Senin, 31 Mei 2010

Memaafkan itu menyehatkan dan menyenangkan




By: agussyafii

Pernah saya ditanya oleh seorang teman, 'kenapa aku kok susah memaafkan kepada orang yang justru aku cintai?' 'Dia telah menduakan cintaku..' Kemudian saya balik bertanya padanya, 'Kenapa tidak bisa memaafkan?' 'Sulit Mas..' jawabnya tertunduk.

Pada dasarnya memaafkan itu mudah dan menyehatkan. Selama kita tahu alasannya bila kita memaafkan membuat tubuh kita menjadi sehat dan bugar karena dapat mengurangi beban pikiran dan perasaan maka kita dengan mudah akan memaafkan. Jika anda termasuk orang yang suka memaafkan. Berbahagialah anda!

Terbayangkah oleh kita bila kita menyimpan daftar panjang kesalahan setiap orang, yang kita anggap berdosa? Apa lagi kesalahan dan dosa orang-orang yang kita cintai? Daftar panjang kesalahan orang lain kita biarkan menumpuk dalam hati tanpa kita sadari begitu banyak yang telah kita simpan sehingga hati kita dipenuhi dengan kebencian tanpa menyisakan ruang untuk menyimpan kebaikan dan kasih sayang yang senantiasa dipancarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala secara terus menerus ke dalam hati kita.

Pancaran sinar kebaikan dan kasih sayang yang diberikan oleh Allah tidak bisa masuk ke dalam hati kita karena hati kita tertutupi oleh kebencian dengan daftar panjang kesalahan dan dosa orang lain, hal itu membuat hidup kita senantiasa diliputi oleh rasa cemas, gelisah, mencurigai orang lain, menganggap dunia dipenuhi dengan kepalsuan, kebencian telah membakar seluruh tubuh kita dan menyebabkan tubuh kita menjadi sakit.

Disinilah sikap memberi maaf menjadi bermakna mulia, menjadikan hidup tanpa beban, tubuh menjadi terasa ringan. Hati kita menjadi lapang, bersih dan hati kita menerima pancarana kemuliaan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala itulah sebabnya bagi orang-orang yang memaafkan mampu membuat tubuhnya menjadi sehat dan bugar.

Pertanyaan berikutnya, lantas bagaimana dengan orang yang terus menerus berbuat kesalahan kepada kita? Pada dasarnya hati kita tidak boleh dipenuhi oleh dendam dan kebencian namun juga tidak menjadikan diri kita membiarkan orang tersebut kembali melakukan kesalahan hal yang sama secara terus menerus maka diperlukan sikap lembut sekaligus tegas agar tidak mengulangi kesalahannya lagi karena sikap ini diperlukan agar kita mampu menjaga hati tetap jernih dan tubuh kita tetap sehat serta bugar.

Wassalam,
agussyafii
ass="fullpost">
Read More..

Cinta


True love doesn’t need words, true love can speak for it self. Cinta sejati tak perlu dikatakan, karena cinta yang sebenar-benar cinta bisa berbicara tentang dirinya sendiri.” (Jodie Lake)

Orang boleh mengobral kata ketika mengungkapkan kata cinta. Orang sah-sah saja menulis berlembar surat dan menumpahkan segala macam perasaan cintanya pada seseorang lewat sebuah tulisan. Tetapi, jika semuanya berhenti hanya dalam bentuk demikian, maka rasa cinta itu tak lebih dari sebatas artifisial belaka. Itu cinta cap tong kosong, rapuh dan hanya nyaring bunyinya (kayak lagu ajah ya? hehe..). Karena itu cinta pada hakikatnya adalah pengorbanan. Tak ada cinta tanpa pengorbanan. Postulat ini sudah begitu mendarah daging dalam jagad percintaan (wuiiih bahasanya hehehe...). Cinta karenanya bukanlah jalan di tempat, ia harus bergerak, ia harus dibuktikan. Itulah mengapa seseorang rela menyelam ke dasar lautan, terbang menembus batas langit, berjalan bermil-mil mengitari bumi hingga ke ujungnya karena cinta yang sedemikian (lebay ya? ).

Dan puncak dari pengorbanab itu kiranya adalah pertaruhan nyawa. Puncak pertaruhan adalah ketika nyawa direlakan untuk keselamatan yang dicinta. Cinta ibunda kepada anaknya adalah contoh yang paling nyata. Saat melahirkannya, sang ibunda ikhlas sepenuh hati seandainya terambil nyawanya sekalipun, asal anak yang dilahirkannya terlahir selamat ke dunia.

Abu Bakar mendemonstrasikan cinta yang tak terukur itu empat belas abad yang lalu. Dalam gelap gua. Ia rela menahan perih dan lara yang tak terkira. Lebih dari itu, ia ikhlas meregang nyawa ketika bisa ular itu bekerja menyusuri aliran darahnya hingga membuat bengkak di kakinya, hanya karena tak ingin tidur Rasulullah, seorang yang dicintainya melebihi siapapun, terusik diatas pangkuannya. Ia mengorbankan nyawanya hanya karena ‘takut membangunkan’ Rasulullah. Subhanallah.... betapa tidak sepadannya nyawa dengan tidur yang terusik. Kepadanyalah kita patut belajar tentang cinta.

Adakah pengorbanan demi cinta yang lebih besar dari semua itu ??...
Hayuuuuu.... bersama-sama membuktikan postulat bahwa cinta adalah pengorbanan...ehem... (semoga Allah ridho dengan cinta kita). Read More..

Selasa, 25 Mei 2010

TOKO TIGA PUTRI SHOLEHAH Soft Opening


Alhamdulillah, bunda ikhtiar membuka wadah rejeki dari Allah SWT, melalui dagang, semoga barokah amin. Read More..

Jumat, 14 Mei 2010

Besyukur dan Bahagia



Sahabat saya yang berbakat bagi semua ketegasan yang dibutuhkannya untuk membangun kehidupan yang besar,

Apakah nama dari masalah Anda?

Masalah yang diketahui namanya adalah masalah yang sudah disimpulkan. Dengannya, kita mengetahui simpul ikatan yang harus dibuka, untuk membebaskan pikiran dan hati kita – agar kita berlaku yang subur bagi kebahagiaan.

Pengertian adalah ilmunya kehidupan.

Siapa pun yang pengertiannya salah tentang kehidupan, hidupnya tidak akan baik.

Maka jika dia ingin memperbaiki kehidupannya, dia harus memperbaiki pengertiannya.

Tetapi, yang lebih sering terjadi adalah orang yang sudah mengerti bahwa yang dilakukannya salah, tetapi sangat sulit membawa dirinya keluar dari kebiasaan buruknya, dan seolah tak berdaya mengurai simpul-simpul ikatan dari pengertian-pengertian salah yang dipilihnya sendiri, atau yang diikatkan oleh pergaulan yang tidak baik.

Itu sebabnya, pribadi yang benar-benar bebas adalah dia yang tidak mengikat dirinya dengan pendapat yang tidak menguatkannya, yang tidak membesarkannya, dan yang tidak meninggikannya.

Apakah nama dari kehidupan Anda?

Ada banyak sekali pilihan nama dari kehidupan orang, dan sangat beragam, tetapi semua adalah kesimpulan tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan yang sedang dibangun oleh masa kini mereka.

Ijinkan saya mencontohkan beberapa nama kehidupan di bawah ini:

• Berfokus hanya pada yang menguatkan, yang membesarkan dan yang meninggikan.

• Mengabaikan yang tidak menjadikannya lebih berperan bagi kebaikan kehidupan diri dan sesama.

• Tidak meninggikan diri di atas orang lain, karena Tuhan-lah yang meninggikannya.

• Menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, agar diserahkan kepemimpinan kehidupannya secara utuh.

• Membahagiakan orang lain sebagai cara untuk membahagiakan diri sendiri.

atau, ada juga pilihan yang seperti ini:

• Sudah jelas tidak baik, masih dilakukan.

• Impiannya besar, tetapi kesungguhannya kecil.

• Ingin-nya menjadi orang baik, tetapi bergaul dalam pergaulan yang penuh keraguan.

• Bekerja untuk membahagiakan keluarga, dengan cara yang menelantarkan keluarga.

• Mengejar kebahagiaan dengan pendapat dan kebiasaan yang merusak kebahagiaan.

...........


Sehingga, sebetulnya

Kita tidak membutuhkan pengertian baru, tetapi perbaikan pada pengertian lama kita.

Mohon Anda perhatikan, bahwa masalah-masalah dalam kehidupan ini tidak disebabkan oleh kurangnya pengertian, tetapi oleh tidak tepatnya pengertian.

Sehingga sebetulnya, lebih banyak dari kita memerlukan pembongkaran keyakinan lama, daripada memperkuat keyakinan.

Maka,

Marilah kita meyakini yang benar.

Janganlah kita mempertahankan keyakinan yang tidak memuliakan kehidupan.

Dengannya, anjurannya kepada kita adalah:

Berhentilah mengikat diri sendiri.

Kita lebih sering salah mengerti, daripada kurang mengerti.

Sehingga, bukan tambahan pengertian yang kita perlukan, tetapi perbaikan pengertian.

Marilah kita periksa koleksi pendapat kita, karena:

Semua kesalahan yang sedang kita lakukan sekarang, diijinkan oleh pengertian kita yang salah.

Perbaikilah pengertian, karena itulah yang akan memperbaiki kehidupan.

Maka janganlah pernah kita lupakan, bahwa

Pengertian yang indah, adalah jalan menuju keindahan hidup.

Hati hanya seindah yang mengisinya,
dan sebuah pribadi hanya seindah keindahan hatinya.

Yang tidak damai, selalu adalah dia yang mengijinkan yang tidak baik sebagai pengisi hati.

………..

Sahabat saya yang baik hatinya,

Mudah-mudahan program kita malam ini, MTGW – CARA BAHAGIA BERGARANSI dapat memberikan masukan-masukan bagi pertimbangan yang lebih sederhana dan mendekatkan Anda kepada agresifitas kerja besok pagi.

Kehidupan ini sedang menanti peran baik Anda, yang akan menjadi ijin baginya untuk menyejahterakan, membahagiakan, dan mencemerlangkan kehidupan Anda dan keluarga yang terkasih.

Tetapi, kehidupan ini juga sangat terikat oleh hukum sebab-akibat yang ditetapkan oleh Tuhan Yang Maha Kaya. Hanya jika kita mengupayakan keuntungan bagi kebaikan orang lain, maka kita menjadi pantas bagi hadiah-hadiah kehidupan yang indah.

Mudah-mudahan hari Senin besok menemui Anda dalam kesehatan dan kesungguhan besar untuk menjadikan diri Anda penghebat peran bagi kebaikan di tempat kerja Anda dan bagi kegembiraan pelanggan yang Anda layani.

Mudah-mudahan Tuhan menjadikan hari Senin besok sebagai hari ber-rezeki baik bagi Anda dan keluarga terkasih.

Mohon disampaikan salam sayang dari Ibu Linna dan saya, untuk keluarga Anda tercinta.

Sampai kita bertemu dan berjabat-tangan suatu ketika nanti.

Loving you all as always,

Mario TeguhFounder | MTSuperClub | 081-211-56900 | For The Happiness Of Others | Jakarta

__._,_.___ Read More..

Rabu, 12 Mei 2010

Untuk Sahabat baikku


QS. Al ‘Ashr : Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Sabda Rasulullah SAW: Barangsiapa yang hafal dan mengamalkan tujuh kalimah ini akan dimuliakan oleh Allah dan malaikat dan akan diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih di lautan..

No. = Katakanlah = Artinya = Penjelasan/ Keterangan
1 Bismillahhirrahmannirrahim = Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang = Pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.

2 Alhamdullillah = Segala Puji bagiMu ya Allah = Pada tiap-tiap habis melakukan sesuatu.

3 Astaghfirullah = Ampuni Dosa kesalahanku ya Allah = Jika mengatakan/ melakukan sesuatu yang buruk.

4 InsyaAllah = Dengan IzinMu ya Allah = Bila berjanji/ jika ingin melakukan sesuatu pada masa akan datang.

5 Lahaula wala quwata illah billah = Tiada daya dan Kekuatan selain dari Allah = Bila tidak dapat melakukan sesuatu yang agak berat atau melihat sesuatu yang buruk.

6 Innalillahi wa inna ilaihi rajiun = Sesungguhnya kita berasal dari Allah dan akan kembali pada Allah = Jika menghadapi musibah atau melihat kematian.

7 Laa ilaha illaAllah = Tiada Tuhan selain Allah = Bacalah sepanjang siang dan malam sebanyak-banyaknya. Amalkanlah selalu moga-moga kita tergolong dikalangan orang yang terpilih oleh Allah.

ALLAH won’t ask about the color of your skin, He’ll ask about the content of your character.

Doa :
Ya Allah… Ya Rabbi… Ya Rahman… Ya Rahim… Ampunilah dosaku… yang telah kulakukan padaMu Ya Allah…, pada manusia… dan pada makhluk lainnya… Aku berTobat padaMu…..
Engkau Mengetahui, Melihatku/ semua manusia, ketika aku berbuat dosa dan amal ibadah. MalaikatMu Mencatat perbuatan dosaku dan amal ibadahku tersebut…
Aku kini tahu bahwa perbuatan dosa akan membuat aku disiksa nanti di Neraka… ( Sedih…Menangis…Sakit sekali disiksa di Neraka …)
Mulai saat ini aku berjanji untuk memperbaiki diri dan selalu bertaqwa padaMu ya Allah…..apapun rintangan dan cobaannya…aku akan selalu berbuat amal ibadah kebaikan kebenaran…
Aku Mohon padaMu ya Allah… Terimalah dan Ridhailah amal ibadahku dan Masukkanlah aku di dalam SurgaMu ya Allah… Aamiin ya Rabbal Alamin…..


===== Salam Sabar ==== Read More..

Hawa Nafsu


Diriwayatkan dari Imam Al-Baqir bahwa Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman: “Demi kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, keperkasaan-Ku, nur-Ku, ketinggian-Ku dan ketinggian tempat-Ku, tak seorang hambapun yang mengutamakan keinginannya (nafsunya) di atas keinginan-Ku, melainkan Aku kacaukan urusannya, Aku kaburkan dunianya dan Aku sibukkan hatinya dengan dunia serta tidak Aku berikan diinia kecuali yang telah kutakar untuknya.

Demi kemulian-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, keperkasaan-Ku, nur-Ku, ketinggian-Ku dan ketinggian tempat-Ku, tak seorang hambapun yang mengutamakan keinginan-Ku di atas keinginan (nafsu) dirinya melainkan Aku suruh malaikat untuk menjaganya, langit dan bumi menjamin rezekinya dan menguntungkan setiap perdagangan yang dilakukannya serta dunia akan datang dan selalu berpihak kepadanya”.[3]

Hadis qudsi cliatas amat populer dan terdapat dalam beberapa kitab dari golongan Sunnah dan Syi’ah. Saya juga meriwayatkan hadis tersebut melalui beberapa jalur. Sebagiannya darinya saya anggap sahih. Saya mencoba menelaah hadis yang berharga ini pada tiga bagian:

Pertama, seputar definisi hawa nafsu (al-hawa), bagian-bagian aksidentalnya, metode terapi dan “penjinaan”-nya. Bagian ini dianggap sebagai pengantar kajian hadis tersebut. (Bagian ini kami bagi menjadi tiga bagian menjadi I. Hawa Nafsu clalam Al-Quran dan Hadis, II. Tugas Akal dalam Mengendalikan Hawa Nafsu, III. Telaah Kritis Bala Tentara Akal dan Kejahilan pen.)

Kedua, seputar orang yang mengutamakan hawa nafsunya atas perintah Allah. (Bagian ini kami bagi menjadi tiga bagian, menjadi : IV. Orang yang Mengutamakan Hawa Nafsunya, V. Perbandingan Dunia dan Akhirat, VI. Telaah Anali-tik tentang Dunia dan Akhirat pen.)

Ketiga, seputar orang yang mengutamakan keinginan Allah atas keinginan dirinya. (Bagian ini menjadi bagian ketujuh yaitu VII. Orang yang Mengutamakan Keinginan Allah.

Terminologi Hawa Nafsu dalam Alquran dan Sunnah

Hawa nafsu adalah istilah keislaman yang digunakan dalam Alquran dan Sunnah. la menjadi istilah dengan arti khas budaya keislaman. Sering kita menemukan kata hawa nafsu dalam Alquran dan Sunnah. Antara lain, Allah swt berfirman: “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (Q.S. Al-Furqon 43.)

Dan firman Allah swt: “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).”(Q.S. An-Nazia’at 40- 41.)

Amirul Mukminm Ali as dalam Nahjul Balaghahnya berkata: “Sesungguhnya yang paling aku kuatirkan pada kalian adalah dua hal, yaitu taat hawa nafsu dan angan-angan panjang.”

Diriwayatkan melalui Imam Shâdiq bahwa Rasulullah saw bersabda: “Waspadalah terhadap hawa uafsu kalian sebagaimana kamu sekalian waspada terhadap musuh. Tiada yang lebih pantang bagi manusia daripada mengikuti hawa, nafsu dan ketergelinciran lidah yang tak bertulang.”[4]

Imam Shâdiq as juga berkata: “Janganlah kalian biarkan jiwa bersanding bersama hawa nafsu. Karena, hawa nafsu pasti (meinbawa) kehinaan bagi jiwamu.”[5]

Enam Sumber dalam Jiwa Manusia

Untuk mengenal posisi hawa nafsu dalam jiwa dan perannya dalam kehidupan manusia, saya perlu menegaskan bahwa Allah swt telah memasang beberapa sumber gerak dan kesadaran manusia. Semua gerak -aktif ataupun reaktif- dan kesadaran manusia bermuara dari sumber-sumber ini. Tercatat ada enam sumber penting, yang terutamanya adalah hawa nafsu, sebagai berikut.

1. Fithrah, yang telah dilengkapi Allah dengan kecenderungan. hasrat dan gaya tarik menuju dan mengenal-Nya dan meraih keutamaan-keutamaan akhlak, seperti kesetiaan, ‘iffah (harga diri), belas kasih dan murah hati.

2. ‘Aql, adalah titik pembeda manusia.

3. Irâdah, adalah pusat keputusan dan yang menjamin kebebasan manusia (dalam mengambil keputusan) dan kemerdekaannya.

4. Dhamir, yang berfungsi sebagai mahkamah dalam jiwa. la bertugas mengadili, mengecam dan melakukan penekanan terhadap manusia demi menyeimbangkan prilakunya.

5. Qalb, fuad dan shadr, merupakan jendela lain bagi kesadaran dan pengetahuan, sebagaimana kita pahami melalui ayat-ayat Alquran, yang dapat menerima atau menampung pencerahan Ilahi.

6. Al-hawa, adalah kumpulan berbagai nafsu dan keinginan dalam jiwa manvisia yang menuntut pemenuhan secara intensif. Bila tuntutannya terpenuhi, iadapat memberi manusia kenikmatan tersendiri.

Inilah keenam sumber penting bagi gerak dan kesadaran jiwa manusia yang telah diberikan oleh Allah. Dan penggunaan istilah hawa nafsu dalam kebudayaan Islami mangacu pada gabungan beberapa naluri yang bersemayam dalam jiwa, sedangkan manusia sebagai penyandangnya selalu dituntut agar memenuhi hasratnya. Berbagai naluri syahwati itu membentuk bagian terpenting dan berperan luar biasa dalam kepribadian manusia. la adalah faktor utama dalam menggerakkan dan mengatur diri manusia. Bahkan sebagai kunci yang paling efektif untuk mengatur aksi dan reaksinya.

==== Salam Sabar === Read More..

Sebelum saya mengeluh...........


1. Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang seseorang yang tidakdapat berbicara sama sekali.

2. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

3. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan.

4. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

5. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrimu, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Allah untuk diberikan teman hidup.

6. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.

7. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

8. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.

9. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.

10. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

11. Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.

Semoga bermanfaat ===== Salam Sabar ==== Read More..

SABAR, SAMPAI KAPAN?


Sahabat saya yang hatinya baik,

Marilah kita memulai dengan pertanyaan ini;

Apakah orang-orang yang sedang menunggu itu, sedang menunggu sesuatu yang betul-betul ADA?

Karena, kita tidak mungkin bisa menunggu datangnya sesuatu yang tidak kita SEBABKAN kehadirannya.

Kita tidak bisa menunggu kesehatan, yang kita jauhkan dengan kebiasaan buruk.

Kita tidak bisa menunggu uang, dari pekerjaan yang kita malas mengerjakannya, atau yang kalau bisa kita hindari.

Kita tidak bisa menunggu kebahagiaan, dengan cara bicara dan bersikap yang menyalahkan siapa pun kecuali diri sendiri.

Dan kita tidak bisa menunggu kehidupan yang damai, dengan cara melanggar batasan-batasan kebaikan.

Maka,

Marilah kita bekerja dengan JELAS,
yang jelas apa yang kita kerjakan,
yang jelas tujuannya untuk menguntungkan orang lain,
yang jelas hasilnya adalah untuk kesejahteraan keluarga,
dan yang jelas cara-caranya adalah kejujuran dan keramahan.

Karena,

Jika yang kita kerjakan jelas, akan jelas jugalah apa yang kita tunggu.

………..

Sahabat saya yang tegas hatinya,

Banyak sekali orang yang kelihatannya sibuk, tetapi yang sebetulnya tidak bekerja.

Ingatlah, bahwa tidak semua kesibukan adalah pekerjaan.

Pekerjaan adalah kesibukan yang menghasilkan keuntungan bagi orang lain, sebagai cara untuk membangun keuntungan bagi diri sendiri.

Mereka yang hanya sibuk tanpa niat untuk menguntungkan orang lain, sebetulnya hanya menunggu. Tetapi, tidak ada yang ditunggunya.

Karena sesungguhnya, kesibukan yang bukan pekerjaan, tidak akan menyediakan sesuatu yang bernilai untuk ditunggu, kecuali penuaan tanpa kemampuan.

Maka, marilah kita menepatkan yang kita kerjakan, dan menjadikannya kesibukan yang menghasilkan kegembiraan dan perbaikan kehidupan bagi orang lain.

………

Sahabat saya yang logis pikirannya,

Sebetulnya bukan yang kita tunggu – yang datang, kita lah yang datang menemui hadiah bagi kerja keras kita di masa depan.

Kita sampai, hanya karena kita bergerak.

Semua yang kita tunggu itu berada di masa depan, dan tidak mungkin datang menemui kita di hari ini.

Kita lah yang harus menjadi pribadi yang lebih kuat, karena akan ada banyak tutup dari periuk rezeki besar yang harus kita angkat dan buka di masa depan.

Kita lah yang harus menjadi pribadi yang lebih tinggi, karena permata dan mutiara kesejahteraan itu disusun di rak-rak yang lebih tinggi di masa depan.

Kita lah yang harus menepatkan sudut pandang, karena pintu-pintu menuju taman-taman pemuliaan kehidupan di masa depan tidak terlihat dari sikap-sikap yang salah.

Kita lah yang harus membersihkan hati, karena keindahan kehidupan yang bahkan sudah tersedia hari ini, tidak akan dirasakan oleh hati yang belum bersih.

Marilah kita mengambil tanggung-jawab sepenuhnya bagi pemberhasilan diri kita sendiri.

Mungkin hampir tidak ada perasaan yang lebih memerdekakan diri, daripada ketegasan untuk menjadi pemberhasil bagi kehidupan kita sendiri.

Cobalah yang selama ini Anda ragukan, atau akan lebih hebat lagi - lakukanlah yang selama ini Anda takuti.

Orang yang tidak mencoba karena takut gagal, lebih gagal daripada rekannya yang mencoba dan kemudian gagal.

Ujilah keberuntungan Anda. Cobalah melakukan sesuatu dengan lebih berani.

Bukankah sebetulnya,
banyak sekali yang akan Anda lakukan jika Anda lebih berani?

Tuhan Maha Adil. Dan Tuhan telah berjanji akan menyejahterakan dan membahagiakan hamba-Nya yang berupaya.

Tetapi mungkin muncul pertanyaan, …

Bagaimana jika Anda gagal? Coba lagi.
Bagaimana jika Anda masih gagal? Coba lagi.
Bagaimana jika Anda masih terus gagal? Coba lagi.

Eh! … nanti dulu, …
apakah tadi saya menambahkan penjelasan,
bahwa saat Anda mencoba lagi tadi itu,
Anda mencobanya dengan sikap yang lebih baik,
dengan cara yang lebih tepat,
dan dengan niat yang lebih tulus?

Maaf ya? …

Mencoba lagi adalah melakukan lagi dengan lebih baik.

Dan bukan hanya sekedar mengulangi tindakan yang sudah jelas-jelas salah, yang tidak menghasilkan, dan yang hanya menjadikan diri kita kesal.

Mencoba lagi adalah melakukan lagi dengan lebih baik.

Maka,

Janganlah kita melakukan hal yang sama, dengan cara yang sama, tetapi mengharapkan hasil yang berbeda.

Tidak ada masa penantian dan kesabaran yang cukup untuk menunggu hasil dari cara kerja yang seperti itu.

Maka, anjurannya kepada kita adalah …

Lakukanlah pekerjaan yang sama dengan cara yang baru,
atau lakukanlah pekerjaan yang baru dengan cara Anda sekarang,
atau lakukanlah sesuatu yang baru dengan cara yang baru.

Baru setelahnya, kita pantas menunggu.

Sahabat saya yang kuat kesungguhannya,

Pribadi yang kuat, membangun nasib; pribadi yang lemah, menunggu keberuntungan.

………..

Jika ada adik Anda yang belum ramah kepada nasehat-nasehat yang berpihak kepada kebaikan hidupnya, sampaikanlah ini kepadanya dengan penuh kasih:

………..

Apakah engkau sedang menunggu pekerjaan yang lebih baik, sebelum engkau bekerja dengan sungguh-sungguh?

Apakah pekerjaan baik - pantas bagi orang yang tidak bersungguh-sungguh?

Ketahuilah, bahwa …

Sebagian dari kita sedang tidak sabar untuk membangun hasil-hasil yang super dalam pekerjaannya, tetapi sebagian lagi sedang tidak sabar untuk menghindari pekerjaan.

Bagaimana mungkin engkau bisa merasa berhak menunggu kesejahteraan, jika engkau menjadi beban yang memberatkan biaya orang lain?

Bagaimana mungkin engkau pantas menunggu kebahagiaan dengan hati yang pemarah dan penyerang seperti itu?

Bersabarlah engkau dalam sikap-sikap yang baik, dalam pergaulan yang baik, dan dalam pekerjaan yang baik.

Bersabarlah untuk hal-hal yang baik.

Dan, …

Rencanakanlah penggunaan dari usiamu.

Dia yang bisa berlaku tenang dalam karir dan kehidupan yang tanpa rencana, tidak bisa disebut sabar.
Dia hanya terbiasa tidak merasa gelisah dalam pelemahan hidupnya.

Dan ini yang penting sekali,
adikku yang dikasihi Tuhan, …

Tidak ada kesulitan yang lebih kuat daripada kegigihan.

Maka besarkanlah hatimu untuk menjadi wadah
bagi kegigihan itu.

Ingatlah ini, …

Jika engkau bersabar dengan dirimu sendiri,
itu adalah keanggunan.

Jika engkau bersabar terhadap orang lain,
itu adalah kebesaran.

Dan jika engkau bersabar dengan kehidupan,
itu adalah iman.

………..

Jadi, …
sampai kapankah kita harus menunggu?

Kita akan menunggu selama kita harus menunggu.

Karena,

Bukankah setiap jiwa, sebetulnya sedang menunggu?

Dengannya,

Jiwa yang mengerti, tidak lagi menunggu,
karena ia terlalu sibuk menjadikan dirinya pantas menunggu sebesar-besarnya rezeki,
menunggu seindah-indahnya kebahagiaan,
dan menunggu setinggi-tingginya kemuliaan hidup.

Dan karena …
Maha Benar Tuhan dengan segala janji-Nya,
maka …

Menunggu adalah mengisi waktu dengan kegembiraan,
dalam menyambut kepastian rahmat bagi jiwa yang dekat dan taat.

Maka,

Marilah kita membuktikan kedekatan dan ketaatan kita kepada Tuhan dengan menjadikan diri kita rahmat bagi saudara dan sahabat kita.

……..

Sahabat Indonesia yang baik hatinya,

Begitu dulu ya?

Mudah-mudahan Golden Point ini dapat mendampingi Anda dalam membangun kesungguhan untuk menjadikan diri Anda pemberhasil bagi kehidupan Anda dan keluarga terkasih.

Mudah-mudahan Tuhan mengindahkan waktu yang Anda gunakan untuk menunggu sampainya hadiah-hadiah terbaik bagi kejujuran dan kerja keras Anda.

Sampai kita bertemu suatu ketika nanti, dan berbincang mengenai rahasia-rahasia pembuka jalan-jalan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup ini.

Apakah Anda tahu, bahwa semua rahasia itu sebetulnya sangat sederhana? (… pasti Anda tadi membatin: …tapi?) Itu untuk topik berikutnya ya?

Mohon disampaikan salam sayang untuk keluarga Anda terkasih, dari Ibu Linna dan saya.

Loving you all as always,

Mario Teguh
Founder | MTSuperClub | 081-211-56900 | For The Happiness Of Others | Jakarta Read More..

Selasa, 11 Mei 2010

Transformasi




Bunda berusaha untuk melakukan yang terbaik semoga Di Ridhoi Allah swt amin. Read More..

Tira bunda bersyukur pada Allah Swt




Ananda sholehah semoga kita dapat menjalankan ibadah haji berdua semoga amin Ya Rabb. Read More..

KETEGASAN ADALAH KASIH SAYANG YANG KUAT



Kehidupan ini berisi persaingan antara kemampuan kita dengan masalah-masalah kita.

Semua orang yang berhasil, mencapai keberhasilan mereka melalui ketegasan untuk menjadikan diri mereka lebih kuat daripada masalah-masalah mereka.

Dan dia yang hidup dalam keluhan, adalah biasanya orang yang menunda menyelesaikan masalah kecil, untuk kemudian membiarkannya tumbuh menjadi masalah besar.

Seperti juga dia yang mengeluhkan kesulitan hidup, adalah biasanya orang yang tidak menyelesaikan masalah saat masalah itu masih mudah ditangani, dan membiarkannya tumbuh menjadi masalah yang terlalu sulit untuk diselesaikannya.

Ketegasan!

Seandainya saja setiap jiwa ikhlas untuk berlaku tegas bagi kebaikan hidupnya sendiri …
Mario Teguh Golden Point
KETEGASAN ADALAH KASIH SAYANG YANG KUAT
Decisiveness Is A Forceful Love
………..


Sahabat saya yang baik hatinya,

Marilah kita berhati-hati dan bersikap tegas terhadap daya tarik dari kesenangan-kesenangan sementara. Karena, kesenangan sementara berperan menarik perhatian, merampas waktu, dan memboroskan tenaga kita untuk hal-hal yang tidak akan menjadikan kita lebih mampu.

Jutaan orang di dunia, setiap tahun, menjadi lebih tua tanpa menjadi lebih mampu – karena mendahulukan kesenangan-kesenangan sementara. Dan Tuhan Yang Maha Pengasih memberikan kepada mereka sebuah tanda, yaitu ketidak-damaian.

Ketidak-damaian adalah tanda penuh kasih yang secara khusus ditujukan kepada jiwa-jiwa baik yang sedang mendahulukan kesenangan sementara.

Dan kepada kita, orang tua dan pendidik yang super,
semakin besar keyakinan kita atas kebenaran yang kita nasehatkan, harus semakin tinggi kualitas kesabaran kita.

Karena sesungguhnya, dalam menasehatkan yang baik – tugas kita bukanlah untuk menjamin terjadinya perubahan kepada yang membutuhkan perbaikan, tetapi apakah kita telah berupaya menjadi penyampai nasehat dengan cara yang se-pengasih mungkin.

Perubahan kualitas hidup seseorang sepenuhnya adalah hak Tuhan.

Jika keluhan kita penuh berisi ketidak-nyamanan, kekurangan, kesulitan, dan keterbatasan dalam hidup – akan indah sekali jika kita menengadahkan wajah, membuka telapak tangan, dan melamatkan ratapan hati kita ke langit – ke arah kerajaan langit yang sistem pemerintahannya di tata dalam keterhubungan langsung antara setiap jiwa dengan Tuhan-nya Yang Maha Berkuasa.

Ya ..., langsung - antara satu jiwa dengan Tuhan-nya.

Dan,

Untuk setiap jiwa yang sedih, Tuhan Yang Maha Mendengar sedang menanti ketulusan keluhannya, yang termasuk mengakui perannya sendiri dalam mendekatkan dirinya dengan yang menyedihkannya.

Untuk setiap jiwa yang merasa diperlakukan tidak adil, Tuhan Yang Maha Adil sedang menanti pengertiannya untuk ikhlas menerima keadaan yang diijinkan oleh Tuhan untuk terjadi, dan juga berlaku adil kepada sesama dan kepada Tuhan.

Untuk setiap jiwa yang marah, Tuhan Yang Maha Perkasa sedang menanti keterbukaannya bahwa kemarahannya adalah tenaga yang harus digunakan untuk memindahkan dirinya sendiri dari sikap-sikap dan cara-cara yang memarahkan, dan naik kelas ke keadaan-keadaan yang lebih baik.

Untuk setiap jiwa yang pedih karena perendahan oleh orang lain, Tuhan Yang Maha Memuliakan akan menemaninya dalam perjalanan tenggelam dalam kesedihannya, menemuinya di dasar kesedihannya, dan dengan penuh kasih akan menyisipkan kekuatan yang magis kedalam pikiran, hati, dan otot-ototnya untuk bangkit dan menghadapi perendahan dengan gagah berani - sebagai jiwa yang berhak bagi kemuliaan, yang menyandarkan harapannya bagi kemuliaan diri hanya kepada Tuhan Yang Maha Mulia.

Dan untuk setiap jiwa yang hampir menyerah, Tuhan Yang Maha Penolong akan mendekatkan telinga dari jiwa yang hampir menyerah itu kepada suara-suara yang menasehati, menampilkan teladan baik bagi penglihatannya, dan memasukkannya kedalam pergaulan dengan orang-orang yang menyabarkan diri dan kemudian dimuliakan karena kesabarannya.

………..


Adik-adik dan anak-anak saya yang kebaikan hidupnya adalah isi dari semua doa orang tua,

Dengarkan ini ya? Karena ini yang diyakini oleh Mario Muda (saat saya masih muda dulu, kira-kira dua tahun yang lalu):

Lebih baik dikatakan sok tua, daripada sok keren hari ini, tapi menua tanpa jadi lebih mampu.

Lebih baik dikatakan sok tua, tapi jadi orang sukses tanpa harus jadi tua.

Jangan izinkan orang lain menentukan apa yang bisa membuat Anda merasa yakin, selain kesungguhan Anda untuk mencapai TITIK LEDAK keberhasilan pribadi.

Ya, akan datang suatu saat yang menjadi titik ledak keberhasilan Anda.

Adik-adik dan anak-anakku yang bersabar dalam menjadikan dirinya berhati damai, santun, pandai, dan mudah disenangi orang lain – ketahuilah bahwa kehidupan ini sering berlaku tiba-tiba dan tahu-tahu.

Tiba-tiba Anda dikenalkan kepada seorang besar yang membutuhkan bantuan Anda, atau tiba-tiba Anda dikenal di kalangan yang luas sebagai pribadi yang bernilai.

Tahu-tahu Anda bisa menyelesaikan hal-hal besar yang tadinya sulit dilakukan oleh kebanyakan orang lain, atau tahu-tahu Anda sudah hidup dalam kualitas yang tadinya tidak terbayang dalam mimpi Anda.

Jika Anda mengasihi diri Anda sendiri, dan jika Anda ingin membahagiakan mereka yang mengasihi Anda, tegaslah melakukan yang baik untuk Anda lakukan, dan tegaslah menghindari yang tidak menjadikan Anda lebih sehat dan lebih mampu.

Adik-adik dan anak-anakku yang dikasihi Tuhan,

You are the sons and daughters of life.
You were born to groom yourselves to become leaders gleaming with decisive kindness.
You are the owners of life.
You are the shapers of the future.

Kalian adalah putra dan putri kehidupan.
Kalian dilahirkan untuk menumbuhkan diri menjadi pemimpin yang berkilau dengan ketegasan yang penuh kasih.
Kalian adalah pemilik kehidupan.
Kalian adalah pembentuk masa depan.

Make us proud!

………..


Sahabat baik saya,
yang juga sahabat bagi kebaikan sesama,

Begitu dulu ya?

Mudah-mudahan tulisan sederhana ini dapat mengindahkan renungan Anda mengenai peran Anda yang diharapkan oleh kehidupan.

Berhentilah memikirkan hanya kesusahan kita sendiri.

Sadarilah ada jiwa-jiwa yang mengasihi Anda, yang sedang menanti kelembutan suara Anda dalam mengatakan terima kasih dan pujian atas kehadiran mereka dalam hidup Anda.

Tersenyumlah dengan manis kepada mereka. Senyum itu mudah sekali bagi Anda, dan mungkin tidak bernilai, tetapi bagi hati-hati yang sedang merasa sendiri dan tak terperhatikan – senyuman Anda terasa seperti sentuhan Tuhan yang telah lama mereka rindukan.

Jadikanlah diri Anda pembahagia kehidupan sesama.

Jadilah jiwa kecintaan Tuhan, yang menghadiahkan senyuman dan kata-kata penuh kasih kepada mereka yang terluka oleh kurangnya kasih sayang dalam keluarga dan kehidupan mereka.
Nasehatkanlah kesabaran, walaupun Anda sendiri sedang dalam ujian kesabaran.
Nasehatkanlah kekuatan, meskipun Anda sendiri merasakan kesedihan yang melemahkan tubuh Anda.

Berlakulah penuh hormat dan kasih kepada diri sendiri.
Berlakulah penuh hormat dan kelembutan kepada orang tua.
Berlakulah penuh kasih dan dukungan kepada anak-anak.
Berlakulah penuh pengertian dan penerimaan kepada orang lain yang berbeda pendapat.
Berlakulah penuh kebaikan kepada kehidupan.

Karena …
itu semua, adalah cara berlaku baik kepada Tuhan. Read More..

Minggu, 02 Mei 2010

Pudarnya Pesona Cleopatra I


Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalam kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.” Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu” kata ibu.

“Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu”, ucap beliau dengan nada mengiba.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.
Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun. Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali.
Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tante Lia.
Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan bibir yang merah.

Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia. Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku.
Hari pernikahan datang. Duduk dipelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan empat group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai. Rabbighfir li wa liwalidayya!

Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya. Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku. Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang. Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh.

Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing. Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja. Aku merasa hidupku adalah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia. Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihana pun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab
” tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga” Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, ” kenapa mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa mas sudah tidak mencintaiku” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih. “wallahu a’lam” jawabku sekenanya.

Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku,
“Kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah? Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini”.

Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air mata buka karena Raihana tetapi karena kepatunganku.
Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku menyiapkan segalanya untukku.
Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai dirumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi,
Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman.

Raihana memandangiku dengan khawatir. “Mas tidak apa-apa” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih” lanjutnya.
Aku melepas semua pakaian yang basah.
“Mas airnya sudah siap” kata Raihana.
Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri didepan pintu membawa handuk. “Mas aku buatkan wedang jahe” Aku diam saja.
Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan. Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu.
” Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?” tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar.
“Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantu Mas”. ” Biasanya dikerokin” jawabku lirih. “
Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin” sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya.

Raihana dengan sabar mengerokin punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus. Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu.

Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis mesir titisan Cleopatra. Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya.”
Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu” kata Ratu Cleopatra. ” Dia memintaku untuk mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu”. Aku mempersiapkan segalanya.
Tepat puku 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian. Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba ” Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya” kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa. “

Maafkan aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya” lirih Hana
sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam.

Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya.

Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana.
Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra.

” Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang” Suara lembut Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm.

Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang
jahe. Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja.
” af1 jika mengganggu Mas, maafkan Hana,” lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja. ” Mbak! Eh maaf, maksudku D..Dinda Hana!, panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan.
” Ya Mas!” sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia dipanggil “dinda”. ” Matanya sedikit berbinar.
“terima kasih dinda, kita berangkat bareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah,” ucapku sambil menatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan. Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya. ” Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?”. Hana begitu bahagia.

Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah. Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri atas sikap dinginku selama ini., Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri di dunia ini.

Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga.

“ Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan ibundaku serta kerabat yang lain.

Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia. Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal. Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut ideal?

Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia. Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana.
Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing dengan sikapku.

Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. ” Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu” kata ibuku.

“ Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya.
Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa.
Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri. Raihana hamil. Ia semakin manis. Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera.

Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya” Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. ” Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta” gumamku. Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alas an kesehatan.
Read More..

Pudarnya Pesona Cleopatra II

Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karena rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal dikontrakan.

Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, ” Mas untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh dibawah bantal, no pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita”.
Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari Aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya. Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir.

Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angina dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut. Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita.

Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.
Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa arab dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mEsir.

Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arab dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani.

“Apakah kamu sudah menikah?” kata Pak Qalyubi. “Alhamdulillah, sudah” jawabku. ” Dengan orang mana?. ” Orang Jawa”. ” Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?”. “Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”. “ Kau sangat beruntung, tidak sepertiku”. ” Kenapa dengan Bapak?” ” Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang”. ” Bagaimana itu bisa terjadi?”. ” Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dan karena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini.

Ceritanya begini, Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Disana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus dengan predkat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia. Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantuk itu. Saya bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan.

Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua. Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-sama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar yang hafal Al Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada dengan Yasmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetpai saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi Yasmin.

Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir. Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali ke Medan, saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia.
Kami langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan. Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan Yasmin.

Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta YAsmin untuk berhemat. Tidak setiap tahun tetapi tiga tahun sekali YAsmin tidak bisa. Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengin rendang, saya harus ke warung. Yasmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia.

Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta Yasmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir. Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya.
Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit. Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir.

Waktu di Mesir itulah puncak tragedy yang menyakitkan. ” Aku menyesal menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir”. Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal. Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan.

Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku. Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong. Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengann temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang”.

Mendengar cerita Pak Qulyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku, tak terasa sudah dua bualn aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia.

Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala didindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya. Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke toko baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku.
Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan dibawah bantal.

Dibawah kasur itu kutemukan kertas merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan istriku serong.Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu. Dan Rabb ….ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa dan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya.
Dan ya .. Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya. Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku. “Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh dihadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb. Telah muliakan hamba dengan Al Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok kedalam jurang kenistaan. Ya Rabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba…..” tulis Raihana.

Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa” Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-Mu.

Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku. Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya. Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau”.

Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta.

Dalam keharuan terasa ada angina sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku dengan Raihana. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes sepanjang jalan.

Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku. Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis. ” Mana Raihana Bu?”. Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang telah terjadi.

” Raihana…istrimu..istrimu dan anakmu yang dikandungnya”. ” Ada apa dengan dia”. ” Dia telah tiada”. ” Ibu berkata apa!”. ” Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi.

Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama
menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya”. Hatiku bergetar hebat. ” Ke…kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?”. “

Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu.
Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih, Jadi maafkanlah kami”.

Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada.

Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira.
Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa. Diatas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana.

Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali. Dunia tiba-tiba gelap semua
oleh, Habiburrahman El Shirazy)

Read More..

IBUNDA......


Kalau ibunda membelai rambutmu
Kalau ibunda mengusap keningmu, memijiti kakimu
Nikmatilah dengan syukur dan bathin yang bersujud
Karena sesungguhnya Allah sendiri yang hadir dan maujud

Kalau dari tempat yang jauh engkau kangen kepada ibunda
Kalau dari tempat yang jauh ibunda kangen kepada engkau,
Dendangkanlah nyanyian puji-puji tuk Tuhanmu Karena setiap bunyi
Kerinduan hatimu adalah
Sebaris lagu cinta Allah kepada segala ciptaanNya

Kalau engkau menangis
Ibundamu yang meneteskan airmata
Dan Tuhan yang akan mengusapnya
Kalau engkau bersedih Ibundamu yang kesakitan
Dan Tuhan yang menyiapkan hiburan-hiburan

Menangislah banyak-banyak untuk ibundamu
Dan jangan bikin satu kalipun ibumu menangis karenamu
Kecuali engkau punya keberanian
Untuk membuat Tuhan naik pitam kepada hidupmu
Kalau ibundamu menangis,
Para malaikat menjelma jadi butiran-butiran air matanya
Dan cahaya yang memancar dari airmata ibunda
membuat para malaikat itu silau dan marah kepadamu

Dan kemarahan para malaikat adalah kemarahan suci
sehingga Allah tidak melarang mereka tatkala
menutup pintu sorga bagimu
Ibu kandungmu adalah ibunda kehidupanmu

Jangan sakiti hatinya, karena
Ibundamu akan senantiasa memaafkanmu.
Tetapi setiap permaafan ibundamu atas setiap kesalahanmu
akan digenggam erat-erat oleh para malaikat
untuk mereka usulkan kepada Tuhan
agar dijadikan kayu bakar nerakamu…


(Cuplikan Dari Buku Ibu TamparlahMulut anakmu - Sekelumit Catatan Harian Emha Ainun Nadjib)

Bunda.....hari ini Tira kangennnn bgt....kapan kita bisa bikin kue bareng lagi
Read More..