Jumat, 28 November 2008

Sebuah Konsekuensi yang Besar

Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikannya)maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (membahagiakannya)
Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan(kebaikan)nyamaka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah…
… ya Allah, terimalah segala amal ibadah, sholat, puasa, sujud, sedekah, ilmu, dn segala amalan kami yang hanya kami panjatkan untuk-Mu semata ya Allah
…. dan jadikanlah amal-amal kami sebagai pemberat timbangan kebaikan di akhirat nanti, bukan menjadi amal-amal yang sia-sia belaka,
….karena riya’ , karena sum’ah, karena takabur , karena keangkuhan kami Read More..

Menjadi Wanita Pilihan

Ditulis pada September 9, 2008 oleh Muhammad Yasrif
wanita yang elok paras mukanya itu mungkin tak terhitung jumlahnya..namun, wanita yang elok perilaku dan jiwanya itu masih sedikit…
wanita yang kaya harta itu telah mendominasi dunia…namun, wanita yang kaya hati itu masih minim di dunia…
wanita yang cerdas intelektual itu tak terbilang jumlahnya…namun wanita yang cerdas dalam menjaga kehormatannya itu langka…
wanita yang aktif berkarier itu bejibun jumlahnya memenuhi dunia…namun, …
namun wanita yang aktif tuk menjadi ibu dari anak-anak yang shalih/shalihah itu sulit dicari…
wanita yang katanya setia pada pacar yang mau mengorbankan segalanya untuk pacar itu bisa ditemukan berserakan….
namun wanita yang setia pada suaminya dan mau mengorbankan jiwa raganya untuk kebahagiaan dunia akhirat itu sulit untuk mendapatkannya…
wanita yang rela membuang hartanya untuk kesenangan dunia itu bukan barang langka…namun wanita yang rela menginfakkan hartanya untuk kesenangan akhirat itu masih langka…
wanita yang menjaga dan memelihara kecantikan wajahnya itu sudah biasa terlihatnamun wanita yang menjaga dan memelihara kesucian hatinya sulit ditemukan…
wanita yang mempertontonkan auratnya itu sudah membuat dunia ini lebih panas…namun wanita yang senantiasa menutup aurat dan menjaga kehormatannya itu senantiasa menyejukkan mata …
dan terakhir…
ingin menjadi wanita yang bagaimanakah anda … wahai saudariku…pilihanmu adalah masa depanmu di dunia dan akhirat…
SeLamAt meMiLiH
ketahuilah wahai saudariku..
dalam hidup ini akan selalu ada pilihansetiap pilihan mutlak memerlukan perjuangansetiap pilihan dan perjuangan akan ada pertanggungjawaban ….
jadi, Peluang Menjadi Wanita Pilihan itu Masih Terbuka lebar..buruan!!! sebelum terlambat … Read More..

Mengenali Temperamen Si kecil Sejak Bayi

Setiap anak adalah unik, mereka juga memiliki temperamen berbeda satu dengan yang lain. Meski bersaudara, namun temperamennya tak akan selalu sama, teknik pengasuhan pun harus berbeda pula. Karena itu, orangtua perlu mengenali temperamen setiap anak dan bagaimana menghadapinya.

Temperamen seorang anak sudah dapat dilihat sejak masih bayi, caranya adalah dengan melihat tingkah polahnya. Misalnya seberapa sering ia memperlihatkan respon negatif, seperti marah atau menangis.

Saat marah, seorang bayi pun akan mengungkapkannya dengan tangisan. Jika intensitas atau frekuensinya sangat sering, kemungkinan besar si kecil memiliki temperamen mudah marah.

Secara umum, seorang anak diklasifikasikan pada 3 tipe, yaitu:

1. Anak tipe 'mudah' (easy child)

Ciri-ciri:
- Suasana hatinya ringan dan intensif, kebanyakan positif.
- Mudah menyesuaikan diri dengan perubahan dan sesuatu yang baru.
- Mudah tidur, pola tidur dan makannya teratur.
- Mudah menerima makanan baru.
- Tersenyum pada orang yang tak dikenalnya.
- Mudah beradaptasi dengan situasi baru.
- Bereaksi saat frustasi dan sedikit rewel.
- Mampu menyesuaikan diri dengan rutinitas, aturan maupun permainan baru.

Teknik pengasuhan:
Anak dengan tipe ini dapat di bawa ke mana saja dan mampu bersikap manis seharian. Ia tidak berperilaku buruk, karena mudah beradaptasi dengan teknik pengasuhan yang lain dari ibunya. Sehingga Anda akan terlihat sebagai orangtua yang hebat.

Anak bertemperamen ini, juga dapat melancarkan emosi meski cenderung jarang dan sifatnya ringan. Jika muncul kemarahannya, artinya telah terjadi sesuatu yang sangat drastis sehingga Anda tinggal menghindari pemicunya.

2. Anak tipe 'Sulit' (Difficult Child)

Ciri-ciri:
- Sering menunjukkan suasana hati negatif, sering menangis dengan suara keras dan tertawa dengan keras pula.
- Sulit menyesuaikan diri pada perubahan dan hal-hal yang baru.
- Pola makan dan tidurnya tidak teratur.
- Lambat dalam menerima makanan baru.
- Menunjukkan kecurigaan pada orang asing.
- Lambat beradaptasi pada situasi baru.
- Mudah frustasi dengan emosi yang meledak-ledak (tantrum).
- Lambat dalam mengikuti rutinitas baru (penyesuaian dirinya rendah)

Teknik pengasuhan:
Anak tipe sulit lebih sedikit jumlahnya, meski normal dan dalam beberapa kasus sangat cerdas. Meski cenderung lebih mudah marah, tapi bukan berarti tantrum. Bila marahnya meledak, biasanya lebih lama dan lebih dramatis.

3. Anak tipe 'tenang' (Slowly to Warm Child)

Ciri-ciri:
- Suasana hatinya ringan, baik positif maupun negatif.
- Bereaksi lambat terhadap perubahan dan sesuatu yang baru.
- Tidur dan makan lebih teratur dari anak 'sulit' dan kurang teratur dibanding anak 'mudah'.
- Menunjukkan reaksi negatif yang ringan pada hal-hal baru, misalnya saat bertemu orang, tempat dan situasi baru.
- Gemar terhadap stimulus baru dan berkembang secara bertahap setelah ada pengulangan.

Teknik pengasuhan:
Anak tipe ini umum disebut pemalu, lambat menjadi 'panas' dan jarang menunjukkan tantrum yang hebat. Bila marah atau frustasi, ia hanya sedikit rewel dan menarik diri diam-diam. Anak seperti ini jarang ribut, sehingga mudah diabaikan. Meski ada sesuatu yang mengganggunya, mungkin Anda tidak akan pernah tahu, karena ia tidak menunjukkannya.

Anak-anak seperti ini membutuhkan dorongan ekstra untuk menyatakan perasaan-perasaan intensnya. Berikan ia ruang yang lebih luas untuk melampiaskan energi dan perasaan terpendam, tentu dengan cara yang sehat dan aman.

Sebagian besar temperamen ini sifatnya menetap. Artinya, akan menjadi karakteristik bawaan dan menjadi dasar kepribadiannya. Seorang bayi pemarah misalnya, akan tetap memiliki temperamen tersebut hingga dewasa, karena itulah dasar kepribadiannya.

Meski begitu, temperamen mereka masih bisa berubah atau berkembang seiring asuhan orangtua dan lingkungan. Semakin dewasa, seorang anak akan mulai mampu mengontrol emosinya, sehingga temperamennya tersebut dapat diredam seiring pengalamannya.

Orangtua juga sebaiknya tidak membandingkan anak yang satu dengan yang lain, sebab bila seorang anak bertemperamen buruk, artinya sebagai orangtuanya, Anda gagal. Memiliki temperamen keras tak ada salahnya, namun sebaiknya sesuaikan sikap Anda itu dengan temperamen si kecil. Read More..