Jumat, 15 Juli 2011

Takut dan Malu, Ciri Utama Hidup Muslim


DALAM postingan status facebooknya, sahabat saya menulis wall begini; "Kalau dinasehati untuk jangan melakukan kejahatan atau dosa, atau semua perbuatan pasti dicatat Malaikat, tetap saja kejahatan demi kejahatan dilakukan. Akan tetapi kalau ada tanda peringatan bahwa kamera CCTV memantau Anda, barulah pada takut untuk berbuat salah. Nampaknya, fenomena ini menunjukan bahwa tingkat keimanan orang seperti itu masih pada tingkatan hal-hal yang nyata saja dan belum sampai pada tingkatan hal-hal yang ghaib”.

Status di atas mencerminkan sebuah keprihatinan terhadap berita-berita kriminal dan kerusakan moral yang sering terjadi di tengah masyarakat kita. Mulai dari penipuan, penculikan, pembunuhan, perzinaan dan perilaku-perilaku yang mengarah kepada kezoliman lainnya.

Semua kenyataan ini kembali kepada kata kunci atau muaranya, yaitu kualitas iman dan taqwa kepada Allah SWT.

Ditinjau di sisi agama, masih maraknya kejahatan dan kemaksiatan adalah disebabkan oleh tingkat iman yang masih rendah dan belum mencapai kepada tahap keyakinan total kepada perkara-perkara yang ghaib.

Efeknya, mereka lebih takut dan malu kepada CCTV yang memantaunya secara temporer dan kondisional daripada takut kepada Malaikat pencatat amal yang memantaunya setiap saat, tanpa batas waktu dan tempat.

Aksi kejahatan atau perbuatan dosa yang apabila diketahui oleh publik sudah barang tentu menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi pelakunya, seperti menanggung rasa malu, reputasi jatuh, merasa asing, dan bahkan kehilangan pekerjaan dan jabatan. Kalau tertangkap aparat kepolisian, mau tidak mau dia harus menerima sangsi hukum, seperti penjara, denda dan sebagainya. Itu baru hukuman di dunia. Padahal di akhirat, hukumannya jauh lebih berat dan hina.
Motif-motif duniawi itulah yang masih mendominiasi diri kita, sehingga rasa takut dan malu tidak terkawal dengan semestinya.

Ciri Orang Mukmin

Dalam adab Islam, melakukan kejahatan dan dosa secara terang-terangan, tanpa rasa malu adalah jauh lebih buruk daripada mengerjakan dosa secara sembunyi-sembunyi karena malu apabila perbuatannya diketahui orang lain. Dalam kitab sahih juga disebutkan, "Setiap umatku memperoleh pengampunan, kecuali orang-orang yang melakukan dosa secara terang-terangan."

Berkaitan dengan persoalan ini, Ibn Qayyim berkata, "Inilah perkara yang sebaiknya dicermati. Yaitu bahwa "yang besar" terkadang disertai dengan malu, takut, dan menganggapnya besar, maka itu menjadi dosa kecil. Tetapi terkadang "dosa kecil" yang dilakukan tanpa malu, tanpa peduli dan tanpa rasa takut serta menganggapnya remeh, maka bisa saja ia menjadi besar, bahkan menjadi dosa besar dalam urutan teratas." (Kitab Fii Fiqhil Aulawiyyaati, Yusuf Qardhawi)

Hakikatnya, iman yang kuat akan mendorong seseorang untuk lebih bertaqwa atau takut kepada Allah. Sehingga segala godaan untuk melakukan laranganNya dan godaan untuk meninggalkan perintahNya dapat dikalahkan.

Sebaliknya, iman yang lemah akan menjadikan seseorang lebih liar, dan bahkan rasa takutnya kepada Allah dapat dilumpuhkan oleh selainNya, sehingga segala rayuan Syaitan yang datang kepadanya tidak dapat dihindarkan. Perintah agama diabaikan sedangkan laranganya dikerjakan.

Orang-orang yang takut kepada Allah ialah golongan yang selamat dari keinginan untuk melakukan aksi jahat dan berbuat maksiat. Al-Qur'an sudah menegaskan, bahwa orang yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya tidak lain adalah orang-orang yang berilmu. (Q.S. Fathir:28)

Diriwayatkan dari Abu Hayyan At-Taimy, bahwa dia berkata, "Orang-orang yang berilmu terdiri dari tiga golongan: Pertama, orang yang mengetahui Allah namun tidak mengetahui perintah Allah. Kedua, orang yang mengetahui perintah Allah namun tidak mengenal Allah. Ketiga, orang yang mengetahui Allah dan juga mengetahui perintah Allah." (Kitabul Iman, Imam Ibn Taimiyah).

Alhasil, takut dan malu berbuat dosa adalah salah satu ciri utama gaya hidup seorang muslim yang harus senantiasa ditanamkan dan hadir dalam diri kita, sehingga dengannya kita mampu menghindari dosa dan maksiat, besar atau pun kecil.

Ucapan yang juga menarik keluar dari Maimun bin Mahran, ungkapnya:"Berzikir kepada Allah dengan lidah itu baik, tetapi lebih utama dari itu adalah apabila seorang hamba ingat kepada Allah pada saat dihadapkan dengan perbuatan maksiat, lalu meninggalkannya. Wallahu al-Musta'an.*

Imron Baehaqi, penulis adalah Ketua Bidang Dakwah & Tarjih PCIM Kuala Lumpur

Read More..

Selalu Bersyukur, Obat Hilangkan Stres


HARGA terus melonjak naik, sementara lapangan pekerjaan makin susah. “Jangankan mencari yang halal, mencari yang haram saja susah, “ demikian rakyat kecil sering mengeluh.

Sementara di saat yang sama, sebagian orang menumpuk-numpuk harta dengan cara mengambil hak orang lain. Seperti banyak yang terjadi saat ini, sebagian orang mendapatkan harta dari hasil “memeras” orang lain. Mereka harus menipu atau melakukan korupsi dan berbagai cara-cara yang tidak halal.

Padahal semestinya uang tersebut diperuntukan bagi kemaslahatan orang banyak, namun karena banyak tangan-tangan jahil, harta yang seharusnya merata secara adil dinikmati oleh seluruh masyarakat, hanya dinikmati/dimiliki oleh sebagian kecil orang. Mereka mengira, selagi muda dan punya jabatan, kesempatan mengumpulkan harta agak menjadi modal baginya meraih ketenangan hidup dan kebahagiaan.

Hati yang redup

Antara harta dan ketenangan hati, sesungguhnya dua hal yang berbeda, yang tak ada hubungannya. Sebab, banyak orang berlimpah tapi dia tak mampu merasakan kebahagiaan dan ketenangan. Ia mampu menyewa hotel dan membeli tempat tidur yang mewah, namun tak bisa membeli rasa nyenyak.

Sementara di saat yang sama, banyak orang bisa bahagia dan tenang meskipun dengan harta yang minim. Di jalan, banyak kita saksikan tukang becak bisa mendengkur menikmati tidurnya, meski badannya tak cukup untuk duduk di kendaraan sederhana itu.

Sifat qana’ah inilah yang mampu menjadi salah satu potensi positif setiap manusia. Sikap qana'ah banyak didefinisikan sebagai sikap merasa cukup dan ridha atas karunia dan rezeki yang diberikan Allah SWT pada setiap manusia. Qana\'ah sering menjadi energi kehidupan dan membangkitkan semangat. Hal itu tidak lain dapat dijalani dengan cara menikmati hidup walaupun dengan segala kesederhanaan.

Orang yang selalu bersyukur tak akan dibuat pusing oleh kompleksnya warna-warni kenikmatan dunia di sekitar. Selalu menerima jatah pemberian Allah SAW. Sebab dia yakin bahwa, tiap manusia memiliki jatah rizki masing-masing yang dibagi secara adil oleh Allah SWT.

Sebagaimana dalam al-Quran, ”Dan tidak ada makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan dijamin oleh Allah rizkinya.” (QS. Hud: 8).

Sebaliknya, manusia yang tak pernah puas dengan materi yang diperoleh adalah manusia yang rentran terhadap stres, hatinya redup bahkan mati – walaupun hartanya melimpah. Hati yang mati dan gundah cenderung tidak mudah menerima kenyataan, sehingga apa yang didapat tidak pernah memuaskan.

Maka, jika kita ingin mengubah diri menjadi orang yang selalu bahagia, ceria dan tersenyum di berbagai kondisi, kini saatnya untuk mengubah cara pandang. Cara pandang positif, yaitu selalu bersyukur dengan karunianya dan hidup sederhana. Cara pandang lama, selalu tidak puas dengan rizki cepat-cepat dibuang saat inijuga.

Rasulullah SAW bersabda:“Jadilah kamu seorang yang wara’, nanti kamu akan menjadi sebaik-baik hamba Allah, jadilah kamu seorang qanaah, nanti kamu akan menjadi orang yang paling bersyukur kepada Allah, sedikitkanlah ketawa kerana banyak ketawa itu mematikan hati.” (HR. al-Baihaqi).

Orang yang qana’ah adalah orang yang tidak meletakkan kenikmatan dunianya di hati, ia senantiasa bersyukur apa yang sudah menjadi jatahnya.

Sedang, orang yang tidak bersyukur selalu dibuat pusing oleh kenikmatan yang diperoleh orang lain. Jika tetangganya bisa membeli satu mobil, dia terkungkung oleh ambisi untuk melebihinya, mampu membeli dua mobil. Jika belum bisa, ia dikejar perasaan tidak puas, makan pun tak enak, tidur juga tidak tenang. Sebabambisinya belum tercapai.

Itulah pentingnya kita simak sabda Rasulullah SAW berikut ini:“Lihatlah orang yang lebih bawah daripada kamu, jangan melihat orang yang tinggi daripada kamu, karena dengan demikian kamu tidak akan lupa segala nikmat Allah kepadamu.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Di kesempatan lain Nabi bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa), maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Bisa jadi apa yang kita miliki dengan segala keterbatasan, tidak dimiliki orang lain. Sehingga walaupun yang kita miliki terbatas, jelek dan tak bermakna akan menjadi lebih bernilai jika kita melihat orang lain yang masih ada di bawah kita. Di saat itulah, kita bisa bersyukur masih bisa memiliki sesuatu yang sedikit, sedangkan banyak orang lain yang tidak memilikinya. Makanya, dalam soal materi, janganlah melihat kepada orang yang di atas (yang memiliki banyak harta) akan tetapi lihatlah orang yang masih di bawah kita.

Oleh sebab itulah, qana'ah dan syukur adalah salah satu tanda berkualitasnya iman seseorang. Sedang hasud dan dengki adalah ciri nafsu yang terbelenggu syetan. “Hakikat syukur adalah mengakui nikmat yang diberikan Allah diikuti perasaan tunduk pada-Nya” kata Syeikh Abdul Qadir al-Jailani. Syukur tidak hanya diucap lisan. Syukur hakiki ada ada perasaan dalam hati, bahwa ia puas dengan apa yang telah diberi Allah.

Apabila hati tunduk, maka akan diikuti oleh organ-organ tubuh lainnya untuk tunduk pada-Nya. Inilah yang disebut ta’at. Seorang manuisa tidak disebut patuh kecuali ia buktikan dengan ta’at pada semua perintah-Nya. Berarti, aktifitas syukur itu biasanya adalah melibatkan hati dan organ tubuh.

Dalam Kitab al-Ghunyah Syeikh al-Jilani membagi syukur menjadi tiga; “Syukur dengan lisan, yaitu mengakui adanya nikmat Allah dan merasa tenang. Syukur dengan badan dan anggota badan, yaitu dengan cara melaksanakan dan pengabdian kepada-Nya. Serta Syukur dengan hati, yaitu ketenangan diri atas keputusan Allah dengan senaniasa menjaga hak Allah yang wajib dikerjakan.
Cara Bersyukur

Tentang bagaimana cara bersyukur, kitab al-Ghunyah memberi arahan; Pertama, syukur dengan lisan, yakni dengan cara mengakui bahwa nikmat itu berasal dari Allah dan tidak menyandarkannya kepada makhluk atau kepada diri kita sendiri, daya, kekuatan atau usaha kita. Tidak pula disandarkan kepada orang lain yang melakukan dengan tangan mereka karena kamu dan mereka hanyalah sebagai perantara, alat dan sarana terhadapnya, sedangan penentu, pelaksana, pengada dan penyebabnya hanyalah Allah. Allah lah yang menentukan dan menjalankan sehingga Dia lebih berhak untuk disykuri dari selain-Nya.

Kedua, syukur dengan hati. Yaitu keyakinan yang abadi, kuat, dan kokoh. bahwa semua nikmat, manfaat, dan kelezatan, baik lahir maupun batin, gerakan maupun dia kita, adalah berasal dari Allah bukan dari selain-Nya. Dan syukurnya isan merupakan ungkapan dari apa yang ada di dalam hati.

Ketiga, syukur dengan perbuatan. Bersyukur dengan anggota badan adalah dengan cara menggerakkan dan menggunakannya untuk ketaatan kepada Allah, bukan untuk selainnya. Tidak memenuhi seruan orang yang mengajak untuk menentang Allah. Hal ini juga mencakup jiwa, hawa nafsu, keinginan, cita-cita dan makhluk-makhluk lainnya. Menjadikan ketaatan kepada Allah sebagai dasar yang diikuti dan pemimpin, sedangkan selainnya dijadikan hamba, pengikut dan makmum. Allah SWT berfirman: ”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (QS Al-Dhuha: 11).

Bersyukur sesungguhnya juga menjaminkan rizki. Semua jenis syukur tersebut tidak lain adalah taqwa kepada-Nya. Taqwa sebagaiman pernah difirmankan-Nya mendatangkan rizki. “Barangsiapa yang beramal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dan dia (dalam keadaan) beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia). dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (di akhirat kelak).” (Q.S al-Nahl:97).

Bila kita mau lakukan langkah-langkah itu, jiwa tak akan terbelenggu oleh ambisi duniawi, tidak terpenjara oleh nafsu dan hati pun lapang. Tidak stres dan gundah. Bahkan bisa merubah seseorang menjadi yang pemurah, walau tak berkantong tebal. Tidaklah kekayaan itu dengan banyak harta, tetapi sesungguhnya kekayaan itu ialah kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari-Muslim).

Mari kita rayakan bahagia ini bukan karena materi, tapi dengan senantiasa bersyukur atas kenikmatan yang dikaruniakan-Nya pada kita semua.[Kholili Hasib]

Sumber : Hidayatullah


Read More..

'Sukses' yang menyesatkan para wanita


Perubahan jaman telah pula mengubah gaya hidup manusia, khususnya kaum wanita. jika dulu bekerja adalah dominasi pria, saat ini rata-rata wanita merasa tidak pede bila tidak berkarir atau tidak pernah bekerja sebelumnya.

Para wanita berlomba mencapai kata 'sukses' yang diidentikkan dengan karir, bisnis, posisi, jabatan, gaji, atau harta. Wanita yang mengenakan gaun blazer dianggap cerminan wanita sukses. Namun menurut dr. Jill Genobaga, definisi sukses akan menjadi tidak kompatibel ketika seorang wanita memutuskan untuk mengabdikan dirinya bagi keluarga. Inilah problematika besar kaum wanita abad ini.

antara karir dan keluarga seperti dua arah mata angin, bila anda berjalan ke barat maka anak meninggalkan timur dan sebaliknya. Wanita yang memutuskan untuk mengejar karir di luar, akan kehilangan moment indah dalam keluarga, namun mereka akan mendapat uang dan penghargaan dari staff sebagai kompensasinya.

Sebaliknya wanita yang memutuskan untuk 'stay at home' mungkin tidak mendapatkan uang dan penghargaan dari bawahan tetapi ia mendapati dirinya sebagai wanita yang sesungguhnya.

Anak tidak hanya membutuhkan mainan, pakaian dan makanan, mereka butuh kasih sayang dan pendidikan. sehebat apapun baby sitter tidak ada yang bisa mengalahkan cinta kasih dari hati seorang ibu. "Moral" adalah hal urgent baik dalam agama maupun kehidupan sosial. apakah anda rela anak anda belajar moral dari baby sitter atau PRT? sementara kita tidak tahu tingkat moral yang sebenarnya baby sitter tersebut. ini adalah pertaruhan besar bagi nilai moral keluarga, masyarakat, bangsa bahkan dunia.

Rusaknya bangsa karena rusaknya kaum wanita. bisa jadi kaum ibu memiliki moral yang bagus, namun bila moral ini tidak diwariskan ke anaknya maka tidak heran kita mendapati anak yang tidak mau mendengar bahkan membenci orang tuanya.Jika anda tidak menanam padi jangan pernah berharap untuk memanennya.

Apa yang ingin saya sampaikan adalah sebuah cerminan betapa sering saya mendapati anak-anak belajar dari televisi, film kartun barat, lagu-lagu rendah moral, sinetron yang mengajarkan kekerasan, iklan-iklan yang mengajarkan kebohongan, PRT yang kurang mapan dalam ilmu, sementara ibunya yang cerdas, bijak, dan sopan lebih memilih untuk membangun kejayaannya diluar sana.
Read More..

Cara Hidup Muslimah Solehah


TIDAK MEMAKAI PAKAIAN YANG NIPIS

1.Muslimah solehah itu tidak guna kain yang nipis untuk membuat bajunya, sehingga terbayang kulitnya. Kerana dia tahu, bahawa pakaian seperti itu adalah pakaian yg layak dipakai oleh perempuan jalang.

TIDAK MEMAKAI RANTAI BERLOCENG

2. Muslimah solehah memang tidak guna rantai kaki yang berloceng utk dililitkan pada kakinya. Rantai ini apabila dipakai walaupun tersembunyi tetap bergemerincing dan menarik perhatian orang lain, lebih-lebih lagi lelaki JAHAT. Dia tahu sekiranya dia memakainya juga dia telah melanggar larangan Allah dalam ayat 31 surah An-Nur.

TIDAK MEMAKAI WANGIAN SEMERBAK

3.Muslimah solehah memang tidak guna minyak wangi yang baunya semerbak. Wangian sebegini mempunyai kuasa penyerakan bau yang amat tinggi kerana kadar kemeruwapannya tinggi. Biasanya kekuatan bau ini menunjukkan kadar kekompleksan rantai alcohol (secara kimia) yg digunakan utk membuat pewangi itu. Muslimah yang tidak memakai wangian yang kuat ini tahu bahawa inilah yang dipesan oleh nabi. Sabda junjungan bahawa wanita yang keluar rumah dgn memakai wangian, adalah seperti pelacur. Bukan tidak boleh berwangi-wangi tetapi bersederhanalah dalam pemakaian wangian tersebut.

TIDAK BIADAB DALAM BERKATA

4. Muslimah solehah memang tidak guna kata- kata yang keji, kerana dia tahu sesiapa sahaja yang bercakap perkara yang keji adalah mereka yang rendah akhlaknya. Lelaki atau perempuan yang bercakap menggunakan perkataan yang buruk @ jahat, adalah seperti sepohon pokok yang rosak akar tunjangnya. Dia tahu bahawa perumpamaan perkataan yang baik dan buruk dinyatakan dengan jelas dalam ayat 24-26 surah Ibrahim.

TIDAK BERKATA SIA-SIA

5. Muslimah solehah tidak guna masa berborak untuk mengatakan hal-hal orang yang disekitarnya atau dengan kata lain mengumpat, memperkatakan keabaian saudaranya. Dia tahu bahawa sekiranya orang yang suka mengumpat baik lelaki atau perempuan dia seolah-olah memakan daging saudaranya sendiri. Apakah sanggup kita memakan daging saudara sendiri? Persoalan ini ditanyakan kepada kita dalam firmanNya ayat 12. surah al-Hujurat.

TIDAK MEMAKAI TUDUNG TIGA SEGI

6. Muslimah solehah memang tidak guna tudung tiga segi, apabila memakainya diselempangkannya sehingga nyata bentuk perbukitan pada badannya. Sememangnya ia menjadi tatapan mata lelaki yang jahat yang terkena panahan syaitan. Dia tahu apabila bertudung, dia mesti melabuhkan tudungnya sehingga menutup alur lehernya dan tidak menampakkan bentuk di bahagian dadanya. Pesan Rasul seperti yang disuruh oleh Allah tersebut dalam ayat 59 al-Ahzab.Begitu juga seorang lelaki yang bergelar suami mesti memberi peringatan untuk isteri dan anak-anaknya.

TIDAK MENGADA-NGADA

7. Muslimah solehah memang tidak guna lenggok bahasa yang boleh menggoda seorang lelaki. Jika bercakap dengan lelaki yang bukan mahramnya, bercakaplah dengan tegas. Jangan biarkan suara lentukmu untuk menarik perhatian lelaki yang sakit dalam hatinya. Sememangnya suara perempuan bukanlah aurat, jika aurat maka Allah tidak akan menjadikan perempuan boleh berkata-kata. Bertegaslah dalam percakapan, jangan gunakan suaramu untuk menarik perhatian lelaki sehingga menjadi fitnah buatmu. Bahaya suara wanita yang bercakap dengan gaya membujuk yang boleh mencairkan keegoan lelaki (yg bukan mahramnya) dicatat dalam ayat 32 surah al-Ahzab. Makna ayatnya lebih kurang begini. Maka janganlah kamu tunduk dlm berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dlm hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik Tunduk disini ditafsirkan sbg berbicara dgn sikap yang oleh menimbulkan kebaranian orang untuk bertindak jahat kpd mereka. Penyakit dlm hati adalah keinginan seorang lelaki utk melakukan perbuatan sumbang dgnnya seperti berzina. Mengapa? Lelaki sangat mudah tertarik kpd seorang wanita melalui suaranya.

TIDAK MENGHIAS DIRI BERLEBIHAN

8.Muslimah solehah memang tidak guna alat make-up untuk menonjolkan kejelitaannya melainkan di hadapan suaminya sahaja. Adab bersolek (tabarruj) ini amat ditekankan kepada wanita muslim (muslimah) kerana semestinya kecantikannya adalah hak ekslusif yang mesti dipersembahkan kepada suaminya. Jika ingin keluar bekerja,dia memakai make-up secara bersederhana sahaja sehingga tidak jelas kelihatan pada wajahnya dia bersolek. Jangan bersolek sehingga cantiknya anda sehingga kadang2 wajah anda menjadi seperti hantu. Hendak bergincu? Jika bergincu, pakailah yg tidak menyerlah warnanya. atau Mengapa tidak pakai lipstick sahaja?

TIDAK MEMAKAI TUDUNG JARANG

9. Muslimah solehah tidak guna kain tudung yang jarang-jarang seperti jarangnya jalah yang digunakan untuk memukat haiwan akuatik.Kerana apabila memakai tudung seperti ini, akan nampak juga bahagian yang sepatutnya ditutup rapi dari pandangan orang lain. Rambut adalah mahkota, tetapi jangan biarkan mahkota itu tidak berharga dengan menayangkannya tanpa sebarang perlindungan. Jika mahkota berharga disimpan dengan rapi di dlam sangkar, dan ditambah pula pengawal untuk menjaga keselamatannya, maka demikian juga dengan rambut wanita. Sangkar itu adalah kain litup yang sempurna dan pengawalnya pula adalah ilmu yang diamalkan oleh anda untuk memakainya dengan cara yang terbaik.

_________________
KEMULIAAN SEORANG WANITA BUKAN PADA RUPA TAPI SIFAT DAN KELEMBUTANNYA....................


JANGAN DIHARAPKAN PADA SEBUAH PERTEMUAN JIKA TAKUT PADA SEBUAH PERPISAHAN..................


Read More..