Jumat, 30 Januari 2009

Kado Yang Ter Indah dan Tak Ternilai





Aneka kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat, dan tak perlu membeli ! Meski begitu, delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.



1. KEHADIRAN Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada disampingnya. Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagian.



2. MENDENGAR Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab, kebanyakan orang Lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sudah lama diketehui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terimakasih pun akan terdengar manis baginya.



3. D I A M Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai Untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya. Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomeli.



4. KEBEBASAN Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah, " Kau bebas berbuat semaumu." Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggungjawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.



5. KEINDAHAN Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya setiap hari ! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana dirumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah.



6. TANGGAPAN POSITIF Tanpa, sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat,berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf), adalah kado cinta yang sering terlupakan.



7. KESEDIAAN MENGALAH Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai Menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado " kesediaan mengalah" Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut ? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini.



8. SENYUMAN Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus asaan. pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi ?
Read More..

Rabu, 28 Januari 2009

Pemberian Allah=Rejeki



Kata rejeki diadopsi dari bahasa Arab —ro za qo—yang artinya pemberian Allah:
Wa mimma rozaqnahum yunfiquun.

Dan dari apa-apa yang direjekikan kepada mereka, dibelanjakan. (Surah Al-Baqarah ayat 3)
Rejeki adalah pemberian Allah, diberikan kepada siapa saja yang dia kehendaki: Allahu yabsuthu rizqo limaa yasaa’u wa yaqdir.

Allah yang melapangkan rejeki kepada siapa saja (yang dikehendaki) dan menyempitkannya. (Al-Qur’an) Innallaha yarzuqu maa yasaa’u bighairi hisaab.
Sesungguhnya Allah memberi rejeki kepada siapa saja (yang dikehendaki) tanpa melalui pertimbangan-pertimbangan. (Al-Qur’an)


Ya, rejeki diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah tanpa pertimbangan apapun. Siapa saja, orang beriman-orang kafir, bekerja-tidak bekerja, semua mendapat rejeki dari Allah. Jumlah rejeki yang diterima, sedikit-banyaknya, juga sepenuhnya kekuasaan Allah.Tanpa kecuali, tanpa pertimbangan.


Ekstremnya, lihatlah, berapa banyak orang bekerja keras: siang malam bekerja sebagai kuli di pelabuhan, sepanjang hari berjalan keliling kampung sebagai pengemis, mereka tetap saja hidup dalam kekurangan meski keringat sudah diperas seharian. Lalu coba lihat orang yang hanya duduk di belakang meja, kongkow-kongkow di lobi hotel, mereka bisa mendapatkan hasil yang jauh lebih berlimpah dengan keringat yang sangat sedikit.Lalu, di mana peran manusia?

Menyiapkan tempat. Ibaratnya, rejeki adalah sebuah siraman air hujan, dan manusia yang menerima ini hanyalah sebuah tempayan. Tempayan kecil dapat menampung air yang sedikit. Tempayan besar dapat menampung air yang banyak. Tempayan yang lebih besar, tentu dapat menampung air yang lebih banyak lagi.Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk memperbesar tempayan tersebut adalah sebagai berikut:


  1. Berbakti kepada orangtua. Saya mengamati, di antara banyak orang sukses yang saya kenal di Jakarta, mereka adalah orang-orang yang sangat memuliakan orangtua, terutama ibunya. Al-jannatu tahta aqdaamil ummahaat: surga terletak di bawah telapak kaki ibu. Termasuk surga dunia tentunya; ini yang orang seringkali lupa.Awalnya aku tidak menyadari hubungan tersebut. Setelah aku banyak merenung, atas kemudahan saya mencari rejeki di Jakarta ini, mau-tidak-mau aku harus meyakini, bahwa hubungan baik dengan orangtua ada hubungannya dengan kemudahan mencari rejeki.Ada seorang kawan, yang begitu mudah diberi jalan oleh Allah dalam mencari rejeki, meski ia cenderung angkuh. Tapi rejekinya lancar mengalir, laksana memiliki pohon uang. Begitu saya perhatikan, subhanallah, hormatnya terhadap orangtua sangat luar biasa. Bukan sekedar hormat sebagaimana lazimnya anak kepada orangtua, tetapi lebih pada pengorbanan untuk orangtua. Ia mengutamakan orangtua lebih dari yang lainnya, terutama sekali dalam hal memberi materi kepada mereka. Bila perlu hidup lebih menderita asal orangtua bisa tersenyum, tercukupi sandang dan pangannya.Ketika saya berumur 27 tahun pada tahun 1995, baru saja memiliki anak yang kedua, aku mendapatkan rejeki cukup besar, hampir 40 juta. Ada dua pilihan terhadap uang tersebut: (1) membeli rumah di Depok mengingat saya masih ngontrak di sebuah gang sempit di Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, atau (2) membangun rumah orangtua, yang saat itu masih dibuat dari gedek atau anyaman bambu dan berlantaikan tanah, serta sudah mau roboh karena sudah tua. Setelah meminta ijin dari istri seraya berjanji pada umur 30 sudah punya rumah untuk anak dan istri, aku serahkan uang tersebut pada orangtua untuk membangun rumah beliau di kampung. Ketika saya berjanji kepada istri, tidak ada gambaran sama sekali dari mana kelak mendapatkan uang untuk membeli rumah tersebut. Yang terbersit, saya akan bekerja lebih giat lagi, terutama dalam memanfaatkan jaringan yang sudah lama aku bentuk, baik dengan kawan-kawan alumni luar negeri, dengan sesama aktifis Islam, maupun kawan-kawan baru yang ketemu di Jakarta.Ajaib, subhanallah! Dua bulan setelah ulang tahun yang ke-28, aku membeli rumah di daerah Rawajati juga (beda RT dengan rumah kontrakan), seharga Rp 76 juta: Uang itu didapat dari simpanan sebesar Rp 18 juta dari hasil proyek membuat website sebuah lembaga di Jakarta, 50 juta pinjaman dari bos di kantor Berpolitik.com, dan 30 juta pinjaman dari kakak ipar yang sedang belajar di New Zaeland. Sisa uang untuk merehab rumah. Sejak itu, aku merasakan, pintu-pintu rejeki dibukakan lebar-lebar kepadaku dan keluargaku.
  2. Memperbanyak silaturahmi. Dalam dunia modern, membangun networking atau jaringan. Saya adalah orang yang percaya, setiap menambah kenalan baru, pasti ada suatu urusan yang kelak membutuhkan kenalan baru tersebut, entah kapan waktunya. Allah tidak pernah membuat keputusan yang sia-sia bagi seluruh perjalanan hidup makhluk-Nya. Di antara jutaan bahkan miliaran manusia, kenapa si fulan yang didatangkan Allah kepadaku? Demikian aku sering bertanya pada diri sendiri. Tentu ada maksud dan manfaatnya kelak. Maka, kepada orang tersebut aku harus menjalin hubungan dengan baik, dan aku harus menjaga hubungan tersebut dengan baik pula. Kalau kita tidak menjaganya, maka hubungan itu akan putus atau layu. Akibatnya, jaringan ke arah fulan tersebut menjadi rusak. Demikian aku menghayati ujaran Nabi Muhammad saw, bahwa silaturahmi mendatangkan rejeki.
  3. Rajin bersedekah. Sebagai orang Islam yang percaya dengan ujaran Al-Quran, setiap nafkah (infaq) yang kita keluarkan akan dibalas 700 kali lipat. Amal yang satu ini merupakan salah satu alat untuk memperbesar daya tampung rejeki kita.Seorang kawan baik, Tabrani Sabirin, pengurus majelis Tabligh PP Muhammadiyah pada periode Ahmad Syafii Maarif, menceritakan adanya seorang warga Muhammadiyah yang menabung untuk biaya berobat anaknya ke China. Lama menabung tidak juga mencukupi. Akhirnya diputuskan, uang yang ada disedekahkan. Setiap datang rejeki baru, dia bersedekah lagi. Terus ia lakukan berulang-ulang, dengan satu kepercayaan bahwa bersedekah justru memperkaya diri. Akhirnya, pada suatu hari, datang telepon dari seseorang yang menawarkan pengobatan anaknya ke China: gratis!! Seluruh biaya perjalanan dan pengobatan ditanggung oleh orang tersebut. Subhanallah.


Ketiga amal baik di atas merupakan ajaran semua agama, baik agama-agama langit atau samawi seperti Yahudi, Kristen, dan Islam, maupun agama bumi seperti Hindu, Budha, atau Khong Hu Chu. Itu kenapa, rejeki diberikan kepada siapa saja, kepada seluruh manusia dan makhluk lainnya, tanpa adanya pertimbangan-pertimbangan suku, agama, mapun ras, dengan jumlah yang bervariasi sesuai dengan daya tampung manusia itu sendiri dalam menerimanya.
salam,
M.Ramdan

Read More..

Selasa, 27 Januari 2009

Sehat Jasmani dan Rohani




Sehat jasmani dan sehat rohani merupakan rejeki dari Allah SWT yang tidak ternilai, makanya anggota pisik dan jiwa yang diberikan Allah secara lengkap ini harus dipelihara dengan baik. Siapa yang peduli dengan jiwa dan raga kita ? tentunya ya kita sendiri ! bagaimana memelihara pisik :
1. Sholat teratur dan terukur sehari sekurang-kurangnya 5 waktu. Kerjakan sholat malam pada pertengahan malam
2. Pola makan yang teratur, puasa minimal 3 hari dalam sebulan, 2 hari dalam seminggu ato sehari puasa sehari tdk puasa
3. Istrirahat yang cukup, segera tidur setelah sholat 'Isyak dan segera bangun sebelum adzan shubuh, tdk tidur setelah shubuh dan tidur siang stelah sholat zhuhur.
4. Pola pikir yang sesuai dengan kapasitas kita, banyak dzikir dan tawakkal kepada Alloh SWT
Dan cara memelihara rohani :
Menjalankan perintah dari Allah Swt Serta menjahui segala larangan dari Allah Swt sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, secara total dengan penuh kesadaran sebagai kebutuhan dan diiringi ketulusan dan keihlasan lahir dan batin.
Read More..

Jumat, 23 Januari 2009

Seorang Anak




Anakmu bukanlah milikmu....... Mereka adalah milik Sang Hidup.....
Yang rindu akan PIKIRAN nya sendiri...
Mereka lahir lewat engkau.....namun BUKAN dari engkau.
Mereka ada pada engkau...namun mereka bukan milikmu...
Beri mereka Kasih sayang... Namun jangan beri mereka pikiranmu...
karena pada mereka ada alam pikirannya sendiri...
Patut engkau berikan rumah bagi Raganya...namun bukan bagi jiwanya...
karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan...
yang tak mungkin dapat engkau kunjungi... sekalipun dalam mimpimu...
Engkau boleh menyerupai mereka... namun tidak boleh membuat mereka
menyerupaimu... karena kehidupan tidak pernah berjalan mundur...
atau tenggelam ke masa lampau...
Engkaulah busur bagi anakmu...
Anak panah hidup... melesat pergi....
Read More..

Kamis, 22 Januari 2009

Aku cinta dan sayang Mamah , Enin dan Bunda…………




Ibu…
Ini adalah tulisan yang sangat indah.
Bacalah dengan lambat, cernalah setiap kata dan nikmati lah
Jangan tergesa. Ini adalah harta karun
Bagi yang beruntung masih mempunyai ibu, ini indah
Bagi yang sudah tidak punya, ini lebih indah lagi
Bagi para ibu, kamu akan mencintainya
Sang ibu muda, melangkahkan kakinya di jalan kehidupan.
’Apakah jalannya jauh?’ tanyanya.
Pemandunya menjawab: ’Ya, dan jalannya berat.
Kamu akan jadi tua sebelum mencapai akhir perjalanan ini...
Tapi akhirnya lebih bagus dari pada awalnya.’
Tetapi ibu muda itu sedang bahagia.
Ia tidak percaya bahwa akan ada yang lebih baik daripada tahun-tahun ini.
Karena itu dia main dengan anak-anaknya, mengumpulkan bunga-bunga untuk mereka
Sepanjang jalan dan memandikan mereka di aliran sungai yang jernih.
Matahari bersinar atas merekad an ibu muda itu berseru:
‘Tak ada yang bisa lebih indah daripada ini.’
Lalu malam tiba bersama badai.
Jalannya gelap, anak-anak gemetar ketakutan dan ketakutan.
Ibu memeluk mereka dan menyelimuti mereka dengan mantelnya.
Anak-anak itu berkata: ’Ibu, kami tidak takut, karena ibu ada dekat.
Tak ada yang dapat menyakiti kami.’
Dan fajar menjelang. Ada bukit menjulang di depan mereka.
Anak-anak memanjat dan menjadi lelah. Ibunya juga lelah.
Tetapi ia terus berkata kepada anak-anaknya:
’Sabar sedikit lagi, kita hampir sampai.’ Demikianlah anak-anak itu memanjat terus.
Saat sampai di puncak, mereka berkata: ’Ibu, kami tak mungkin melakukannya tanpa ibu.’
Dan sang ibu, saat ia berbaring malam hari dan menatap bintang-bintang, berkata:
’Hari ini lebih baik daripada yang lalu karena anak-anakku sudah belajar daya tahan
menghadapi beban hidup. Kemarin malam aku memberi mereka keberanian.
Hari ini saya memberi mereka kekuatan.’
Keesokan harinya, ada awan aneh yang menggelapkan bumi.
Awan perang, kebencian dan kejahatan.
Anak-anak itu meraba-raba dan tersandung-sandung dalam gelap.
Ibunya berkata: ‘Lihat keatas. Arahkan matamu kepada sinar.’
Anak-anak menengadah dan melihat diatas awan-awan ada kemuliaan abadi
yang menuntun mereka melalui kegelapan.
Dan malam harinya ibu itu berkata: ’Ini hari yang terbaik
karena saya sudah memperlihatkan Allah kepada anak-anakku.
Hari berganti minggu, bulan, dan tahun.
Ibu menjadi tua, kecil dan bungkuk.
Tetapi anak-anaknya tinggi, kuat dan berjalan dengan gagah berani.
Saat jalannya sulit, mereka membopongnya.
Akhirnya mereka sampai ke sebuah bukit. Dan di kejauhan mereka melihat
sebuah jalan yang bersinar dan pintu gerbang emas terbuka lebar.
Ibu berkata: ’Saya sudah sampai pada akhir perjalananku.
Dan sekarang saya tahu, akhir ini lebih baik dari pada awalnya.
Karena anak-anakku dapat berjalan sendiri dan anak-anak mereka ada di belakang mereka.’
Dan anak-anaknya menjawab: ”Ibu selalu akan berjalan bersama kami...
meskipun ibu sudah pergi melewati pintu gerbang itu.’
Mereka berdiri, melihat ibu mereka berjalan sendiri...
dan pintu gerbang itu menutup sesudah ia lewat.
Dan mereka berkata: ”Kita tak dapat melihat ibu lagi tetapi dia masih bersama kita.”
Ibu seperti ibu kita, lebih dari sekedar kenangan. Ia senantiasa hadir dan hidup.
Ibumu selalu bersamamu….
Ia adalah bisikan daun saat kau berjalan di jalan.
Ia adalah bau pengharum di kaus kakimu yang baru dicuci.
Dialah tangan sejuk di keningmu saat engkau sakit.
Ibumu hidup dalam tawa candamu.
Ia terkristal dalam tiap tetes air mata.
Dia lah tempat engkau datang, dia rumah pertamamu.
Dia adalah peta yang kau ikuti pada tiap langkahmu/
Ia adalah cinta pertama dan patah hati pertamamu.
Tak ada di dunia yang dapat memisahkan kalian.

Tidak waktu, ruang, bahkan tidak juga kematian!
Teruskan pada semua ibu dan anak-anak yang kau kenal.
Semoga kita tidak pernah mengabaikan begitu saja ibu kita…
Teruskan juga pada para laki-laki…. Karena mereka juga punya ibu.
Read More..

Selasa, 20 Januari 2009

Sukses Mau?

Sukses atau kegagalan dalam kehidupan terutama tergantung dari kepribadian anda, bukan kepada nasib, kesempatan, uang atau bantuan orang lain.
Watak itu modal anda. Apabila anda menganggap pekerjaan anda sebagai beban, maka anda menjadikan diri Anda sebagai budak, karena sesuatu dikehendaki dengan Cuma-Cuma adalah suatu Penyakit.

Setiap orang memulai kariernya akan menempuh jalan yang sulit, yang arahnya dia sendiri harus mencarinya, maka pengalaman orang lain jadikanlah sebagai petunjuk, selalulah menempuh jalan pendek, karena anda sadar bahwa umur manusia adalah pendek.

Semakin banyak pengetahuan seseorang semakin tinggi penghargaannya akan ilmu pengetahuan. Orang yang sukses membiarkan pekerjaannya dilakukan oleh ahli-ahli yang paling baik yang mereka bisa dapatkan.

Kunci sukses dalam hidup ini adalah mencurahkan apa yang anda idam-idamkan, betul-betul mencurahkan segala apa yang ada pada anda, kedalam pekerjaan anda dan kepada usaha yang anda lakukan.
Read More..

Jumat, 16 Januari 2009

Nasehat buat Bundamekar


Bertakwalah kepada Allah jika engkau lalai
Rejeki datang dari arah yang tidak kau ketahui
Betapa engkau takut melarat, sementara Allah pemberi rejeki.
Dia memberi rejeki kepada burung dan ikan laut
Barangsiapa mengira rezeki datang lewat kekuatan
Tentu burung pipit tidak akan kebagian karena ada burung rajawali
Jauhilah kecenderungan dunia karena engkau tidak tahu
Jika malam tiba apakah kau akan hidup sampai pagi
Berapa banyak orang mati tanpa mengalami penyakit
Dan berapa orang sakit-sakitan berusia panjang
Betapa banyak pemuda tertawa-tawa pagi dan petang
Sedangkan kain kafannya ditenun oleh gaib
Barangsiapa hidup seribu atau dua ribu tahun
Pasti pada suatu hari ia akan masuk ke liang kubur.
Read More..

Cangkir Yang Cantik

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. "Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek. Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkat a "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !" Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-bena r dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
*** Teman, seperti inilah Allah membentuk kita. Pada saat Allah membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan Allah. "Teman, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Allah sedang membentuk Anda. Bentukan -ben tukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai.Anda akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk Anda. Read More..

Kamis, 15 Januari 2009

Nikmat ILMU dan Beberapa Macam NIKMAT


Untuk mensyukuri nikmat ilmu manusia harus mengetahui nikmat yang diberikan oleh Allah swt. Ia harus mengamalkan ilmunya dan mengajarkannya kepada orang lain agar mendapat tambahan dari Allah swt. Sebab, barang siapa mengamalkan apa yang ia ketahui atau apa yang diwariskan oleh Allah, ia akan mengetahui apa yang belum ia ketahui. Dan barang siapa tidak mengamalkan apa yang ia ketahui, Allah akan menarik ilmu yang ia miliki.


Alangkah indah ungkapan Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. Nikmat terbagi menjadi tiga, yaitu nikmat yang telah didapat dan diketahui oleh manusia, nikmat yang ditunggu-tunggu kehadirannya, dan nikmat yang tidak dirasakan olehnya. Jika Allah swt. ingin menyempurnakan nikmat-NYA kepada seorang hamba, Allah menyadarkannya akan nikmat yang telah diberikan lalu ditambahnya. Karena memberinya rasa syukur sebagai pengikat agar tidak pergi lagi. Hal ini disebabkan, nikmat akan pergi karena kemaksiatan dan akan terikat dengan syukur.
Read More..

Berdamai dengan TAKDIR........


" Apakah manusia dibiarkan untuk mendapatkan semua yang dia inginkan? Jika demikian, lantas apa yang ia sisakan dari kenikmatan surga?"

Seorang teman beberapa saat lalu menerima pengumuman dari sebuah yayasan beasiswa internasional bahwa dirinya tidak lulus. Ini kegagalan yang tidak main-main. Pertama, kegagalan ini bukanlah kegagalan perdana. Lima kali sudah ia mengikuti program ini, sejak menyelesaikan S1 Hukum di universitas kesohor di Bandung. Dan yang kedua, untuk kelima kalinya, dia mengikuti rangkaian tes itu hingga ke tahap-tahap akhir.
Kali terakhir ini, ia telah melewati seleksi awal, dari seribu orang, tinggal tersisa seratus. Dari seratus orang yang tersisa, ia lolos ke lima puluh orang yang mengikuti seleksi di Jakarta. Disana, ia pun terpilih dalam lima kandidat penerima beasiswa kuliah di Austria. Tapi, apa lacur.... pengumuman terakhir tidak mencatumkan namanya.
Kekecewaan, jelas saya bisa menemukan pada wajah teman saya itu. Dari rangkaian tes yang ia jalani menunjukan bahwa dia mampu dan layak. Usaha yang dia lakukan pun bukan lagi sepele. Kesungguhannya nyata sekali. Sudah tak terhitung lagi berapa besar biaya ia habiskan untuk mengikuti rangkaian tes itu, dari penyediaan berkas, akomodasi dan transportasi, juga kelelahan fisik yang harus ia tanggung. Tapi sekali lagi, ia mengalami kegagalan pada saat-saat terakhir.
Dari teman saya itu saya belajar banyak hal, namun satu yang begitu membekas pada saya, bahwa pada suatu saat kita perlu berdamai dengan takdir. Kita harus belajar memaafkan diri sendiri. Bahwa kita bukanlah penentu atas apapun yang terjadi pada diri kita.
Ketidaklulusan teman saya dalam program beasiswa itu bukanlah indikasi bahwa dirinya tidak mampu. Keberhasilannya melaju ke seleksi terakhir hingga beberapa kali menjadi bukti bahwa ia layak menerima beasiswa itu. Tapi permasalahan tidak sebatas pada layak atau tidak. Ada skenario takdir atas tiap-tiap usaha.
Bermimpi bukanlah hal yang memalukan. Kegagalan semacam itu juga bukan aib. Seorang pahlawan yang gugur dalam peperangan bukanlah pecundang.
^^^
Sampai hari ini, saya masih menyimpan impian untuk bisa kuliah di Ekonomi. Sungguh saya masih menyimpan impian untuk menjadi akuntan sebagaimana dari awal saya sekolah di SMEA, saya telah meletakkannya sebagai cita-cita. Kalaupun kemudian saya 'tersesat' ke bidang yang lain, itu adalah takdir yang harus saya maklumi. Dalam hal ini, saya berusaha untuk 'berdamai' dengan Nya atas apa yang ia tentukan pada saya.
Kalaupun hingga saat ini saya tak juga 'mampu' untuk kuliah, bukan lantas saya berhak dengan semena-mena mematikan impian saya yang saya anggap 'mulia' ini. Saya telah memaksimalkan usaha saya. Namun biaya adalah hal pokok bagi saya, rasanya memang tak cukup hanya dengan niat dan tekad. Seberapa besar kemampuan niat untuk seorang dengan ekonomi di bawah pas-pasan seperti keluarga saya? Bahkan, saat SMEA pun saya harus pontang-panting mengejar bayaran-bayaran SPP dan sebagainya.
Saat 'uang tabungan" saya raib begitu saja karena dibawa lari teman yang sebelumnya begitu saya percaya, saya masih bisa menghibur diri, "Nantilah, saya akan melanjutkan kuliah tiga atau empat tahun lagi. "Saat ini, yang harus saya lakukan adalah menabung." Tapi, lagi-lagi kehendak Allah bicara lain. Ijazah SMP dan SMEA saya ikut raib ulah sebuah perusahaan gelap di Jakarta. Saat itu saya sangat 'bodoh' dengan bersedia menyerahkan ijazah tersebut pada sebuah PT yang mengaku akan memberi saya pekerjaan di bilangan Gambir, Jakarta. Sepekan sesudah itu, saya mendatangi alamat, ternyata PT itu adalah PT gelap.
Dengan semua itu, impian saya untuk kuliah di Fakultas Ekonomi serasa ikut terbang, hilang. Tapi, tidak. Saya tidak boleh demikian, menganggap takdir sebagai kesemenaan. Saya selalu percaya Allah punya rencana tersembunyi atas setiap makhluk. Allah memiliki rancangan atas hidup seseorang tanpa harus menunggu orang itu menyetujui atau tidak.
Saat terantuk kegagalan, yang saya lakukan adalah memutar ulang pemikiran saya, menelusuri kembali cara pandang saya terhadap hidup, memutuskan untuk memulai kembali sebuah impian.
Hidup bukanlah kegagalan sepanjang kita berusaha.
^^^
Dari 'menulis', saya menemukan satu pelajaran berharga. Pertama kali menulis, tulisan saya ditolak-tolak di media. Saya terus mencoba dan mencoba. Saya menulis dan menulis kembali. Hingga.... akhirnya tulisan saya diterima disebuah media, berlanjut kemudian dengan tulisan-tulisan saya berikutnya. Ditahun 2001 untuk pertama kali ada sebuah penerbit yang mau membukukan tulisan-tulisan tersebut.
Tulisan-tulisan saya yang tertolak, atau terbuang di tempat limbah, dimuat di truk sampah, bukanlah sebuah kegagalan yang 'dikaruniakan' Allah kepada kita adalah seperti kita menekuni jenjang-jenjang SD, SMP, dan seterusnya. Walau nantinya yang kita pergunakan --untuk bekerja misalnya-- adalah ijazah SMA, kita tetap harus menjalani prosesnya. Yang kita perlukan dalam hidup bukanlah 'ijazah' kesuksesan, tetapi 'proses' dan 'menjadi.'
^^^
Konon, seorang penulis terkenal, saat menulis cerpen, dia selalu membuat lebih dari lima alinea pembuka. Dari kelima alinea pembuka itu, ia memilih satu yang paling baik. Lantas, sisanya dibuang begitu saja. Di-delete dari program komputernya. Apakah keempat alinea yang terhapus itu tidak berguna? Jika demikian, mengapa si penulis harus bersusah payah menulis empat alinea itu? Silakan Anda menjawab sendiri
Hidup bukanlah kekalahan sepanjang kita berusaha menjadi pahlawan. Kalimat itu semacam penggembira, semacam kasidah terakhir yang sepatutnya kita dendangkan saat kita menemui kegagalan dalam hidup.
"Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya dan orang-orang yang beriman akan melihat hasil pekerjaanmu."
Read More..

Enin dan Abah terimakasih.... Alhamdulillah telah membekali bunda ilmu


Ilmu pengetahuan menetapkan, bahwa seorang bunda memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keturunan sejak fase pertama, yaitu saat penciptaan sel-sel mani. Karena, seorang anak lebih banyak saripati bundanya daripada apa yang ia ambil dari ayahnya sejak fase-fase pertama pembentukannya. Kemudian ia menetap di rahim bundanya selama sembilan bulan, mengkonsumsi makanan, dari darah, tulang, dan daging bundanya. Hingga ketika ia lahir ke dunia, sang bunda menyusui bayi tersebut dalam pelukannya. Lalu, ia belajar dari wawasan bundanya. Riset dan teori juga menetapkan bahwa, dimensi tingkah laku, baik negatif maupun positif, lebih banyak bersumber dari pengaruh bundanya daripada ayahnya.
Alhamdulillah atas jasa Abah Enin, yang telah membentuk bunda dengan limpahan kasih sayang dan bekal ilmu yang lebih dari cukup. Untuk Bunda lanjutkan kepada cucu-cucu enin dan abah cucu yang sholehah Athira, Anissa dan Indie. Sebagai manusia bunda bukan makhluk yang sempurna banyak kekurangan yang bunda miliki, semoga menjadi pelajaran berharga. Keterbatasan bunda membuat bunda banyak bersyukur dan bersabar atas segala yang telah bunda alami dalam hidup didunia, menjadi ibu rumah tangga yang juga bekerja dan berumah tangga juga menjadi seorang bunda yang sangat bersyukur dengan mendapatkan amanat dari Allah swt ananda yang sholehah
Read More..

PESAN UNTUK ANAK-ANAKKU

* Anakku, terakhir Ayah minta jadilah anak yang berbakti kepada orangtua. Sering-seringlah engkau mendoakan orangtuamu ketika engkau beribadah, niscaya orangtuamu akan bangga dan beruntung memiliki anak yang saleh. Sesungguhnya doa anak yang saleh itu akan cepat diterimah oleh Tuhan. Tidak banyak yang diharapkan oleh orangtua yang telah meninggal kecuali doa dari anak-anaknya. Orang yang telah meninggal tapi dia masih bisa menikmati buah pohon yang dia pernah tanam yaitu buah doa dari anaknya.

* Anakku, Ayah berharap jangan engkau tinggalkan ibadah kepada Tuhan, karena ini merupakan kewajiban sebagai hamba-Nya. Dengan ibadah membuat engkau lebih dekat dengan Tuhanmu. Engkau harus sadar “dari mana kita berasal dan hendak ke mana kita pergi”. Cintailah Tuhanmu melebih cintamu kepada apa yang ada dunia. Ayah sadar hidup ini singkat dan belum banyak yang Ayah perbuat untuk bekal kehidupan berikutnya. Ayah berharap agar engkau menggunakan waktumu sebaik-baiknya dalam menjalani hidup.

* Anakku, berbuat baiklah kepada sesama niscaya orang pun akan berbuat baik kepadamu. Usahakan untuk dapat membantu orang lain. Seperti kata bijak yang sering kita dengar, bila kita tanam padi maka akan tumbuh padi dan bila kita tanam jagung makan akan tumbuh jagung. Begitu juga dengan kebaikan, bila kita tanam kebaikan maka kebaikan itu akan sendirinya datang pada kita kelak. Tidak ada yang namanya perbuatan sia-sia, asalkan engkau tulus melakukannya.

Anakku, berlakulah jujur dalam segala hal karena kejujuran itu merupakan modal utama dalam menjalani kehidupan. Hidup dalam ketidakjujuran akan membawa engkau ke jalan yang keliru dan akan jauh dari ketenangan hidup. Menjalani hidup dengan kejujuran sungguh berat tapi itulah tantanganya, bila engkau berhasil melakoninya maka hidupmu akan mulia di mata Tuhan. Harus diingat bahwa Tuhan tidak akan membiarkan hambanya berjuang sendirian.

* Anakku, teruskan belajar dan menimbah ilmu. Perbanyaklah membaca seperti buku, literatur, koran, majalah, dll, agar pengetahun bertambah. Carilah mentor dan orang-orang yang telah sukses lalu belajarlah kepadanya. Ingatlah, ilmu pengetahuan yang engkau dapat haruslah dibagikan kepada orang lain. Berbagi ilmu kepada orang lain, tidak berarti berkurang malahan akan bertambah dan bertambah. Bukankah ilmu yang bermanfaat bagi orang lain, itu merupakan bagian dari ibadah bagimu. Mengutip cuplikan iklan media yang dibintangi Tantowi Yahya, kurang lebih isinya adalah, “Banyak membaca akan banyak pengetahuan, begitu juga sedikit membaca akan kurang pengetahuan. Orang yang pengetahuannya kurang, sangat dekat dengan kebodohan, sedangkan kebodohan itu sangat dekat dengan kemiskinan.” Begitulah, betapa pentingnya pengetahuan itu.

Sungguh, saya sadari bahwa apa yang telah saya perbuat selama ini mungkin masih jauh dari harapan-Mu. Selain itu, saya berharap bukan seberapa lama saya hidup, tapi seberapa besar hidup saya memberi manfaat bagi orang lain.

Suatu saat, entah hari ini, esok, lusa, minggu depan, bulan depan ataukah tahun depan, sang Malaikat Maut itu pasti akan menemui kita. Ayah sudah siap ?

Dari ... Ayah, Read More..

Berhutang...? Engga Ah..

Tulisan saya kali ini berdasarkan kisah seorang teman saya, mantan teman satu kantor, yang setiap hari tidak tenang karena mendapat telephone dari berbagai macam bank untuk menagih kartu kreditnya karena telat membayar dan over limit. Dan dia selalu menghindar dan sedikit menyusahkan teman disekitarnya untuk dapat berbohong kepada penagih utang dari bank berbeda, saya pun pernah kena marah dari debt collector yang menagih pembayaran kartu kredit dari suatu bank, dan saya pernah kena bentak dan kena marah dari debt collector, sehingga saya terpancing emosi dan saya marah kembali.

Kondisi keuangan seseorang tergantung bagaimana seseorang mengelola pendapatan dan pengeluran. Suatu rumus dasar dalam persamaan akuntansi Kekayaan=utang + modal, jadi utang adalah diakui sebagai kekayaan kita, tetapi biasanya buntut dari suatu utang kita memiliki kewajiban pengembalian plus suatu nilai yang harus kita bayar atas biaya yang kita bayarkan.

Begitu susah manusia mengerem kebiasaanya untuk berbelanja, sehingga tidak ada dana yang dikeluarkan untuk menabung. Karena manusia di karunia suatu hasrat dan keinginan, maka terkadang manusia sering lupa diri untuk memenuhi hasrat dan keinginan tersebut, walau terkadang tidak sesuai dengan keadaanya. Sehingga antara pengeluran dan pendapatan sering lebih besar pasak dari pada tiang, sehingga menimbulkan Defisit, dan untuk menutup deficit akan muncullah hutang.

Mungkin suatu saat kita menginginkan sesuatu tetapi dana belum tersedia, missal saya menginginkan suatu Handphone keluaran baru dengan fitur yang lebih baik, dengan harga 100 rupiah, sedangkan pendapatan saya hanya 30 Rupiah, karena factor keinginan dan gengsi yang harus dituruti untuk memiliki nya saya mempunyai dua pilihan.

Pertama saya akan berhutang /kredit dengan pembayaran dicicil selama 5 kali, @ Rp 20 + bunga 2,5 rupiah. Berarti total yang saya bayar RP 102, 5 rupiah dalam waktu lima kali. Dengan resiko ketika jangka waktu pembayaran 5 x telah selesai nilai dari Hp Tersebut tinggal Rp 90, karena nilai suatu barang akan menurun seiring waktu pemakaian. Dan cara kedua saya dengan sabar saya akan mengumpulkan uang dalam waktu 5 x sebesar Rp 20 sehingga terkumpul dana Rp 100 dan saya belikan Hp tersebut dimana nilai Hp tersebut telah menurun sebesar Rp 90, jadi saya memiliki uang sisa sebesar Rp 10, dan tidak ada biaya yang saya keluarkan.

Menurut anda mana yang lebih menguntungkan apakah anda mengambil hutang dengan biaya yang anda keluarkan Rp 102,5 atau cukup anda membayar RP 90 untuk suatu benda yang sama. Saya yakin kita sepakat cara kedua yang lebih murah. Dan anda akan pilih. Tetapi kenyataan akan berbeda di lapangan Justru anda akan mengambil yang pertama. Kenapa, karena pada umumnya manusia bersifat tidak sabar, dorongan lingkungan dan gaya hidup, gengsi, kemudahan mengambil hutang dari pihak-pihak yang memberi, iklan, iming-iming hadiah dan sebagainya.

Jika untuk satu barang konsumtif anda rugi sebesar 10,25 bagaimana jika anda memiliki 10 kebutuhan , maka kerugian anda sebesar Rp102,5, wow jumlah fantastis yang harus anda bayar begitu tinggi. Begitulah rata-rata gaya konsumtif membuat kita membayar lebih atas kebutuhan kita. Apa hasilnya kita akan terlilit utang yang besar jika kita penuhi semua keinginan kita, dan pihak yang memberi kemudahan hutang akan menangguk keuntungan yang luar biasa.

Dan hasil kerja keras kita, banting tulang siang-malam akan jadi sia-sia kita hanya menambah kekayaan pemberi hutang, Kita hanya jadi sumber uang pihak-pihak yang memberi kemudahan dengan syarat ada tambahan pembayaran. Walau pun dengan berbagai bentuk dan nama, hutang adalah hutang, dimana kita wajib melunasi, di dalam agama, jika kita meninggal dan kita memiliki hutang maka sebaiknya menjadi tanggung jawab ahli waris kita. Pertanyaan saya tidak malukah kita mewariskan hutang¡Ã„

Maka kalau saya boleh menyarankan, coba kendalikan keinginan anda, dan hanya penuhi kebutuhan anda. Membedakan keinginan dan kebutuhan, coba tahan beberapa waktu keingian anda bila masih terdapat keinginan bisa berindikasi itu adalah suatu kebutuhan. Suatu kebutuhan jika kita tidak memenuhi akan mempengaruhi kualitas hidup kita.

Saya heran kenapa saat ini semua orang berlomba memamerkan sesuatu kebendaaan yang dimiliki, tidak peduli bagaimana cara mendapatkanya, apakah itu dengan cara berhutang atau dengan cara menabung, bahkan dengan cara yang kurang terpuji, dengan mencuri, merampok, Korupsi, merampas, menipu. Ketika saya melihat kakek saya di meninggal tidak ada semua kebendaan yang dibawa ikut dikubur semua ditinggal didunia.

Saya hanya coba mengajak semua sahabat termaksud diri saya sendiri yang banyak khilaf, mengapa kita harus mengorbankan diri untuk berhutang hanya untuk suatu gaya hidup sesaat, suatu yang kita kejar adalah suatu penilaian manusia yang bersifat relative. Kita rela membayar biaya hutang yang besar terkadang kita harus mengorbankn harkat dan martabat sebagai manusia, mengapa, saat kita ditagih utang oleh pihak-pihak tertentu sering kita marah, sering terjadi pertengkaran, kata-kata yang tidak layak dikeluarkan akan keluar semua.

Marilah hidup sederhana, dan mengutip kata bapak proklamator Bapak Sukarno, mari Berdiri diatas kaki sendiri, coba kita galakan untuk dapat menabung, berinvestasi, kurangi kegiatan konsuntif, dan mengejar harta dunia.

Hanya cerita, Jujur saya sering bersedih saat ini semua orang Indonesia banyak yang larut berlomba mengunpulkan harta dunia dengan cara tidak halal pejabat semua berlomba korupsi, birokrat jadi tukang sunat, semua terjadi secara terang-terangan disemua aspek hokum, Kemanusiaan, kesehatan, Pendidikan. Padahal semua yang menjabat adalah orang yang pintar dan bergelar, semua orang hebat tetapi semua berlomba menjadi kaya. Semoga allah membukakan hati mereka. lebih baik kita menabung dari pada kita berhutang

JIka tulisan ini terdapat kata-kata yang tidak berkenan saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Jika terdapat saran, kritik, dan masukan, harap langsung ditujukan ke erwinarianto@...

"Hutang adalah suatu harta bersyarat dan memiliki kewajiban untuk diselesaikan"

"Biaya yang timbul dari hutang atau kredit lebih besar dari pada nilai benda yang kita beli dari sebuah hutang"

"Berdiri diatas kaki sendiri, dan hidup sederhana lebih damai disbanding hidup kaya raya penuh hutang "

Terilhami pengalaman rekan mantan satu kantor ku, dan keinginan hati untuk tidak memiliki hutang. Read More..

Nikmat Anak sholehah


Anak-anak yang shalehah akan menjadi sumber kebahagiaan bagi kita ayah bundanya. Kesalehahan mereka disebabkan oleh taufik Allah swt, dengan jalan mendidik hati dan jiwa mereka dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat, pengetahuan yang benar, mengarahkan mereka pada akhlak yang terpuji, dan peringatan untuk menjaga dari akhlak yang tercela dari sejak bayi. Sebab, dengan adab yang baik dan akhlak yang terpuji derajat mereka akan terangkat dan membuat mereka bahagia. Dengan demikian, mereka akan melaksanakan hak-hak Allah swt dan hamba yang telah menjadi kewajiban mereka, menjauhi segala bentuk bahaya, dan menyempurnakan bakti mereka kepada orang tua.


Dengan bahagianya anak sholehah, maka sempurnalah kebahagiaan kita sebagai ayah dan bunda. Dengan kesuksesan anak-anak maka kita sebagai orang tua akan mendapatkan banyak kebaikan, "... Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal." (Ali Imran:7)
Read More..

Nasehat untuk ananda sholehah


Kalau kita tetap berjuang menegakan keadilan, tidak akan berkurang kemuliaan kita walau dianiaya siapapun.

Setiap ketidakjujuran akan membuat diri ini selalu terancam. Hidup jujur, tulus berani tampil apa adanya, membuat hidup ringan dan bahagia.

Boleh saja kita marah asalkan tepat, adil dan kemarahan itu tidak menimbulkan akibat lebih buruk.

Warisan termahal dan terbaik dari diri kita untuk keluarga, keturunan, dan lingkungan, adalah keindahan ahlak kita.

Kemuliaan seseorang tidak akan berkurang hanya karena dicaci, dimaki, dihina, dilecehkan dan disakiti orang lain. Karena letak kemuliaan kita ada pada akhlak.

Jangan takut kalau kita berbuat adil, sesungguhnya pertolongan dari Allah tidak akan tertukar.

Belajarlah untuk menikmati hak kita dengan benar sehingga dapat bermanfaat dan menjadi modal kebahagiaan bagi orang lain.

Orang yang mudah melemparkan kesalahan kepada orang lain akan memetik buah dari perbuatannya berupa kegagalan perjuangan diri.

Keindahan dan keluhuran pribadi akan tampak dari kesanggupan diri untuk bersabar atas musibah dan kesulitan yang menimpa.
Read More..

Bijak kah kita?



Assalamu'allaikum.wr.wb
Suatu hari anakku pulang dari play groupnya dalam keadaan menangis... istriku bilang, menurut pengakuan anaku, bahwa dia di dorong oleh teman2nya hingga terjatuh. keesokan harinya dia nggak mau masuk sekolah karena takut di dorong lagi... dia mau masuk sekolah asal diaantar oleh ayahnya. dan aku pun mengantarnya. .. sembari berangkat kerja. lalu sesampai di sekolah anakku menunjuk salah seorang yang anak lelaki diantara kumpulan anak-anak, yah... yah... andi.. anak itu yang dorong aku sampai jatuh... Seorang guru tiba-tiba menghampiriku dan istriku setelah dia melihat anaku menunjuk salah seorang temannya lalu menjelaskan permasalahan yang terjadi kemarin... dia bercerita Anaku sangat cengeng... disentuh sedikit saja dia langsung menangis, tuturnya... maka aku pun menasehati anaku.. agar tidak cengeng dalam bermain dan bercanda... nampak dimatanya sangat kecewa karena harapannya mendapat dukungan ternyata tidak... esok harinya teman2 anaku datang kerumah dan bermain bersama... akupun ambil kesempatan itu untuk bertanya...kepada mereka, apa yang membuat anaku menangis pada dua hari yang lalu... mereka menjawab bahwa si andi mendorong anaku hingga jatuh karena tidak di pinjami pensil berwarna.... dan mengakibatkan semua pensil warna nya jatuh berantakan.. . kutanya kembali, siapa si andi itu... dia adalah anak dari guru mereka.

Keesokan harinya aku datang mengantar lagi anaku sekolah.. kali ini kuhampiri sang guru... lalu kutanya kembali apa yang terjadi... tiga hari yang lalu.... dengan nada agak tegas dengan diawali kata dengan permohonan maaf berkali2..ternyata kali ini menjawab jujur apa yang dia lihat... aku langsung menja bat tangan nya.. dan ku katakan maaf karena barusan aku berkata dengan kalimat yang sedikit lebih tegas... bijaklah dalam menyikapi permasalahan yang terjadi jangan karena anak itu adalah anak kita maka kita membela kesalahannya.
Read More..

Malin Kundang si Anak Sholeh

Melawan Stigma agar si Malin tak selalunya durhaka !
Mujahid Salafi Aulia, putraku yang kedua, yang akrab disapa "Muja" kini semakin tumbuh dewasa. Dia dikenal oleh para tetangga di lingkungan Kolej Kediaman U8 UTM , Skudai, Johor, sebagai anak yang lincah dan aktif. Kadang dia terkesan keras hati dan cenderung tidak mau mengalah. Salah seorang ibu yang berasal dari Jawa pernah berkata, " Anak bu Yessi ini kok ndablek ya….?"
Teman-teman sepermainan Mujahid juga protes terutama anak-anak mahasiswa asal Timur Tengah : "Your son is very naughty…." Suatu saat ada juga yang mengadu : "Aunty, your son bit me….!" Malah si bapak-bapak Arab pun ikut menambahkan : "Brother Aulia, your son is very noisy….!"
Kadang kala ada rasa malu yang terselip, kesannya kami tidak bisa mendidik anak menjadi anak yang baik dan sholeh. Kadang juga timbul rasa geram yng ujung-ujungnya kami sering memarahi Muja dan sebenarnya terlalu keras untuk anak yang belum berumur 5 tahun seperti dia. Jika dimarahi, Muja akan menangis tersedu-sedu sambil protes : "Kenapa ummi marah sama Muja, Muja kan tidak berbuat salah ! "
Rasa marah memang sering menutupi kebenaran . Karena kalau diperhatikan dengan seksama, Muja juga termasuk anak yang berhati lembut. Ini berdasarkan pengalaman-pengalaman keseharianku dengannya. Pada suatu siang, Muja meminta aku bercerita, dia memang sangat suka mendengar cerita. Akhirnya kupilihkan cerita Malin Kundang si Anak Durhaka. Aku bercerita dengan ekspresi dan intonasi suara yang semenarik mungkin. Dari awal cerita Muja mendengarkan dengan antusias dan konsentrasi. Sesekali dia bertanya atau berkomentar. Semakin lama dia tampak semakin sedih dan matanya mulai berkaca-kaca. Dan ketika aku sampai pada bagian akhir cerita.
« Maka ….. ibu Malin kundang pun sedih karena malin kUndang sudah melupakannya dan menjadi anak durhaka. Sang ibu pun menangis tersedu-sedu . Sambil menangis, Ibu Malin KUndang mengadu kepada Allah. Ibu Malin kUndang kemudian berdoa kepada Allah supaya Malin Kundang dihukum oleh Allah. Dan Allah pun mendengar doa seorang ibu yang teraniaya. Kemudian kapal Malin KUndang tenggelam dan mayat malin kundang terdampar di pantai kemudian berubah menjadi batu…."
Mendadak Muja menangis dengan keras sambil berkata dengan terputus-putus : "Kenapa ummi menceritakan Malin Kundang anak yang durhaka pada ibunyia. Kasihan ibunya, dia sudah tua. Muja tidak mau cerita MAlin KUndang anak durhaka. Muja mau Malin Kundang menjadi anak yang sholeh dan sayang sama ibunya. Sekarang ummi harus mengulang lagi cerita Malin Kundang dari pertama. Dan Malin Kundangnya harus jadi anak sholeh yang sayang sama ibunya …"
Sesaat aku termangu. Subhanallah…. Seorang anak memang lahir dalam keadaan fitrah. Bahkan untuk sebuah ceritapun dia tidak mau ada orang yang durhaka pada ibunya. Atau ada seorang ibu yang menangis tersedu-sedu dan merasa teraniaya. Artinya setiap anak ingin menjadi anak sholeh dan membahagiakan ibunya. Jadi tidak ada hak kita untuk memberi label "nakal" pada seorang anak.
Kemudian akupun mengulang kembali cerita Malin Kundang dari awal. Dan Membuat ending sesuai dengan permintaan Muja. Walau ada rasa geli sewaktu bercerita :
'Akhirnya…Malin kundang bertemu kembali dengan ibunya di tepi pantai Air Manis, Padang setelah bertahun-tahun berpisah. Ibu Malin Kundang memeluk anaknya sambil menangis bahagia. Malin kundangpun memeluk ibunya dengan penuh rindu. Kemudian Malin Kundang mengajak ibunya ke kerajaan Mertuanya. Setelah mertuanya meninggal, Malin Kundangpun menjadi raja, Mereka hidup bahagia selamanya…. "
Muja tersenyum senang dan tampak lega. Dia pun bertanya : "Ibu Malin Kundang dikasih baju bagus sama Malin Kundangnya, ummi…? "Subhanallah..begitu inginnya Muja supaya ibu Malin Kundang senang. "Wallahu A'lam"
Begitulah kisah itu saya ketikkan kembali, tanpa mengurangi sedikitpuan isi dari tulisan beliau (bu Yessi). Semoga bisa diambil hikmah sebanyak mungkin dalam kisah ibu dan anak yang penuh hikmah itu…. Selamat memetik hikmahnya …
semoga bermanfaat Read More..

Selasa, 13 Januari 2009

Ananda Sholehah

Ketiga putri kami Alhamdulillah telah lahir ke dunia dengan ijin Allah SWT, amanat yang dititipkan pada ayah dan bunda semoga kami diberi kekuatan untuk menjaga amanat yang telah ditipkan pada kami. Read More..

Wahai Para Ayah, Jagalah Anakmu ketika Mereka Masih Kecil

Sebagian dari para ibu meninggalkan peranannya dalam mendidik anak-anaknya sehingga mendorong anak-anak untuk melakukan penyimpangan dan sikap durhaka terhadap kedua orang tua. Keberhasilan suatu keluarga tergantung peran seorang ibu. Karena itu, apabila seorang ibu dalam satu keluarga termasuk ibu yang baik, maka keluarga tersebut akan menjadi baik semuanya. Jika seorang ibu dalam satu keluarga termasuk ibu yang jelek perangainya, maka rusaklah rumah tangga tersebut. Disinilah peran penting seorang ibu dalam menddidik dan mencetak keluarga yang baik.
Oleh karena itu, Islam sangat memperhatikan sekali masalah memilih istri yang saleh, yaitu dengan mengutamakan agama dan sifat-sifat yang mulia karena ia nanti akan menjadi seorang ibu yang harus mendidik putra-putrinya.
Allah swt. berfirman,"... Wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)...." (an-Nissa':34).
Istri yang sukses adalah istri yang berkepribadian baik, bertakwa, dan bisa menjaga diri ketika suaminya tidak ada di rumah.
Al-Qurthubi berkata dalam Tafsir-nya, "Maksud ayat tersebut ialah memerintahkan istri untuk taat kepada Allah, melaksanakan kewajibannya dalam menjaga harta dan dirinya ketika suami tidak ada di rumah."
Diriwayatkan dalam Musnad Abi Dawud ath-Thayalisi, dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Sebaik-baik istri adalah ketika kamu ( suami ) memandangnya ia bisa membuat senang terhadapmu, apabila kamu memerintah dia menaatinya, dan apabila kamu tidak ada di rumah maka dia bisa menjaga dirinya dan hartamu." (HR Abu Dawud dalam Sunan-nya bab zakat: 32, dan Ibnu Maajah dalam Sunan-nya bab nikah:5)
Sungguh Rasulullah saw. telah memuji wanita-wanita Quraisy-sebagaimanan pembahasan yang lalu, Mereka mendapat pujian, karena mampu menjaga anak-anak dan menjaga rumah tangga suami-suaminya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Sebaik-baik wanita yang menunggang unta adalah wanita salehah dari kaum quraisy, yaitu wanita yang paling sayang terhadap anaknya ketika masih kecil dan mengikuti kepemimpinan suaminya." (HR Bukhari dalam Shahihnya bab al-Anbiya':46, dan nikah:12 dan Ahmad:2/269)
Ibu adalah madrasah pertama sekaligus guru yang sangat berpengaruh terhadap anak-anaknya. Apabila dia mampu memberikan pendidikan dengan baik dan mengarahkan dengan dasar-dasar keberhasilan maka mereka akan tampil sebagai orang-orang yang mulia yang tidak akan goyah dengan berbagai pengaruh dan situasi.
Sungguh bagus syair berikut,
"Ibu adalah bagaikan madrasah, apabila kamu mempersiapkannya dengan baik maka kamu berarti telah mempersiapkan sebuah bangsa yang mempunyai akar yang baik".
Umar ibnul Khaththab dalam masalah ini juga telah memberikan batasan tentang hak anak, yaitu ketika salah satu anak bertanya kepada dia, "Apa hak anak terhadap ayahnya?" Kemudian Umar menjawab, "Memilihkan ibu yang baik, memberikan nama yang bagus, dan mengajarkan Al-Qur'an."
Utsman bin Affan berkata kepada anak-anaknya, "Wahai anak anakku, orang yang menikah itu bagaikan orang yang menanam, maka seseorang harus memperhatikan di manakah dia harus meletakkan tanamannya karena akar yang jelek itu jarang berbuah maka pilihlah akar yang baik walaupun menunggu untuk beberapa saat."
Wahai para ibu, didiklah dirimu dan anak-anakmu untuk taat kepada Allah swt. dan jagalah mereka jangan sampai jatuh melakukan maksiat dan jangan sampai kamu membiarkan pendidikan mereka di waktu kecil, karena yang demikian itu akan menjadikan anak berbuat durhaka di waktu besarnya.
Janganlah kamu menyibukkan dirimu sendiri dan melalaikan dari memperhatikan mereka. Sebab, apabila hal itu terjadi, maka mereka akan ikut tipu daya setan, teman yang jelek, dan mereka akan melakukan tindakan durhaka. Seperti yang diriwayatkan Rasulullah saw., beliau bersabda, "Cukup bagi seseorang berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya."
Sungguh bagus syair berikut,
"Rumah tangga bisa menjadi rusak dan hampir akan hancur."
"Karena di dalam rumah tangga tersebut tidak ada ibu-ibu yang mempunyai rasa kasih sayang (terhadap anak-anaknya) dan mereka selalu tidak ada di rumah".
"Mereka sering keluar rumah, adakalanya menghadiri pesta-pesta atau didatangi kawannya."
"Mereka membicarakan trend mode terakhir atau selalu begadang malam."
"Anak-anak kita hidup dalam pengasingan yang tidak mempunyai kasih sayang dan tidak mendapat perhatian."
"Mereka tidak mendapatkan belaian kasih sayang seorang ibu sehingga kehidupan mereka menjadi rusak."
Sungguh apabila seorang anak hidup dalam pengasingan, maka ketika mereka berkembang dan kehilangan kasih sayang, belas kasihan dan petunjuk dari kedua orang tua, mereka tidak akan tahu akan makna berbakti terhadap kedua orang tua. Mereka tidak tahu akan arti ikatan keluarga dan tidak tahu hak-hak orang tua terhadapnya sehingga hubungan mereka dengan dengan orang tua selalu diwarnai dengan perbuatan durhaka terhadap kedua orang tua.
Peranan kedua orang tua dalam mendidik anak-anaknya sangatlah penting karena mereka nanti akan menjadi tulang punggung keluarga. Apabila peranan seorang ayah berfungsi dengan baik, maka keluarganya bakal menjadi keluarga sukses dan anak-anaknya akan menjadi anak yang berbakti. Sebaliknya, jika dia menyia-nyiakan amanat ini maka keluarganya bakal menjadi keluarga sukses dan anak-anaknya akan menjadi anak yang berbakti. Sebaliknya, jika dia menyia-nyiakan amanat ini maka keluarga dia menjadi berantakan, anak-anaknya akan berbuat semaunya dan mereka menjadi sumber keresahan dalam keluarga. Sehingga dengan ringan mereka melakukan perbuatan durhaka dan maksiat terhadap kedua orang tua.

Peranan seorang ayah terhadap anak, tercermin ketika seorang ayah memberikan makan, memberikan pakaian dan memberikan pendidikan dan akhlak yang baik.
Seperti dalam Firman Allah swt.

"Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma,ruf..." (al-Baqarah:233)

Karena itu Nabi saw. selalu menganjurkan kepada seorang ayah tentang pentingnya memberikan makan anak-anaknya.

Rasulullah saw bersabda,
"Tangan yang diatas itu lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dengan orang yang menjadi tanggunganmu." (HR Muslim)

Berusaha untuk mendidik anak-anak dan membina keluarga itu termasuk berjuang di jalan Allah swt. Dan, orang yang melakukannya akan mendapatkan balasan kebaikan di dunia dan di akhirat.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. berjalan bersama sahabat-sahabatnya dan bertemu dengan seorang laki-laki yang pagi-pagi sekali telah bekerja. Terlihat dari kulit dan tingkat kerajinan bekerja menunjukkan dia tampak sudah lelah. Kemudian para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah saw., andaikata pekerjaan ini di jalan Allah?" Lalu Rasulullah saw. menjawab "Apabila dia bekerja untuk anaknya yang masih kecil, maka dia termasuk berjuang di jalan Allah swt., apabila dia bekerja untuk kedua orang tuanya maka dia termasuk di jalan Allah swt., dan apabila dia bekerja untuk dirinya agar tidak meminta-minta maka dia termasuk berjuang di jalan Allah." (HR ath-Thabrani)

Diriwayatkan dari Miqdam bin Ma'di Kariba bahwa Rasulullah saw. bersabda,

"Barangsiapa yang memberi makan untuk dirinya sendiri maka itu termasuk sedekah, barangsiapa yang memberi makan untuk anaknya maka itu termasuk sedekah, dan barangsiapa memberi makan untuk istrinya maka itu termasuk sedekah." (HR Ahmad)

Demikian juga, anak-anak harus membiasakan berlaku sopan santun dan berakhlak yang terpuji, semenjak mereka kecil, supaya mereka terbiasa di waktu besar.
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, "Binalah anak-anakmu bersopan santun ketika mereka masih kecil maka kamu akan merasakan kegembiraan setelah mereka besar. Sesungguhnya perumpamaan melatih bersopan santun di waktu masih kecil itu seperti mengukir di atas batu."

Apabila anak-anak tidak mau memperhatikan pendidikan ber etika dari orang tuanya ketika masih kecil maka ketika mereka sudah besar, pendidikan tersebut tidak akan masuk dalam dirinya dan tidak akan berpengaruh terhadap pribadi mereka, walaupun seluruh tenaga telah dicurahkan oleh kedua orang tua. Karena pendidikan yang demikian itu telah terlambat.

Sungguh bagus syair berikut,

"Pendidikan sopan santun itu bisa bermanfaat ketika masih kecil dan pendidikan tersebut tidak akan bermanfaat ketika diberikan di waktu besar."

"Sesungguhnya ranting-ranting kecil apabila bengkok itu mudah diluruskan dan jika menjadi kayu maka susah untuk diluruskan kembali."

Karena itu, untuk mengharapkan buah hati yang berbakti (setelah mereka besar ), yaitu dengan cara memberikan dasar-dasar pendidikan yang benar dan membenahi budi pekerti yang jelek ketika mereka masih kecil. Karena yang demikian itu cita-cita kedua orang tua akan terlaksana.

Dalam mendidik anak , kedua orang tua harus mengedepankan kebijaksanaan dan nasihat yang baik serta terkadang menggunakan ketegasan ketika dibutuhkan karena kita akan mencetak generasi yang baik. Apabila tatanan keluarga baik maka masa depan keluarga tersebut menjadi cerah dengan bantuan anak-anak. Mereka menjadi sumber kebahagiaan dan buah hati kedua orang tua. Apabila tatanan keluarga rusak, maka masa depan masyarakat akan menjadi rusak sebab rusaknya anak-anak. Mereka bisa menjadi faktor majunya masyarakat dan juga menjadi faktor yang menjadikan hancur dan mundurnya masyarakat.
Dan diantara faktor yang mendorong terciptanya generasi yang baik adalah membiasakan mereka takut dan takwa kepada Allah swt.. Karena, dengan hal ini mereka akan mau mengerjakan shalat. Allah swt. berfirman,

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (an-Nisaa':9).
Orang tua adalah orang yang paling efektif dalam membentuk kesuksesan atau kegagalan anak.
Pendidikan di rumah sangat berpengaruh terhadap anak karena waktu yang dihabiskan di rumah lebih banyak dari pada waktu yang digunakan di tempat lain. Pengaruh kedua orang tua di dalam jiwa anak itu lebih besar jika dibanding dengan pengaruh yang datang dari orang lain.
Kita memohon kepada Allah swt. semoga Allah memperbaiki agama kita, yaitu agama yang bisa menjaga segala urusan kita, memperbaiki kehidupan dunia, memperbaiki akhirat kita yaitu tempat kita kembali, memperbaiki keluarga, anak-anak, sesungguhnya Allah swt. adalah Zat Yang Mahakuasa.
Kita juga memohon, semoga Allah swt. menjadikan amal ini sebagai amal yang ikhlas dan semata karena Allah swt. dan semoga Ia mencatatnya sebagai amal yang baik di hari penimbangan nanti, yaitu hari di mana tidak ada harta dan anak yang bermanfaat kecuali orang yang diberikan Allah swt. hati yang selamat. Read More..

Menikah adalah keajaiban

Bagi saya, menikah adalah hal yang sangat kodrati. Menikah tidak dapat dimatematiskan. Jika ada orang yang mengatakan, "secara materi saya belum siap," berapa standar kelayakan materi seseorang untuk menikah?
Sebenarnya tak ada. Jika kesiapan menikah diukur dengan materi, maka betapa ruginya orang-orang yang papa. Banyak pemuda berpenghasilan tinggi, namun belum juga merasa siap untuk menikah. Belum cukup, lah.... itu alasan yang palin mudah dijumpai. Dengan gaji sekarang aja saya hanya bisa hidup pas-pasan. Bagaimana kalau ada anak dan istri? Oya, saya juga belum punya rumah......
O-o.... Saudaraku, kalau kau menunggu gajimu cukup, maka kau tak akan pernah menikah. Bisa jadi besok Allah menghendaki gajimu naik tiga kali lipat. Tapi percayalah, pada saat yang bersamaan, tingkat kebutuhanmu juga akan naik... bahkan lebih tiga kali lipat. Saat seseorang tak memiliki banyak uang, ia tak berpikir pakaian berharga tertentu, televisi, Laptop... atau mungkin hp merk mutakhir. Saat tak memiliki banyak uang, makan mungkin cukup dengan menu sederhana yang mudah ditemui di warung-warung pinggir jalan. Tapi bisakah demikian saat Anda memiliki uang? Tidak akan. Selalu saja ada keinginan yang bertambah, lajunya lebih kencang dari pertambahan kemampuan materi. Artinya, manusia tidak akan ada yang tercukupi materinya.
^^^
Menikah adalah salah satu cara membuka pintu rezeki, itu yang pernah saya baca. Ada pula sabda Rasulullah, "Menikahlah, maka kau akan menjadi kaya." Namun saay saya dihadapkan pertanyaan 'menikah' pertama kali dalam hidup saya, saya sempat maju mundur dan gamang dengan wacana-wacaba semacam ini. Lama sekali saya menemukan keyakinan- belum jawaban, apalagi bukti - bahkan seorang saya hanyalah menjadi perantara Allah memberi rezeki kepada mahluk-Nya yang ditakdirkan menjadi istri atau anak-anak saya.
Itulah keajaiban yang kesekian dari sebuah pernikahan. Saya menikah pada tahun 1999, saat umur saya 20 tahun. Saat itu saya bekerja sebagai buruh si sebuah perusahaan bakery tradisional. Tentu saja, saya sudah menulis saat itu kendati interval pemuatan di majalah sangat longgar. Kadang-kadang sebulan muncul satu tulisan, itu pun kadang dua bulan baru honornya dikirim.
Namun .... sebulan setelah saya menikah, tiga cerpen saya sekaligus dimuat di tiga media yang berbeda. Beberapa bulan berikutnya hampir selalu demikian, cerpen-cerpen saya sering menghiasi media massa. Interval pemuatan cerpen tersebut semakin merapat. Saat anak saya lahir, pada pekan yang sama, ada pemberitahuan dari sebuah majalah remaja bahwa mulai bulan tersebut, naskah fiksi saya dimuat secara berseri. Padahal, media tersebut terbit dua kali dalam sebulan. Ini berarti, dalam sebulan sudah ada dua cerpen yang terbit dan itu berarti, dalam sebulan sudah jelas ada dua cerpen yang terbit dan itu berarti dua kali saya menerima honor. ini baru serialnya. Belum dengan cerpen-cerpen yang juga secara saya kirim di luar serial.
Tunggu.... semua itu belum berhenti. saat anak saya semakin besar dan semakin banyak pernak-pernik yang harus saya penuhi untuknya, lagi-lagi ada keajaiban itu. Satu per satu buku saya terbitkan. Royalti pun mulai saya terima dalam jumlah yang... hoh-hah....! Subhanallah.
Entah, keajaiban apa lagi yang akan saya temui kemudian. Yang jelas, saat ini saya harus tetap berusaha meyakinkan diri saya... juga -- mungkin-- orang lain. Dengan begitu mudah-mudahan saya bisa melepaskan hak-hak tersebut yang melekat pada uang gaji ataupun royalti yang saya terima.
Ya Allah... mampukan saya.
^^^
________________________________________________________________________________________________________________________________________________

"Allah tidak menjadikan sesuatu dengan sia-sia"
Setiap peristiwa yang kita alami swelalu ada maksud di baliknya. Selalu ada hikmah kebaikan yang dapat kita petik, sepelik atau sekecil apa pun peristiwa itu.
Tapi masalahnya, tidak semua orang dapat "melihatnya". Lewat peristiwa itu Allah bermaksud mengajari kita tentang tentang sesuatu. Sesuatu yang akan membuat kita menjadi lebih dewasa dalam menjalani hari-hari. Lewat peristiwa suka dan duka itu pula Allah ingin melihat seberapa jauh ketergantungan kita pada Dia; seberapa jauh kita menjadikan Allah sebagai sandaran yang takkan pernah patah. Read More..