ==



Dikisahkan, ada sebuah keluarga besar. Kakek dan nenek mereka merupakan pasangan suami istri yang tampak serasi dan selalu harmonis satu sama lain. Suatu hari, saat berkumpul bersama, si cucu bertanya kepada mereka berdua, "Kakek nenek, tolong beritahu kepada kami resep akur dan cara kakek dan nenek mempertahan cinta selama ini agar kami yang muda-muda bisa belajar."

Mendengar pertanyaan itu, sesaat kakek dan nenek beradu pandang sambil saling melempar senyum. Dari tatapan keduanya, terpancar rasa kasih yang mendalam di antara mereka. "Aha, nenek yang akan bercerita dan menjawab pertanyaan kalian," kata kakek.

Sambil menerawang ke masa lalu, nenek pun memulai kisahnya. "Ini pengalaman kakek dan nenek yang tak mungkin terlupakan dan rasanya perlu kalian dengar dengan baik. Suatu hari, kami berdua terlibat obrolan tentang sebuah artikel di majalah yang berjudul ‘bagaimana memperkuat tali pernikahan'. Di sana dituliskan, masing-masing dari kita diminta mencatat hal-hal yang kurang disukai dari pasangan kita. Kemudian, dibahas cara untuk mengubahnya agar ikatan tali pernikahan bisa lebih kuat dan bahagia. Nah, malam itu, kami sepakat berpisah kamar dan mencatat apa saja yang tidak disukai. Esoknya, selesai sarapan, nenek memulai lebih dulu membacakan daftar dosa kakekmu sepanjang kurang lebih tiga halaman. Kalau dipikir-pikir, ternyata banyak juga, dan herannya lagi, sebegitu banyak yang tidak disukai, tetapi tetap saja kakek kalian menjadi suami tercinta nenekmu ini," kata nenek sambil tertawa. Mata tuanya tampak berkaca-kaca mengenang kembali saat itu.

Lalu nenek melanjutkan, "Nenek membacanya hingga selesai dan kelelahan. Dan, sekarang giliran kakekmu yang melanjutakan bercerita." Dengan suara perlahan, si kakek meneruskan. "Pagi itu, kakek membawa kertas juga, tetapi....kosong. Kakek tidak mencatat sesuatu pun di kertas itu. Kakek merasa nenekmu adalah wanita yang kakek cintai apa adanya, kakek tidak ingin mengubahnya sedikit pun. Nenekmu cantik, baik hati, dan mau menikahi kakekmu ini, itu sudah lebih dari cukup bagi kakek."

Nenek segera menimpali, "Nenek sungguh sangat tersentuh oleh pernyataan kakekmu itu sehingga sejak saat itu, tidak ada masalah atau sesuatu apapun yang cukup besar yang dapat menyebabkan kami bertengkar dan mengurangi perasaan cinta kami berdua."

(Sumber: Http://www.mualaf.com/)

***

Cinta adalah ketika kebahagiaan orang lain lebih penting daripada kebahagiaan diri sendiri.” H Jacson Brown, Jr, pengarang buku Life s Little Instruction"

Cinta tidak meminta kecantikan, tetapi kecantikan selalu mengundang cinta. [Lilminber]

Jikalau Allah cinta kepada sebuah keluarga, maka salah satu cirinya adalah keluarga itu dibukakan hati untuk ilmu agama. (Aa’ Gym)

Allah mencintai kita dengan dua hal, dalam laranganNya ada keburukan yang dijaga bagi kita, dalam perintahNya ada kebaikan yang diberi kepada kita. (Aa’ Gym)

Allah lah pemilik cinta, cintailah Allah maka kita akan dicintai semua makhluk Nya. (Aa’ Gym)

“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” (Bung Karno)

“Saya dilahirkan untuk ibu Ainun, dan ibu Ainun dilahirkan untuk saya,””Ainun, saya sangat mencintaimu. Tapi Allah lebih mencintaimu. Sehingga saya merelakan kamu pergi.” (BJ Habibie)

Seorang manusia yang baik akan senantiasa mencintai saudaranya dengan tidak saling menganiaya dan tidak pula membiarkan orang lain teraniaya. (Aa’ Gym)

Seorang laki-laki yang bertaqwa, jika dia mencintaimu maka dia akan memuliakanmu. Dan jika dia sedang membenci atau marah padamu, maka dia tidak akan mendzalimimu" (Hasan bin Ali bin Abi Thalib)

Cinta kepada Allah adalah puncaknya cinta. Lembahnya cinta adalah cinta kepada sesama.

“Dan orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” [Al-Baqarah:165]

Tiga perkara, yang barang siapa memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakan ke dalam api neraka” (H.R. Bukhari-Muslim)

“Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : “Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku” (H.R. Muslim)

“Allah swt berfirman, “pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku” (Hadits Qudsi)

"Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu, jika kau hilangkan agama dalam dirimu, hilanglah cintaku padamu." (Imam Nawawi)

Doa Imam al-Ghazali tatkala memanjatkan doa tentang cinta kasih pasangan yang mengajari manusia tentang cinta nan sempurna:

"Allahummarzuqna hubbaka wa hubba man ahabbaka wa hubba ma yuqarribuna ila hubbika waj'al hubbaka ahabbu ilaina minal ma'i wal baradi."

Artinya:"Wahai Allah limpahilah kami cinta-MU dan cinta yang mendekatkan kami pada cinta-MU,jadikanlah cinta-MU lebih kami cintai dari pada air dan salju."

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Sumber Perumusan Artikel & Suplemen Qolbu:

Tim Kepanitiaan Ifthor Jama'i (Senin-Kamis) YISC Al-Azhar Jakarta

Read More..

KEBAHAGIAAN ADALAH KEPUTUSAN



oleh Mukhammad Atiqurrakhman

Setiap hari kita membuat keputusan. Anda tentu pernah merasakan, saat bangun tidur dan kemudian berfikir, apa ya yang akan saya lakukan hari ini ya ? Mulai dari bangun tidur, sampai kita mau tidur kembali, kita membuat keputusan. Baik kita lakukan dengan penuh kesadaran ataupun tidak, pengambilan keputusan selalu kita jalankan. Bahkan hanya untuk memilih baju yang akan kita pakai pada pagi hari pun, kita telah membuat suatu keputusan. Jika keputusan adalah hal yang selalu kita lakukan, lalu apa yang menarik dari sebuah keputusan bagi diri kita ?

Mungkin Anda akan bertanya dalam hati, barangkali yang akan didiskusikan adalah bagaimana kita mengambil keputusan dalam kehidupan kita, baik kehidupan pribadi, sosial maupun bisnis ? Anda tentu pernah mendengar Decision Making Process atau Critical Decision Making dan segala bentuk metode pengambilan keputusan baik formal maupun informal, baik yang Analytical maupun yang Creative Decision Making. Ah, Anda pasti tidak akan meneruskan membaca artikel ini, jika kita membahas Decision Making Process. Betul sekali, saya memang tidak ingin mengajak Anda berdiskusi tentang Decision Making Process. Yang akan kita diskusikan adalah pengaruh yang dibawa oleh sebuah keputusan dalam diri kita, terhadap usaha yang kita curahkan baik secara sadar maupun bawah sadar, termasuk bagaimana diri kita terpengaruh oleh keputusan tersebut dalam mengelola dan mencurahkan sumber daya pribadi kita.


Mungkin Anda perlu membayangkan sebuah contoh agar apa yang dimaksud dengan keputusan disini lebih jelas. Saya pernah memberikan contoh pada artikel saya pertama di Blog ini “What U See & What U Think is not Necessarily the Same”, tentang keputusan membeli sebuah mobil. Setelah Anda membaca contoh lain tentang keputusan yang saya maksud, Anda dapat membaca kembali contoh pada artikel diatas. Jika Anda mengambil keputusan akan membangun sebuah rumah, maka apa yang akan memenuhi pikiran Anda ? Ya, mungkin Anda akan datang ke seorang arsitek, untuk menggambarkan sebuah design rumah yang Anda impikan. Namun apa yang selalu mengisi pikiran dan tindakan Anda sehari-hari, sebelum dan sesudah bertemu dengan arsitek tersebut ? Anda pasti berfikir mencari majalah-majalah, atau tabloid tentang arsitektur rumah, atau Anda seorang yang IT minded ? Anda mungkin akan membuka internet dan mencari di Google, tentang artikel-artikel, gambar-gambar dan segala sesuatu tentang Rumah, baik pengaturan tata ruang, sampai interior rumah. Sudah puaskah Anda ? Saya yakin belum.

Tanpa Anda sadari, panca indera Anda akan dituntun oleh bawah sadar Anda, untuk berbicara, atau berdiskusi kepada teman, kolega, rekan kerja, handai taulan dan siapapun yang mungkin Anda kenal baik, untuk mencari informasi tentang pembangunan rumah ? Bahkan dalam perjalanan pulang dari kantor ke rumah pun, Anda masih melihat-lihat design rumah, kombinasi warna cat, pengaturan taman dsb, dan jika tidak puas, Anda mengeluarkan mobile phone Anda untuk menyempatkan memotret rumah di perjalanan Anda ke rumah. Sadarkah Anda melakukan itu semua ? Ya tentunya sadar, maksud saya, apakah semua hal diatas Anda niatkan untuk dilakukan ? Atau begitu saja Anda lakukan ? Ya, saya yakin, semuanya Anda lakukan begitu saja.

Ternyata sebuah keputusan membawa diri kita untuk mencurahkan perhatian, panca indera kita kepada terwujudnya keputusan yang sudah kita canangkan. Memang, keputusan atau decision merupakan salah satu filter yang ada dalam diri kita. Dialah salah satu yang menyaring, informasi mana yang diperlukan diri kita, terkait dengan keputusan yang sudah diambil, dan mana informasi yang tidak diperlukan. Demikian sehingga, pada saat kita mengambil keputusan yang tidak berguna bagi diri kita, maka secara sadar maupun bawah sadar, diri kita diarahkan untuk mencari atau mengumpulkan informasi yang juga tidak berguna bagi diri kita.

Sekarang tentunya Anda bertanya-tanya. Apa hubungannya, keputusan dengan kebahagiaan, seperti yang tertulis dalam judul artikel ini ? Dalam banyak kesempatan, saya bertanya kepada rekan-rekan saya. Apa sih yang membuat mereka bahagia ? Jawaban mereka kurang lebihnya adalah , “Jika Saya dan Keluarga Sehat”, “Jika keinginan Saya tercapai”, “Jika Anak Saya lulus sekolah”, dan ada juga yang menjawab “Jika saya memiliki uang yang banyak”, “Jika saya memiliki mobil dan rumah yang besar” dst. Kemudian saya tanyakan kepada mereka, “Siapa yang menentukan itu ?” dan mereka menjawab dirinya sendiri. Ini berarti, mereka telah mengambil keputusan, akan merasa Bahagia jika syarat-syarat yang mereka tentukan sendiri terpenuhi, bukan ? Biasanya, mereka saya tanya kembali, “Apa keuntungan yang Anda peroleh, pada saat Anda memutuskan untuk memberikan syarat terhadap tercapainya Kebahagiaan Anda ?” “Bukankah Anda ingin Bahagia ?” “Lalu mengapa Anda memberikan syarat demikian banyak kepada diri Anda, untuk mencapai Bahagia ?”. Bukankah kita ingin mencapai kebahagiaan dengan mudah ? Bukankah kita ingin mencapai kebahagiaan dengan tanpa syarat ? Jika demikian, permudahlah diri Anda mencapai kebahagiaan.

Jangan persulit diri Anda, dengan segala macam syarat yang Anda pilih dan tentukan (baca : putuskan) sendiri. Bahagia adalah keputusan. Mari kita ambil keputusan, Kita akan Bahagia tanpa Syarat apapun. Apapun yang terjadi, kita tetap merasa Bahagia. Ambillah keputusan itu, setiap Anda bangun tidur di pagi hari…. Agar panca indera kita, seluruh sumber daya diri kita, secara sadar maupun bawah sadar, dituntun untuk mencapai kebahagiaan. Selamat Berbahagia…

Read More..

Foto dari Diriku, Hatiku dan Hidupku ♪♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫



Aku tidak pernah memilihmu untukku....

Tapi Allah SWT yang telah memilihmu untukku...

Aku tidak pernah berharap mencintaimu...

Tapi Allah SWT yang telah menundukkan hatiku untuk memberikan cinta ini padamu...

Aku tidak pernah bermimpi untuk mendampingimu...

Tapi Allah SWT yang telah menentukan jalan hidupku untuk mendampingimu...

Aku juga tidak pernah berharap menanggung rasa ini atas cintaku padamu...

Tapi Allah SWT yang telah memberikan rasa ini dan harus kutanggung atasmu...


Itulah aku adanya... Tidak pernah kuasa untuk mengatur hatiku sendiri...

Karena Sang Pemilikku yang telah menentukan harus bagaimana, memberikan rasa kepada siapa, menanggung rasa yang bagaimana, aku harus berada di samping siapa dan untuk apa...

Aku yang engkau lihat hanyalah raga, sedang hatiku adalah milik dan kuasa-Nya...

Sungguh bahagianya seorang Rabiah Al Adawiyah...

Yang mampu meneguk manisnya cinta kepada-Nya...

Yang memberikan seluruh hidupnya untuk mencintai-Nya...

Dan menghabiskan malamnya dengan berjumpa kekasih sejati, Sang Maha Pencinta...

Yang hanya menjalankan hidupnya untuk menjalankan kewajiban sebagai istri kepada suaminya, kewajiban sebagai ibu kepada anak-anaknya, dan kewajiban seorang muslim kepada saudara dan tetangganya...

Selebihnya waktu yang ia miliki adalah waktu untuk bermunajat kepada-Nya...

Bahkan di dalam munajatnya ia senantiasa berdo'a :“Ya Tuhanku!Tenggelamkanlah aku di dalam kecintaan-Mu supaya tiada suatupun yang dapat memalingkan aku daripada-Mu.”

“Wahai Tuhanku!Apakah Engkau akan membakar dengan api, hati yang mencintai-Mu dan lisan yang menyebut- Mu dan hamba yang takut kepada-Mu?”

“Jika aku menyembah-Mu karena takut daripada api neraka-Mu maka bakarlah aku di dalamnya! Dan jika aku menyembah-Mu karena mengharap syurga-Mu maka jauhkan aku dari syurgaMu! Tetapi jika aku menyembah-Mu karena kecintaanku kepada-Mu maka berikanlah aku balasan yang besar, ijinkanlah aku melihat wajah-Mu yang Maha Besar dan Maha Mulia itu.”

Subhanallah... ketika kembali membaca betapa besar kecintaan Rabiah Al Adawiyah....

seringkali merasa malu kepada Allah SWT...

banyaknya kita menyembah-Nya karena takut akan Neraka dan berharap kepada Surga-Nya...

Dan seringkali kecintaan kita kepada dunia dan segala isinya melebihi kecintaan kepada-Nya...

Ya Allah, karuniakanlah kepada kami keampunan-Mu bukan azab-Mu, masuk ke dalam surga-Mu tanpa hisab, melihat wajah-Mu tanpa hijab, jagalah kami dengan karunia-Mu dari kejahatan orang-orang yang hasad ketika duduk, berdiri dan dalam kondisi tidur, peliharalah kami dari sifat dengki ya Arhamar Rahimin.... Amin...]

Read More..

Rabu, 06 Oktober 2010

Maafkanlah kesalahanku Ya Allah Swt


Saat aku mulai mencintai seseorang aku ditinggalkan

Saat aku sangat mengharapkannya dia menghilang.
Ketika aku mulai merasakan bahagia aku dicampakkan.
Ketika aku sangat membutuhkannya dia memilih yang lain.

Aku bertanya pada Tuhan
Yaaa.. Tuhan..kenapa semua yang aku inginkan tidak bisa aku miliki????

Tuhan menjawab: karena kamu tidak pernah merasa yakin memilikinya,
aku kembali bertanya tapi mengapa pada saat aku bahagia dia meninggalkanku,
Tuhan "karena kamu tidak pernah memahami apakah dia bahagia bersamamu"

Tuhan:
" Aku tidak akan memberikan pasangan yang baik untukmu, jika kamu masih kasar"
"Aku tidak akan memberikan pasangan yang setia untukmu, disaat kamu selalu mencari yang terbaik"
"Aku tidak akan menganugrahkan seseorang yang sabar bagimu sedangkan kamu masih egois"
"Aku akan memberikan pasangan untukmu yang sesuai untukmu, maka perbaikilah dirimu sesuai dengan apa yang kamu inginkan dari pasangan hidupmu"


Sesungguhnya wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji,dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yg keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yg baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (Surga).

(QS. An-Nur [24]:26) Read More..

Selasa, 05 Oktober 2010

"CINTA TAK HARUS MEMILIKI"


Kalo Menurut Pendapat Saya Secara Pribadi Tentang Istilah “Cinta Tak Harus Memiliki”....Adalah Semboyan Bagi Orang Yang Dikhianati Atau Bagi Orang Yang Tak Berdaya Menggapai Cintanya Atau Yang Terkenal Dengan Bahasa Sadisnya "Kasih Tak Sampai".

Cinta Adalah Memberi Dan Berkorban Tanpa Mengharapkan Balas Apapun Dari Seseorang...

Kerelaan Yang Sejati Bisa Kita Berikan Hanya Dan Hanya Jika Kekasih Tersebut Sudah Benar-Benar Menjadi Milik Kita Secara Syah (baik dari segi agama maupun segi hukum negara)....hhehehe

Namun Jika Belum Menjadi Kekasih Yang Hakiki....PASTI Kita Mempunyai Pamrih Agar Pengorbanan Kita Mendapat Balasan.

Pengorbanan Yang Tentu Saja Bukan Hanya Pengorbanan Waktu, Tenaga Dan Materi....Namun Seringkali Yang Terasa Sangat Sakit Adalah Korban "PERASAAN". Perasaan Sakit Saat Dia Tersakiti, Rasa Sedih Saat Kekasih Sedih, Rasa Cemburu, Marah.....*Bla Bla Bla


Tapi Saya Tetap Yakin Banget Bahwa " CINTA TAK HARUS MEMILIKI" Itu Ada.

Parameternya....Jika Kamu Tetap Menyayanginya, Tetap Baik Padanya, Tetap Membantunya Ketika Dia Memerlukan Pertolongan....Itu Artinya Kamu Bisa Dikatakan Telah "IKHLAS".

Lepas Dari Seberapa Besar Korban Perasaan Yang Kamu Derita...

Terlepas Seberapa Lebar Luka Yang Terkoyak Di Hatimu...

Namun Jika Engkau Telah "TERSENYUM" Tatkala Melihat Orang Yang Kau Cintai Itu Berbahagia Dengan "ORANG LAIN"....

Saya Yakin....Itulah Arti " CINTA TAK HARUS MEMILIKI" Yang Sebenarnya.

Namun Menurut Saya Seh ===> " CINTA ITU HARUS MEMILIKI"

"MENGAPA...????"

Karena Jika Tidak Memilikinya Maka Kamu Pasti Akan Menderita....Menderita Karena Cinta Yang Tak Pasti!!!

Merasakan Sakit Yang Tak Seharusnya Dirasakan Untuk Sesuatu Yang Tidak Pasti!!!

"BOHONG BANGET" Jika Kamu Tak Merasa Sakit Dengan Cinta Itu!!

Masih Mampukah Engkau "Tersenyum Bahagia" Di Saat Orang Yang Kau Cintai Memperkenalkan Kekasihnya.....

Masih Mampukah Engkau "Menahan Sakit" Melihat Orang Yang Kau Cintai Bersama Orang Lain....

Masih Mampukah Engkau "Merasa Bahagia" Melihat Orang Yang Kau Cintai Hidup Bersama Orang Lain.....Heemmpp

"YAKINLAH BAHWA CINTA YANG TAK DAPAT KAMU JANGKAU......CINTA ITU HANYA AKAN MENYAKITIMU, DIRINYA DAN SESEORANG YANG KELAK AKAN MENJADI PENDAMPINGMU"

"Jangan Menangisi Seseorang Yang Bukan Milikmu.....Karena Allah Telah Menyiapkan Seseorang Yang Terbaik Untukmu"...."Mungkin Saat Ini Dia Yang Disiapkan Untukmu..Sedang Menangis Mengadu Kepada Rabb-Nya Memohon Agar Dipertemukan Denganmu.....AAMIIN"

"CINTAILAH YANG KAMU MILIKI SEKARANG.....KARENA DIA SEBAIK-BAIK PILIHAN UNTUKMU.....DAN JALANILAH SEMUANYA DENGAN IKHLAS" 

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

> Read More..