Rabu, 02 Mei 2012

Ritual Pagi Hari untuk Kesehatan & Produktivitas Diri

Pagi hari merupakan saat menentukan untuk memulai hari yang produktif. Meskipun ada orang yang bertipe burung hantu, namun pagi hari tetap perlu diisi dengan ritual yang mentenagai keseluruhan hari. 1.Bangun pagi. Segera bangun seolah ada orang yang akan menyiram muka Anda. Atau bangun khawatir/seolah-sudah tertinggal waktu sholat shubuh. Ketika tidur terlalu malam/pagi, saya biasa pasang alarm dalam dua waktu dengan selisih sepuluh menit (sehingga tidak menggunakan snooze). Alarm pertama adalah isyarat untuk “menuntaskan cerita mimpi” 2.Berwudhu, bahkan semisal waktu adzan shubuh belum datang. Dalam wudhu ini gosok lidah dengan jari, atau sekalian saja gosok gigi untuk membuat Anda lebih nyaman dalam menghirup udara segar. 3.Minum air putih atau jika memungkinkan, minum jus buah. Glukosa dalam buah membuatnya mudah untuk diubah ke fruktosa untuk makanan “instan” bagi otak. 4.‘Bersemedi’. Atau lebih tepatnya berdiam diri setelah sholat untuk mengokohkan semangat diri dengan dzikir pagi (ma’tsurat dan bisa juga Yaasin sebagai do’a penjagaan dan untuk lancarkan urusan). Hari yang baik hanya bisa terjadi atas perkenan-Nya; maka ritual dzikir pagi menjadi penting. 5.Berjemur sinar mentari. Jika sudah terang, keluarlah dari rumah dan nikmati pancaran mentari di kulit Anda. Pancaran sinar mentari juga efektif untuk mengatasi kantuk. 6.Jalan-jalan pagi; atau lari atau bersepeda. Meskipun untuk yang ini, saya bukanlah contoh yang baik Jika dilakukan, aktivitas ini bisa sekalian digunakan untuk merencanakan aktivitas di hari itu. 7.Bercanda dengan anak Anda (atau anak orang lain deh . Anak kecil punya banyak cara pandang yang heboh dan secara umum menyenangkan. Mengekspresikan diri Anda dalam gaya yang kekanakan bersama si anak merupakan cara yang baik untuk membangun mood di hari itu. 8.Merencanakan hari. Meskipun saya secara rutin menulis diary di malam hari di kisaran setelah jam 9, dalam membuat rencana, seringkali pagi hari merupakan saat yang lebih baik. Tuangkan dulu semua yang ada di kepala, baru kemudian buat pengklasifikasian, pemrioritasan, serta cara untuk menjalaninya.. 9.Kerjakan tugas yang sukar. Pagi hari merupakan merupakan salah satu saat terbaik untuk menghadapi tugas yang membutuhkan daya kognitif dan kreativitas tinggi. Di pagi hari kala pikiran belum tercemar oleh berita buruk di koran dan televisi, ruang kreatif dan daya pintar kita dalam kondisi maksimal untuk pecahkan masalah tersulit di hari itu. Saya biasa menjadikan pagi hari sebagai saat untuk melakukan kegiatan berat terkait menulis Read More..

Kekuatan Genggaman Tangan

Ada seorang gadis kecil bernama Elina. Suatu hari Elina diajak ayahnya berjalan-jalan. Di tengah perjalanan, mereka harus melalui sebuah jembatan kecil di atas sebuah sungai. Ayah Elina sedikit khawatir. Ia berkata pada Elina, “Elina, ayo genggam tangan Papa. Biar kamu tidak jatuh ke sungai.” “Tidak,” tolak Elina. “Seharusnya, Papa yang menggenggam tanganku”. “Lho, memang apa bedanya?” tanya ayahnya bingung. “Berbeda sekali, Papa. Jika aku yang menggenggam tangan Papa dan terjadi sesuatu pada diriku, bisa saja genggamanku terlepas. Tapi, jika Papa yang menggenggam tanganku, apapun yang terjadi, aku yakin Papa tidak akan melepaskan genggaman Papa padaku,” jawab Elina. Ayah Elina sangat terkejut mendengar jawaban dari anaknya. Setelah dipikirkan kembali, ia merasa apa yang dikatakan oleh anaknya sangat benar. Jadi, ia menggenggam tangan anaknya dengan penuh kasih untuk menyeberangi jembatan itu. Apa arti cerita ini? Kepercayaan tidak sekedar mengikatkan diri satu sama lain. Namun, kepercayaan harus bisa saling mempersatukan. Jadi, genggamlah tangan orang yang kita sayangi, daripada mengharapkan orang itu menggenggam tangan kita.*** Read More..

Uang Adalah segalanya?

Seorang anak muda mendekati seorang pengusaha sukses pada sebuah seminar sehari yang membahas tentang The Law of Attraction. Saat itu semua sedang break makan siang dan dengan sigap si pemuda mencuri kesempatan untuk duduk dekat-dekat pengusaha sukses ini. Sambil menikmati udang goreng mentega, cah kangkung, dan sambal mangga, si pemuda membuka percakapan. "Perkenalkan, saya Andi," sapa si pemuda "Oh, halo ... saya Don," jawab pengusaha ini ramah."Kerja di mana, Mas?" "Saya masih mencari pekerjaan, Pak," jawab pemuda ini agak kaget. "Bapak Don, saya sengaja duduk di dekat bapak karena penasaran, bagaimana bapak bisa sukses dengan umur yang sangat muda?" tanya pemuda ini, tidak mau kehilangan kesempatan. "Karena, uang adalah segalanya." Jawaban Pak Don sangat mengejutkan. "Oh, jadi karena Bapak mengejar uang untuk jadi kaya?" si pemuda semakin penasaran. Sambil tertawa, sang pengusaha muda meletakkan sendok dan garpunya dan berbalik menghadap pemuda penasaran ini. "Mas, apakah uang adalah segalanya?" tanyanya. "Hmmm... i..iyaaa sih.. karena segalanya butuh uang," jawabnya agak ragu. "Oke, kalau uang itu segalanya, maukah Anda menukar uang yang saya miliki dengan sesuatu yang Anda miliki? Setuju?" tanya pengusaha ini menantang. "Hmm.. tapi saya tidak punya apa-apa, Pak," jawab pemuda ini. "Manusia diciptakan sempurna, mereka punya aset hanya mereka tidak sadar akan asetnya sendiri. Ayo kita coba!" tegasnya. "Mas, maukah Anda menukar Rp1 miliar dengan kehilangan penglihatan anda? Jangan jawab sekarang, pikirkan baik-baik. Maukah Anda menukar 1 milliar dengan kebebasan Anda?" Maukah Anda menukar 1 milliar dengan kedua kaki Anda? Maukah Anda menukar 1 milliar dengan kemampuan berpikir Anda? Maukah Anda menukar kesehatan anda dengan uang satu miliar?" "Jika jawabannya 'TIDAK' berarti Anda sudah 'KAYA'," katanya serius, sambil mengambil sepotong tahu dan melahapnya dengan santai. Si pengusaha melanjutkan, "UANG bukan penyebab. Uang adalah alat tukar. Jika Anda ingin mendapat UANG, Anda harus memiliki alat tukar yang setara, kan begitu prinsipnya? Kalau tangan Anda bernilai satu miliar rupiah, bagaimana Anda akan menggunakan tangan Anda agar bisa menghasilkan manfaat yang bernilai satu miliar? Jika mata anda bernilai satu miliar atau lebih, bagaimana Anda akan memanfaatkan mata Anda untuk melihat, menilai, memantau mengamati segala sesuatu agar dari mata menghasilkan pemikiran yang setara atau lebih dengan nilai satu miliar? Apakah Anda sudah menggunakan tangan, kaki, hidung, mata, kepala, tubuh, hati, perasaan, ekspresi, serta emosi agar potensi yang sangat bernilai ini bisa di tukarkan dengan UANG? Contoh: Chris John: menukarkan stamina, kecepatan, fisiknya dengan uang. Jamie Oliver: menukarkan indera pengecapnya untuk menciptakan masakan lezat dengan uang. Thomas Edison: menukarkan waktu, tenaga, pikiran, emosi, kreativitas untuk mencipta dengan uang. Karena UANG adalah AKIBAT! Nikmati proses dalam rangka menukarkan sumberdaya Anda dengan cara riang gembira. 'Uang bukan sumber motivasi terbesar buat saya, itu terjadi karena saya menikmati permainannya,' begitu kata miliarder ternama Donald J Trump." Si pemuda termenung memikirkan kata-kata pengusaha ini dengan sangat dalam... Read More..

Rahasia Air Mata Ibu

Di suatu pagi yang cerah dengan udara yang sejuk di sebuah pedesaan, seorang ibu sedang bercengkerama dengan ketujuh anaknya, kegembiraan dan kebahagiaan serta kebersamaan terbangun dalam keluarga itu, selang beberapa saat kemudian sang anak pertama melontarkan kalimat-kalimat bijak kepada ibunya.

Ibu…, aku memang tidak terlalu pintar dibanding teman-temanku disekolah, tapi tolong jangan sampai engkau keluarkan kalimat BODOH untukku

Ibu…, aku memang tidak terlalu cantik / tampan dibanding anak dari teman-taman ibu, tapi tolong jangan sampai engkau keluarkan kalimat JELEK untukku

Ibu …, aku memang tidak penurut seperti anak-anak yang lain, tapi tolong jangan sampai engkau keluarkan kalimat NAKAL untukku

Ibu…, aku memang sering khilaf melanggar aturan Agama karena ketidakberdayaanku, tapi tolong jangan sampai engkau keluarkan kalimat DURHAKA untukku

Ibu…, sampai hari aku belum mampu membalas segala jasamu dan belum mampu membahagiakan sebagaimana keinginanmu, tapi tolong jangan sampai keluarkan kalimat GAK TAHU DIRI untukku

Ibu…, kalau sampai hari ini aku masih sering lupa mendoakanmu karena kesibukanku, tolong jangan hentikan air mata do’amu untukku dan jangan pula sepatah kata laknatpun keluar dari bibirmu.

Ibu itupun kemudian meneteskan air matanya, apa arti air mata ibu ini ?

Alkisah Beberapa tahun kemudian…., seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah setengah baya.

Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan. ”Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si pemuda. “Oh…saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore untuk menengok anak saya yang ke dua”, jawab ibu itu. ”Wouw… hebat sekali putra ibu”, pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya. "Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua ya bu? Bagaimana dengan kakak dan adik-adik nya?” ”Oh ya tentu”, si Ibu bercerita : ”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat berkerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, dan yang ke tujuh menjadi Dosen di sebuah perguruan tinggi terkemuka di Semarang”.

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ”Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ?” Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ”Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.” kata sang Ibu.

Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu… mungkin ibu agak kecewa ya dengan anak ibu yang pertama, karena adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi seorang petani?” Apa jawab sang ibu..??? Apakah anda ingin tahu jawabannya..??? ..Dengan tersenyum ibu itu menjawab : ”Ooo …tidak, tidak begitu nak….Justru saya SANGAT SANGAT BANGGA dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani” … Pemuda itu terbengong…. sejenak kita bertanya pada diri kita sendiri, bagaimana kondisi adik-adik kita hari ini ? bagaimana pula kakak-kakak kita ? lalu bagaimana pula dengan ibu dan Ayah kita…………., apa yang telah kita berikan untuk mereka, adakah setetes air mata do’a untuk keselamatan dunia dan akhiratnya? Hari ini ? kemarin ? atau esok ? ………, Semua orang di dunia ini penting. Buka mata kita, pikiran kita, hati kita.

Read More..