Jumat, 03 Februari 2012

Tak Ingin Menggugat Allah

Kawan, kita ini adalah hamba Allah yang tercipta dengan sebaik-baik bentuk. Sebaik-baik takdir yang Allah tetapkan dalam kitab Lauh Mahfuzh. Bilamana kini kita dalam kondisi tak mengenakkan —menurut kita— dan kita telah jatuh bangun dalam usaha memperbaikinya kemudian belum ada tanda-tanda Allah untuk memberikan setitik bantuanNya. Apakah kemudian kita akan menggugat Allah? Mungkin kita akan teringat akan firman Allah yang akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut berusaha untuk mengubahnya terlebih dahulu.

Belajar berprasangka baik kepada Allah. Ayat tersebut adalah motivasi untuk kita terus berusaha memperbaiki keadaan dalam diri dan lingkungan. Berusaha menuju arah yang lebih baik. Karena Allah adalah sebaik-baik pemberi janji dan tak pernah ingkar janji. Jika keadaan kita belum berubah, mungkin memang takdir Allah untuk memberikan kita jalan seperti itu. Jalani saja, karena bisa jadi takdir itu adalah rencana Allah untuk membuka takdir-takdir berikutnya dari arah yang tak pernah kita sangka. Takdir yang membawa kita pada cahaya kebenaran. Yang terpenting, jika jasad kita terlumuri dosa maka jangan sampai hati kita tertutupi hijab yang tebal dengan Allah. Sungguh, Allah hanya menilai isi hati hamba-hambaNya.

Seorang penjahat kelas kakap yang hatinya masih terus mengingat Allah sedang raganya mengharuskannya untuk berbuat sesuatu yang hatinya tak ingini, bisa lebih mulia di hadapan Allah. Ia memiliki hati yang tak tertutupi hijab antara dirinya dan Allah, dan cahaya keimanan akan mudah merasuki hatinya. Kemudian ia masih berbuat kejahatan, apakah bisa kita menilainya termasuk golongan penghuni Neraka? Hanya Allah yang bisa menilai setiap perbuatan hambaNya. Kadang Allah menjadikan kemaksiatan sebagai caraNya untuk lebih mendekatkan Dia dan hambaNya. Tinggal hamba itu menunggu suatu episode hidup berikutnya.

Tapi jangan sampai kita mencoba untuk mencicipi kemaksiatan guna mendekatkan diri kepada Allah. Karena yang berkata itu adalah hawa nafsu dan bukan takdir. Hawa nafsu akan menjatuhkan kita pada jurang kebinasaan terdalam.

Jadikan segala cobaan yang sedang kita hadapi sebagai bekal untuk mendekatkan diri kepada Allah bukan yang lain. Apapun keadaan kita kini, terimalah. Robekkan tirai penghalang interaksi hati kita dan Allah. Dengan berjalannya waktu kita akan merasakan perubahan dalam diri. Meskipun dalam keadaan yang sama. Perubahan helaan nafas yang kian dekat dengan Allah. Lantunan istighfar yang senantiasa menjadi irama hati. Hal tersebut adalah semanis-manisnya iman. Karena Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hambaNya.

Mungkin bukan dengan jalan kelapangan, bukan dengan jalan kemudahan, bukan dengan jalan kemewahan, Allah mendekati kita. Biarkan Allah berbuat sekehendakNya, Allah Maha berkuasa dan sebagai makhluk kita hanya bisa menuruti. Menjalankan takdir sebaik-baiknya. Karena kemudahanpun bisa jadi menjadi tabir antara kita dan Allah. Tapi keadaan apapun tak akan berpengaruh jika hanya Allah yang ada di dalam hati. Semuanya akan terasa indah dan mudah.

Kawan, mari kita selalu berusaha menikmati takdirNya. Berusaha mengecap kepahitan semanis madu. Berusaha menikmati manisnya madu secukupnya. Hingga kelak Allah memutar roda takdirnya, kita akan terbiasa.

Kawan, mari kita berusaha untuk meramaikan kesunyian hati dengan dzikir mengingatNya. Berdzikir dalam keheningan dan keramaian. Merasakan Allah hadir dalam helaan nafas.

Kawan, kita ini adalah hamba terpilih. Terpilih untuk menikmati proses degradasi moral dan proses penyucian kembali jiwa yang lama melanglang. Itulah realita takdir. Allah Yang Maha Mensucikan jiwa hamba-hambaNya yang merangkak pada cahayaNya. Allah Yang Maha Menghinakan hamba-hambaNya yang menghalau cahayaNya dengan berbagai alasan.

Allahua’lam. /Oleh Kiptiah



Read More..

Dosa Istri yang Durhaka

Allah Ta’ala berfirman, “Dan istri-istri yang kalian khawatirkan nusyuz mereka, hendaklah kalian menasehati mereka atau pisahkan mereka dari tempat tidur, atau pukullah mereka. Dan jika mereka sudah kembali taat kepada kalian, maka janganlah kalian mencari-cari jalan (untuk menyakiti) mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (QS. An-Nisa’: 34)

Al-Wahidi rahimahullah berkata, “Yang dimaksudkan dengan ‘nusyuz’ pada ayat diatas adalah kedurhakaan terhadap suami, yakni merasa lebih tinggi dihadapan suaminya disaat terjadi perselisihan.”
Atha’ berkata, “Maksudnya adalah seorang istri yang mengenakan wewangian dihadapan (suami)nya, namun tidak mau ‘dikumpuli’, serta berubah sikap dan ketaatan yang dulu pernah dilakukannya.”

Maksud firman-Nya (yang artinya), “Hendaklah kalian menasehati mereka,” yaitu nasehatilah mereka dengan kitab Allah dan ingatkanlah akan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka (para istri).

Ibnu Abbas menafsirkan ayat (yang artinya) “Atau pisahkan mereka dari tempat tidur,” yakni dengan membelakanginya dan tidak mengajaknya berbicara. Sedangkan Sya’bi dan Mujahid menafsirkan dengan cara meninggalkan tempat tidurnya dan tidak menggaulinya.

Tafsir ayat (yang artinya) “Atau pukullah mereka,” yakni memukulnya dengan pukulan yang tidak membahayakannya.

Sedangkan maksud firman-Nya (yang artinya) “Jika mereka menaati kalian,” adalah janganlah kalian (suami) mencari-cari alasan untuk menyakiti mereka (istri).

Seorang istri memiliki kewajiban yang besar untuk patuh kepada suaminya. Kepatuhan ini tentu tidak berlaku jika seorang suami memerintahkan istrinya untuk bermaksiat kepada Allah, sebab tidak ada kepatuhan terhadap perintah manusia dalam berbuat maksiat kepada Allah.

Jika seorang istri yang patuh kepada suaminya akan memperoleh keutamaan pahala yang besar, maka sebaliknya, istri yang durhaka kepada suaminya akan mendapat ganjaran dosa dan laknat baik dari Allah maupun makhluk-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya, lalu ia menolak datang, (maka) malaikat melaknatnya hingga pagi hari.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i)

Dalam hadits yang lain disebutkan, “Jika pada malam hari seorang istri meninggalkan tempat tidur suaminya dan menolak ajakannya, maka penduduk langit marah kepadanya hingga suaminya rela kepadanya.” (HR. Nasa’i)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada tiga orang yang tidak diterima shalatnya, dan kebaikannya tidak diangkat kelangit: budak yang melarikan diri dari tuan-tuannya hingga ia kembali kepada mereka dan meletakkan tangannya pada mereka (menyerah dan taat); seorang istri yang dimarahi suaminya hingga ia ridha kepadanya; dan orang yang mabuk hingga siuman.” (HR. Thabrani dan Ibnu Khuzaimah)

Sudah seharusnya seorang istri berusaha untuk taat dan menunaikan kewajibannya terhadap suaminya. Begitu besarnya hak suami terhadap istrinya, hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika aku diperbolehkan untuk memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain, pastilah aku akan menyuruh seorang wanita bersujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi)

Seorang bibi dari Hushain bin Muhsin bercerita perihal suaminya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu Rasulullah berkata kepadanya, “Lihatlah kedudukanmu dihadapannya, ia adalah surga dan nerakamu.” (HR. Nasa’i)

Seorang istri wajib meminta ridha suaminya dan menjaga dirinya dari kemarahannya, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika seorang wanita meninggal dunia, sedangkan suaminya ridha kepadanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim)

Oleh karena itu, seorang istri berhati-hati dari kedurhakaan terhadap suaminya, karena kedurhakaannya bisa mengantarkannya kedalam neraka. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Aku melihat neraka, dan aku dapatkan ternyata sebagian besar penghuninya adalah wanita.”

Hal itu disebabkan karena kurangnya ketaatan istri kepada Allah, Rasul-Nya, dan suami mereka. Selain itu, para istri itu pun sering ber-tabarruj (memamerkan dandanannya kepada orang lain). Tabarruj artinya seorang istri keluar dari rumahnya dengan mengenakan pakaian terbaiknya dan berdandan, serta bersolek hingga membuat orang-orang terfitnah oleh penampilannya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia, (melainkan) istrinya yang lain dari bidadari berkata, ‘Janganlah menyakitinya, semoga Allah membunuhmu.’” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

(Imam Adz-Dzahabi. 2008. Al-Kabair, Galaksi Dosa terjemah: Asfuri Bahri. Jakarta: Darul Falah)


Istri Yang Di Anggap Durhaka Kepada Suami

Apakah Anda termasuk Istri yang dianggap durhaka? apakah istri Anda termasuk istri yang dianggap durhaka kepada suami?

Apabila dipanggil oleh suaminya ia tidak datang.
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:“Apabila suami memanggil isterinya ke tempat tidur. ia tidak datang nescaya malaikat melaknat isteri itu sampai Subuh.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Membantah suruhan atau perintah suami.
Sabda Rasulullah SAW: ‘wanita Siapa saja yang tidak berbakti kepada suaminya maka ia mendapat laknat dan Allah dan malaikat serta semua manusia.”

Bermuka masam terhadap suami.
Sabda Rasulullah SAW: “Siapa saja perempuan yang bermuka masam di hadapan suaminya berarti ia dalam kemurkaan Allah sampai ia senyum kepada suaminya atau ia meminta keredhaannya.”

Jahat lidah atau mulut pada suami.
Sabda Rasulullah SAW: “Dan ada empat golongan wanita yang akan dimasukkan ke dalam Neraka (diantaranya) ialah wanita yang kotor atau jahat (tajam) lidahnya terhadap suaminya.”

Membebankan suami dengan permintaan yang diluar kemampuannya.
Keluar rumah tanpa izin suaminya.
Sabda Rasulullah SAW: “Siapa saja perempuan yang keluar rumahnya tanpa ijin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah sampai dia kembali kepada suaminya atau suaminya redha terhadapnya.” (Riwayat Al Khatib)

Berhias ketika suaminya tidak disampingnya.
Maksud firman Allah: “Janganlah mereka (perempuan-perempuan) menampakkan perhiasannya melainkan untuk suaminya.” (An Nur 31)

Menghina / Meremehkan pengorbanan suaminya.
Maksud Hadis Rasulullah SAW: “Allah tidak akan memandang (tidak akan ridla) kepada siapa saja perempuan yang tidak berterima kasih atas pengorbanan suaminya sedangkan dia masih memerlukan suaminya.”

Mengijinkan masuk orang yang tidak diijinkan suaminya ke rumah
maksud Hadis: “Jangan ijinkan masuk ke rumahnya melainkan yang diijinkan suaminya.” (Riwayat Tarmizi)
sebagai contoh : berhubungan dengan seseorang tanpa keperluan yang diizinkan syara’ baik di dunia nyata ataupun di dunia maya seperti sms-an, chatting dan telepon dengan laki-laki ajnabi/asing.
Tidak mau menerima petunjuk (saran/nasehat) suaminya.
Maksud Hadis: “Isteri yang durhaka hukumnya berdosa dan dapat gugur nafkahnya ketika itu. Jika ia tidak segera bertaubat dan memint ampun dari suaminya, Nerakalah tempatnya di Akhirat kelak. Apa yang isteri buat untuk mendapat ridla suaminya adalah semata-mata untuk mendapat keredhaan Allah SWT” , karena keridlaan suami terhadap istrinya, adalah salah satu tanda keridlaan Allah kepada dirinya, sebagaimana hadits Nabi :

” Wanita mana saja yang mati sedangkan suaminya meridlainya, maka baginya adalah sorga “.

Sebenarnya untuk mendapat ridla suaminya, para istri istu tidaklah sulit jika memang diri mereka itu punya ilmu dan dan hati mereka punya niat yang kuat dan tulus untuk konsisten pada niat dan komitmen awal ketika membangun biduk rumah tangga.

Read More..

Kisah Istri Sholehah Yang Selingkuh Karena Harta Dan Fisik

Akibat Chating Di Facebook: Kisah Istri Sholehah Yang Selingkuh Karena Harta Dan Fisik

Dikisahkan seorang pemuda saleh, Sidiq menikah dengan seorang wanita solehah, Anisah. Mereka berdua berasal dari keluarga agamis, terpandang dan mulia. Kedua belah pihak merasa sangat berbahagia dan bersyukur kepada Allah SWt. karena telah dikaruniai pasangan yang sesuai dan cocok dengan hati. Hari-hari yang mereka jalani penuh dengan keceriaan dan kemesraan.

Sidiq kesehariannya bekerja diluar rumah. Ia berangkat pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Anisah tinggal dirumah sendirian. Untuk menghibur hati sang istri dan teman dikala kesepian Sidiq membelikan Anisah komputer. Komputer tersebut diletakkan didalam kamar dan disambungkan padanya internet. Awalnya Anisah tidak tahu apa-apa tentang komputer. Sidiqlah yang mengajarkan cara penggunaan komputer. Hingga pada akhirnya Anisah sudah biasa menggunakan komputer sendiri dengan baik.
Sehabis menyelesaikan pekerjaan rumah, Anisah memanfaatkan waktunya didepan komputer, mengakses berita dan mengikuti perkembangan dunia Islam. Waktu pun terus berjalan dan kehidupan mereka tetap harmonis dan tentram. Sehingga sampai pada suatu hari, Anisah masuk ruang chating dan disanalah ia mulai berkenalan dengan banyak orang. Awalnya hanya tanya jawab tentang nama, tempat tinggal, sehingga karena sudah keasyikan pembicaraan menjadi panjang dan lebar. Telah banyak teman dan kenalan Anisah di ruang chating. Dan setiap hari sehabis pekerjaan rumah, Anisah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk chating.

Hingga pada suatu ketika, Anisah berkenalan dengan seorang pemuda di ruang chating, namanya Fatih. Chating mereka lakukan dengan menggunakan kamera. Sehingga diantara mereka saling melihat. Awalnya pembicaran mereka hanya berkisar tanya nama, tempat tinggal dan lainnya. Namun chating ini terus berlangsung setiap hari. Sehingga timbullah rasa suka dihati Fatih pada Anisah. Ia mulai bermanis kata dan merayu. Fatih mulai berkata-kata yang membuat tersentuh hati Anisah. Setan pun tak tinggal diam. Membisikkan kedalam hati Anisah hal-hal yang tidak baik. Anisah berusaha untuk menolak dan melawannya. Namun karena mereka chating setiap hari, dengan saling melihat, akhirnya sedikit demi sedikit timbullah dihati Anisah perasaan suka pada Fatih. Sebenarnya Fatih menyukai Anisah hanya karena kecantikan wajahnya saja, rasa suka yang berlandaskan pada hasrat nafsu. Dan akhirnya Anisah juga terpedaya dengan kata-kata dan ketampanan Fatih yang menjadi teman chatingnya setiap hari tersebut.
Chating itupun terus berlangsung. Dan Sidiq tidak menaruh curiga pada Anisah. Karena ia sangat percaya pada Anisah. Dan Anisah pun sangat pandai menyimpan rahasia. Namun sesuatu yang busuk bagaimanapun pintar menyimpan akan ketahuan juga baunya. Akhirnya Sidiq mulai curiga dengan gelagat Anisah, sehingga setelah ia selidiki akhirnya ia mengetahui bahwa Anisah telah menjalin hubungan gelap dengan seorang pemuda di ruang chating. Fatih sangat marah dan akhirnya ia menjual komputer tersebut. Dan memperingatkan Anisah untuk segera bertobat pada Allah Swt. dan meninggalkan pemuda tersebut. Anisah pun mengakui kesalahannya.

Namun, karena hati telah diberikan pada syetan dan hawa nafsu selama ini, Anisah merasa masih sulit menghilangkan bayangan Fatih dari pikirannya. Hatinya telah terpaut pada Fatih. Sehingga tanpa diketahui oleh Sidiq, Anisah menghubungi Fatih lewat telpon. Ia menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya pada Fatih dan tentang perasaannya pada Fatih. Rupanya Fatih telah berhasil menjaring mangsanya. Iapun memanfaatkan kesempatan tersebut, ia mulai merayu dan menggombal. Ia berkata,
“Kalau kamu menyukai dan mencintai saya, tinggalkanlah suamimu! Minta cerailah darinya! Saya akan datang untuk melamarmu dan kamu akan hidup tentram dan bahagia dengan saya.”

Anisah yang telah goyah dan lemah imannya ini mulai terpedaya dengan bujuk rayu dan janji-janji Fatih. Ia telah dipengaruhi oleh syetan dan nafsu, ia lebih memilih Fatih dari pada suaminya. Anisah tidak sadar bahwa syetan dan nafsu sedang menipunya dan ingin menghancurkan dirinya dan kehidupan rumah tangganya.
Akhirnya, Anisah minta cerai pada Sidiq. Dan terjadilah perceraian yang tidak diharapkan tersebut. Anisah pulang kerumah orang tuanya. Keluarganya sangat menyesalkan perceraian tersebut. Dan mulailah Anisah berhubungan dengan Fatih. Fatih sering datang kerumah Anisah dan terkadang mengajaknya keluar rumah, dengan mobil mewah yang dimiliki Fatih.

Hari dan minggu terus berganti, namun Fatih belum juga melamar Anisah. Mereka masih menjalani pacaran. Sampai pada suatu malam, Fatih mengajak Anisah menginap di sebuah hotel dan pada malam itu terjadilah perselingkuhan, terjadilah hubungan yang diharamkan oleh Allah Swt., mereka berzina. Mereka telah dikuasai oleh hasrat nafsu dan syetan.

Hari dan bulan terus berganti, tapi Fatih belum juga datang untuk melamar Anisah. Anisah sangat gelisah dan tidak bisa tenang, ia selalu diberi janji yang tak pasti. Dan sampai pada suatu hari Fatih berkata pada Anisah,
” Wahai wanita yang hina, apakah engkau mengira aku akan menikah dengan wanita seperti dirimu, tidak akan pernah! Aku tidak akan mau menikah dengan wanita murahan seperti dirimu. Engkau tidak lagi berharga, engkau adalah wanita kotor dan hina, engkau tidak layak menikah dengan pemuda terpandang seperti diriku. Aku yakin, kalau sekali sudah berkhianat, kelak engkau berkhianat lagi. Kalaupun engkau kunikahi, kelak bila engkau bertemu pemuda yang lebih ganteng dan lebih kaya dariku pasti engkau akan meninggalkan diriku, sebagaimana engkau telah meninggalkan suami mu yang baik-baik itu. Dan aku tidak mau hal itu terjadi pada diriku, sekarang pergi engkau dari sisiku! Jangan temui aku lagi, aku tidak mau lagi melihat mukamu, aku sudah muak dengan dirimu.”

Anisah pun berlalu pergi dengan membawa luka mendalam di hatinya. Hidupnya telah hancur. Masa depannya telah gelap. Ia telah salah selama ini menilai. Ia telah tertipu dan terpedaya. Penyesalan tidak ada lagi gunanya. Kembali pada suami yang pertama, tak akan mungkin suaminya mau menerima dengan keadaan dirinya saat ini, kembali pada keluarganya, ia merasa malu, ia tidak tahu harus melangkah kemana dan mengadu pada siapa. Hanya kepada Allah Swt. Mengadukan segala kelukaan dan kesalahan yang dilakukan selama ini. Anisah telah menyadari kekeliruannya dan sangat menyesal atas apa yang telah ia lakukan. Tapi, semuanya sudah terlambat.

* * *
Kisah diatas telah memberi kita pelajaran berharga, pelajaran yang sangat berguna dalam kehidupan kita. Bagaimanapun baik dan solehnya seseorang namun ia tidak akan bisa selamat dan bisa memelihara dirinya jikalau ia sendiri telah memberikan dirinya untuk di belenggu syetan dan hawa nafsu. Kisah diatas hanya satu dari puluhan dan bahkan lebih, dari kisah-kisah yang pernah terjadi. Betapa sering hubungan rumah tangga retak dan pecah karena tidak terkontrolnya dan terjaganya interaksi dengan lawan jenis.
Semoga menjadi bahan renungan dan pelajaran bagi kita semua, insya Allah.


Read More..

[curhat] SEORANG IBU

Saudaraku,
Tolong jangan kotak-kotakkan kami dengan istilahmu ; ibu bekerja dan ibu rumah tangga.

Kami sama seorang ibu.
Kami sama sangat mencintai anak-anak kami.
Kami sama mencurahkan segala perhatian kepada keluarga kami.

Apa kau kira istilahmu tidak menyakiti kami?

Jika sebagian dari kami dengan rela keluar rumah, menyisingkan lengan baju, menghadapi topan badai dengan dada penuh rasa cinta pada anak dan keluarga kami, dan
Jika sebagian dari kami mencurahkan seluruh waktu sampai tak punya waktu untuk memikirkan
diri kami sendiri demi memastikan segalanya berjalan baik di dalam rumah kami.

Apa kau kira istilahmu tidak menyakiti kami?

Jika sebagian dari kami memeras air susu kami dan terpaksa meninggalkannya dalam
botol-botol demi anak-anak kami, dan
Jika sebagian dari kami dengan rela menunggui anak-anak kami menghisap air susu kami , melupakan keinginan sekedar berjalan keluar rumah ataupun sekedar bermimpi..

Apa kau kira kami tidak sama mulianya?

Jika di pagi buta kami sama-sama bangun menyiapkan segalanya demi keluarga kami.
Sebagian dari kami dengah segala doa akan keluar rumah menjemput rizki, dan
Sebagian dari kami memutuskan tetap tinggal untuk membangun benteng, memanjatkan segala doa
agar keluarga kami senantiasa dibukakan pintu-pintu rizki.

Saudaraku,

Kamu tidak tau rasanya betapa sedihnya sebagian dari kami berharap bisa memeluk keluarga kami dari kejauhan saat tau salah satu dari mereka ada yang sakit atau terluka,
dan
Kamu juga tidak tau rasanya jika sebagian dari kami kadang merasa sangat tidak dihargai
dan orang disekitar kami menganggap biasa walau seluruh waktu dan hidup kami curahkan untuk selalu ada di dalam rumah dan dekat dengan keluarga kami.

Saudaraku,

Jangan kau buat kami iri satu sama lain.

Jangan kau buat kami merasa lebih hebat satu sama lain.

Kami sama hebatnya.

Kami sama mulianya.

Seluruh hidup kami penuh dengan doa dan cinta.





Read More..

Ketika Hati Wanita Terbakar Rasa Iri

“Cantik, apa saja bisa, anak orang kaya, cerdas, pandai bicara, beriman pula, Subhanallah, kok ada ya bunda, wanita yang bisa sesempurna itu..? sudah cantik, beriman, pakai jilbab pula, lalu selalu juara kelas dan semua orang suka padanya..” Rizka bertanya pada bundanya yang mengangguk setuju, menyetujui pendapat Rizka terhadap sosok wanita yang di idolakan oleh Rizka. Wanita itu tidak lain adalah kakak kelasnya yang sekarang sudah berbeda sekolah namun tetap menjadi kawan Rizka di facebook.

“Tapi dengar-dengar dia sekarang sedang dirawat di rumah sakit bunda, katanya tulang belakangnya mengalami kelainan,” Rizka kembali menjelaskan kepada bundanya. Namun bundanya Rizka merasa seperti ada suara sedikit bahagia mewarnai suara anaknya ketika menjelaskan tentang keadaan temannya yang sedang dirawat di rumah sakit. Lalu sang bunda pun terkejut karena nampak sekali ada nada iri dan bahagia pada Rizka ketika mengetahui bahwa wanita sempurna yang di irikannya itu mengalami musibah.

Lalu Bunda Rizka pun teringat pada kawan-kawan kantornya yang baru-baru ini heboh karena ada mutasi karyawan dari kantor cabang ke kantor pusat. Ada sekitar 3 karyawan di bagian akunting dan customer service diganti dengan 3 pegawai baru, pindahan dari kantor cabang. Subhanallah, 2 diantaranya perempuan dan salah satunya wanita muda, cantik, cerdas dan berjilbab. Wanita itu nampak solehah sekali sampai-sampai terkadang Bunda Rizka mendapati sang karyawan baru yang dikenal bernama Ranti Mustofa, sesaat sebelum adzan dzuhur berkumandang, dia bergegas mengambil air wudlu lalu ketika waktu sholat tiba, sambil menunggu imam dan jamaah berkumpul, wanita cantik itu sholat sunnah dahulu.

Jujur Bunda Rizka sangat kagum dan ingin berkenalan lebih jauh. Apalagi diketahuinya bahwa Ranti juga ternyata sudah haji dan ilmu pengetahuan agamanya luas sekali. Selama berdekatan dengan Ranti, bunda Rizka mendapati beberapa karyawan lelaki mencoba mendekatinya. Para karyawan mulai dari kalangan manajer sampai karyawan biasa tiba-tiba bersikap baik dan ramah pada Ranti, mulai dari sekedar membelikan permen sampai mengajak makan siang. Bunda Rizka pun paham mengapa orang-orang banyak yang mendekati Ranti karena memang Ranti ramah dan cantik orangnya sehingga menarik untuk didekati oleh siapa saja terutama kaum lelaki.

Namun kemudian bunda Rizka melihat dan mengamati bahwa tidak ada seorang pun kawan wanita yang sering bersama Ranti kecuali Bunda Rizka sendiri. Bunda Rizka juga pernah memergoki beberapa kali karyawan wanita di kantor tempatnya bekerja, mencibir, berbisik-bisk dan bersikap tidak ramah pada Ranti. Sampai akhirnya mulai adanya bisik-bisik, “tahu gak kamu, Ranti mau dilamar sama bos, si bos kan istrinya sudah menopause, mau dijadikan istri kedua, Ranti kan tahu agama jadi dia mau saja dipoligami, gak mikirin perasaan istri sang boss, Huuh dasar perempuan ganjen” ungkap salah seorang karyawan wanita kepada kawan-kawannya yang disertai dengan rutukan kecil pada Ranti.

Ranti yang sebenarnya merasa bahwa dirinya dibicarakan disana-sini dan dirutuk dimana-mana hanya diam saja dan tenang-tenang saja bekerja. Sementara Bunda Rizka juga tahu bahwa semua itu hanya gosip belaka karena dia tahu bahwa Ranti sudah punya suami, dan suaminya adalah ustadz yang sedang belajar di timur tengah sehingga memang mereka jarang bertemu.

Bunda menghela nafas lelah, ”oh, wanita.. mengapa iri hati sering membakar dirimu,” yang akhirnya dapat menciptakan suasana kerja dan hidup yang tidak sehat, membuat dosa bagi yang mengungkapkan fitnah maupun yang menyambutnya, membuat prahara dan panasnya suasana termasuk suasana hatinya. Bunda Rizka tak habis pikir kenapa bila wanita yang punya rasa iri di hatinya, maka dahsyat sekali hasilnya. Lalu bunda pun teringat akan sebauh ayat Al Quran yang menggambarkan orang yang dengki itu, selalu mengasut dan akhirnya terbakar sendiri.

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS: An Nisaa’: 32)

Bunda Rizka bergidik, ketika seorang wanita melihat wanita lain yang lebih dari dirinya maka sudah pasti akan timbul rasa iri, walaupun kadarnya sedikit. Namun bila sampai timbul sifat dengki dan hasud bahkan sampai mencelakakan wanita lain, maka hal ini tidak dapat ditolerir, kecuali bila Al Quran bekerja dan menyirami hati-hati yang terbakar iri.
Maka bila terbersit rasa iri, kembalilah pada Al Qur’an, bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk sebagaimana Allah jelaskan dalam surah At Tiin yaitu
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS: At Tiin: 4)

dan apa-apa yang baik bagimu belum tentu baik dimata Allah sebagaimana dijelaskan dalam surah Al Baqarah,

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui. (QS: Al Baqarah: 216)

Dan ingatlah bahwa kita patut iri pada 2 hal yakni orang yang soleh dan dermawan sebagaimana hadist Rasulullah SAW yaitu,

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain. (Shahih Muslim No.1352)

Penulis: Mam Fifi
(Founder & Conceptor Jakarta Islamic School)


Read More..

Terimakasih, telah menjadikanku kuat

Baru saja kemarin
Aku masih bisa merasakannya
Menikmati perasaan yang sangat indah
Membingkai setiap detik yang berjalan bersamamu
Mengurai setiap kenangan yang terkumpul di memory internal-ku

Hingga datang hari yang kunantikan.
Hari dimana akan kukatakan segalanya.
Segala tentang perasaanku
Dan berusaha akan menjadi lebih baik.

Hari yang ingin sekali kubagi denganmu.
Membungkus semua suka duka yang pernah kita lewati.

Hari yang sengaja kupersiapkan dengan matang.
Mulai dari beragam kuliah yang jauh-jauh hari sudah kurampungkan.
Baju-baju yang sudah kucuci dan akhirnya kusetrika, hingga tertata apik di almari agar tak ada lagi beban di hari itu.
Foto-foto kenangan yang sudah kucetak,
Hingga rencana untuk mengenakan baju yang memang belum pernah kupakai sekalipun. Karena memang ini salah satu caraku menyambut hari bersejarah kita di malam itu.

Malam yang seharusnya menjadi indah setelah diguyur hujan sore hari.
Malam yang seharusnya semakin menguatkan perasaan saya.

Dan inilah hidup.
Yang tak selalu berpihak pada lakonnya.
Dunia yang sedang tidak setuju denganku.
Bunga itu mati layu.
Kenyataan yang tak sejalan dengan harapan kini kuterima
Kalimat itu cukup untuk membutakanku
Membuatku sulit bernafas
Membuatku semakin brutal.

Tak pernah terlintas dari angan-anganku.
Segalanya terlempar jauh…
Sempat tertunduk kepala ini.
Terasa sangat berat sungguh.

Malam kelabu itu memang belum sepenuhnya membangunkanku.
Masih terasa seperti mimpi, yang segalanya akan baik-baik saja setelah aku bangun nanti.

Hingga.
Haripun berganti.
Ketika kepala ini sudah bisa mendongak menantang.
Satu persatu hikmah yang kuharapkan datang, mengajariku untuk secepatnya berdiri.

Aku mengharap semoga hari-hariku yang terasa berjalan lamban ini,
Besok akan berjalan 3x lebih cepat dari hari-harimu.
Agar malam kelabu itu benar-benar kulupakan.

Terimakasih..
Telah menjadikanku kuat.
Air mata yang sudah terlalu banyak terbuang, kini mulai bisa kutahan.

Terimakasih..
Telah menjadikanku kuat.
Rasa sakit yang kontinyu menyapaku
Kini mulai kurasakan sebagai hal yang biasa.

Terimakasih..
Telah menjadikanku kuat.
Meski dengan cara yang tidak terhormat.

Terimakasih..
Telah menjadikanku kuat.

Sekarang lihatlah !!
Aku sudah biasa.
Aku sudah berlari lagi.
Tak meringkik. Tak cengeng.

Suatu hari nanti, bilakah kita masih bisa bertemu.
Harus kau lihat betapa hebatnya aku tanpamu.
Meski tidak sedikit, waktu yang kubutuhkan untuk menepikanmu.
Harus kau lihat bagaimana aku bersusah payah membunuh perasaanku.

Dan saat itu juga harus kau dengar.

Dan saat itu juga harus kau dengar.
AKU HEBAT !!



_____
dian.





Read More..