Sabtu, 01 Agustus 2009

Kebiasaan Baik


Ada seorang laki-laki yang mengidap susah tidur. Bahkan sudah berhari-hari tidak bisa tidur, akhirnya memutuskan datang ke dokter untuk berobat. Sang dokter menyarankan agar pasiennya menghitung satu sampai sepuluh, lalu ulangilah berkali-kali sampai bapak merasa ngantuk berat tak tertahankan. Begitulah dokter menyarankan.
Namun yang terjadi bapak itu malah tetap juga tidak bisa tidur. Bahkan dokter itu bilang, keadaan bapak malah lebih parah daripada yang sebelumnya. Kenapa bisa begitu pak, tanya sang dokter.

Benar pak, saya sudah mengikuti saran pak dokter, tetapi setiap hitungan ke delapan saya selalu melompat dari tempat tidur.

Loh, kok bisa begitu? Tanya sang dokter.

Iya pak, karena saya ini seorang petinju, jawab sang pasien...

Barangkali begitulah kita, senantiasa dibentuk oleh kebiasaan. Menurut Stephen Covey dalam buku Seven Habit, manusia pada dasarnya dibentuk dari perilaku kebiasaan sehari-hari. Bila yang dilakukan baik maka akan mengendap dalam alam bawah sadar, terlihat dari perilakunya maupun ucapannya. Sama seperti halnya petinju yang susah tidur yang disuruh berhitung satu sampai sepuluh oleh dokter maka hitungan yang kedelapan langsung loncat dari tempat tidur karena alam bawah sadar dirinya sedang berada diatas ring.

Itulah sebabnya Baginda Nabi Muhamad selalu menyarankan agar kita selalu berbuat baik dan juga berkata baik. Bila tidak bisa berbuat baik dan tidak bisa berkata baik hendaknya diam saja agar kita menjaga diri dari perbuatan ataupun perkataan yang menyakiti orang lain karena nanti akan menjadi kebiasaan dan memilih diam agar tidak menyakiti orang berarti melatih diri untuk kebiasaan baik.

hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam’ (HR Bukhari)
Wassalam,a,syafii
Read More..

Tergesa-gesa


Seorang pegawai terlambat pergi ke kantor, ia tergesa-gesa dengan motornya. Ditengah jalan terjadi razia dadakan oleh polisi. Prriiittt.., motornya dihentikan oleh polisi. "Mana surat-suratnya!", kata polisi. Ternyata si pengendara motor itu nggak bawa SIM. "Kamu saya tilang!", seru polisi. "wah, jangan pak, damai saja ya pak..", kata si pengendara mengiba. "Ya sudah, tidak usah damai, kamu pulang lagi, ambil dulu surat kelengkapan yang kurang!".

Si pengendara akhirnya pulang untuk mengambil SIM dan kembali berangkat ke kantor untuk bekerja. Priiitttt.., si pengendara diberhentikan polisi lagi. "Ada apa lagi sih pak?", kata si pengendara. "Anda tidak pakai helm!", kata polisi. Wah, gara-gara pulang mengambil SIM malah kelupaan helm, akhirnya si pengendara pulang mengambil helmnya.

Di tengah jalan saat kembali ke kantor, priiittttt!, "Nih.. surat-surat lengkap, helm udah bawa, serakah amat, ada apa lagi sih pak?", kata pengendara.

“Surat lengkap, helm sudah dipakai.. sekarang motornya mana?” seru polisi.

Begitulah bila kita selalu terburu-buru tidaklah ada manfaatnya selalu saja ada
yang tertinggal bahkan bisa berakibat fatal pada kondisi tertentu, misalnya jika terjadi gempa.

Ada seorang teman yang menyarankan bila terjadi gempa perlu diprioritaskan adalah melindungi tubuh. Bersembunyilah di bawah meja atau bergeraklah ke ruangan yang sedikit peralatannya. Bila tidak ada meja, lindungi kepala dengan bantal atau buku. Pastikan keselamatan orang-orang di dalam rumah atau didalam gedung dengan memanggil dan menanyakan keadaan mereka. Jangan berlari ke luar dengan tergesa-gesa. Berhati-hati dengan jatuhnya pecahan genting atau kaca.

Nah, maka dari itu sebaiknya mulai sekarang jika mengerjakan sesuatu tidaklah dengan tergesa-gesa atau terburu-buru, bersikaplah dengan tenang dan bersabar serta jangan lupa bawa SIM jika mengendarai motor atau mobil, nanti bisa ditilang ama Pak Polisi kalo lupa bawa SIM.

“Bertakwalah kepada Allah, sabarlah dan jangan engkau terburu – buru.”(al-Hasan al-Basri) Wassalam,a,syafii
Read More..

MOTIVASI


Assalamu’alaikum wr.wb

Salam kebahagian untukmu shahabat. Semoga di hari yang indah penuh dengan semangat baru. Harapan besar kita kepada Allah, agar kita selalu mendapatkan Cinta dan Kasih Sayang Nya. Mudah-mudahan kecemerlangan, kesuksesan dan keberhasilan menjadi pencapaian bagi kita.

Kebahagiaan adalah sebuah rasa yang amat dalam. Ia terkadang sulit untuk dilukiskan dan dijelaskan. Selain ia berbentuk relatif, terkadang menjelaskan dengan nada-nada indahpun, bukan begitu bunyinya. Karena ia terpatri dalam sanubari…dan hanya dirasakan bagi mereka menginginkan.

Alkisah di suatu siang, digubuk sawah yang kecil. istirahatlah sepasang suami – istri disana. Istrinya yang setia, sedang menyiapkan makanan untuk suami tercinta. Satu persatu dikeluarkan makanan yang telah disiapkan. Begitu selesai, diajaklah suaminya untuk makan bersama. Sungguh mesra. Saat makan, lewatlah mobil sedan BMW di tengah jalan, melewati hamparan sawah dan gubuk kecil. Sang suami bertutur kepada istrinya; “Istriku, alangkah bahagianya bila kita dapat berada dalam mobil itu. Setiap hari engkau bisa aku ajak jalan-jalan, tanpa kuizinkan matahari menyengat tubuhmu”… (duh mesranya…)...


Di mobil BMW mewahpun, di dalamnya ada suami dan istri, Sedang jalan-jalan ke sudut desa. Untuk menghilangkan penat di kepala akibat kerja dan hiruk pikuk kesibukan kota. Tatkala mereka melewati gubuk kecil. Ia melihat dua insan penuh mesra, makan siang bersama. Tiba-tiba terucap olehnya “Istriku…perhatikanlah mereka yang di sana…betapa indah dan bahagia bila kita dapat duduk dan makan bersama, ditemani oleh padi yang terus menari-menari bersama angin. Kita dapat merasakan hembusan nafas alam”…

Shahabatku yang baik…
Barangkali engkau pernah mengeluh, “Mengapa ini terjadi kepadaku”… mungkin juga engkau berucap, “mengapa aku terus sengsara seperti ini, sampai kapan ?” atau bisa jadi kau mendengar kata-kata mu sendiri “Mengapa hidupku tak Bahagia ?”…

Shahabat…aku merasakan yang kau alami. Bisa jadi karena sedikitnya alat tukar belanja di tangan, atau mungkin tempat peristirahatan belum senyaman kau harapkan. Atasan dan bawahan di kantor, tidak semua mendukung pendapatmu. Langkah-langkah besar kau jalani, belum membuahkan hasil sebagaimana keinginan. Kendaraan yang kau gunakan masih beroda dua. Mungkin juga engkau ingin melihat tubuhmu, lebih ideal. Dan masih ada hal lain . Mungkin kalimat-kalimat ini belumlah cukup mewakili apa yang kau rasakan…

Mari kita sadari bersama. Kekeliruan yang kita lakukan dalam hidup. Seringkali Karena memFOKUSkan kepada hal-hal yang tak kita miliki. Sehingga kenikmatan yang kita punya, tak pernah kita meRASAkannya.

Bukankah uang Rp.100.000 masih cukup buat kita makan bersama istri, suami dan anak di rumah? Rumah yang kita tinggali masih bisa melindungi dari sengatan matahari dan terpaan angin malam? Apakah tatkala pendapatmu belum diterima dan disetujui, menghalangimu untuk bekerja? Bukankah hasil yang belum sempurna itu, telah menghasilkan sesuatu bagimu? Bukankah kendaraan roda dua, masih bisa mengantarkan istrimu belanja, membawamu ke kantor dan mengantar anak-anakmu ke sekolah? Sisi yang manakah lagi ingin kau sempurnakan? Bukankah teman, suami dan anak-anakmu masih sangat sayang dan bangga akan dirimu?

Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumatkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, Pasti akan menambahkan (nikmat) kepadamu ; dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih”. (Ibrahim; 7)

Shahabatku yang baik…
Kita diberikan kekuatan oleh Yang Maha Bijaksana untuk memilih. Dari pilihan-pilihan inilah kita memutuskan. Apakah menjadi Bahagia ataukah Sedih ? Dan Tuhan tak pernah melarang kita untuk berkeinginan lebih. Karena salah satu pencapaian dan keberhasilan dimulai dari keinginan besar. Semua kembali kepada diri kita masing-masing. Doaku untukmu semoga engkau selalu bahagia …

Kekeliruan yang kita lakukan dalam hidup (Tidak bahagia). Seringkali Karena memFOKUSkan kepada hal-hal yang tak kita miliki. Sehingga kenikmatan yang kita punya, tak pernah kita meRASAkannya.

disadur dari : RAHMADSYAH, C.MNLP (dengan perubahan seperlunya)
Read More..