Senin, 02 Februari 2009

Saat Ini.......Disini.......




Dalam bukunya “Berjalan Di atas Air”, Anthony de Mello menceritakan kisah berikut.

Seorang prajurit perang tertangkap dan disandera oleh musuhnya, kemudian dijebloskan dalam penjara. Dalam penjara si prajurit tahu bahwa esok hari ia akan mengalami pemeriksaan dan penyiksaan. Bayangan siksaan dan penderitaan yang akan dihadapinya membuat si prajurit gelisah, cemas dan ketakutan, sehingga pada malam itu walaupun ia merasa begitu lelah, ia tidak dapat tidur.
Namun ditengah kegelisahan, kecemasan dan ketakutan itu tiba-tiba ia mendapat ‘insight”. Ia bertanya pada batinnya sendiri, “Kapan aku akan diperiksa dan disiksa ? Besok. Tapi “besok” bukanlah sesuatu yang nyata, sementara yang real, yang sungguh-sungguh nyata adalah yang “saat ini dan disini”.
Dengan kesadaran baru yang menyelimuti dirinya, prajurit itu pun menjadi tenang dan akhirnya dapat tertidur dengan pulas. Siksaan dan penderitaan yang akan dialaminya besok, biarlah menjadi urusan besok, karena besok bukanlah sesuatu yang nyata. Bahkan siapa yang dapat menjamin “besok” pasti datang, bagaimana kalau terjadi kiamat pada tengah malam ini ?
Merenungi kisah diatas, mau tidak mau memaksa kita melihat kembali, bagaimana kita “hidup” sehari-hari. Apakah kita hidup secara real dan secara nyata, dengan senantiasa menyadari dan menghayati setiap detik yang kita alami dalam kehidupan kita, dan senantiasa menyadari penuh apa yang kita alami, dan “dimana” kita berada.
Dalam jaman yang penuh dengan “ketergesaan” saat ini, bukan rahasia lagi, banyak orang yang sebenarnya tidak pernah hidup secara nyata. Mereka memang nampak hidup, tapi bukan disini dan saat ini. Mereka memang hidup, tapi mereka hidup dalam dua pilihan yang sesungguhnya tidak nyata, kalau tidak hidup di masa depan, mereka malah masih hidup dan terikat dimasa lalu.
Anda bisa saja menyaksikan seseorang tengah duduk dan “seolah-olah” menikmati makan siangnya di sebuah meja. Namun kalau anda mampu “melihat” kedalam diri orang itu, pada saat orang itu terlihat tengah makan siang, dalam diri dan pikirannya ternyata ia malah tengah terlibat dalam pertengkaran hebat dengan seseorang 3 bulan yang lalu. Atau sebaliknya, ketika orang itu terlihat tengah makan siang, sesungguhnya pada saat itu dalam diri dan pikirannya ia tengah melakukan presentasi penjualan sebuah produk baru, disebuah meeting yang sesungguhya dijadwalkan 5 minggu yang akan datang.Orang itu memang tengah terlihat tengah makan siang disini dan pada saat ini, tapi pikiran dan jiwanya berada di masa lalu, bahkan dimasa akan datang. Ia memang terlihat sedang makan, namun tidak sedikit pun ia menyadari apa yang tengah ia makan, bagaimana cita rasa makanan itu, bahkan dimana ia tengah duduk menyantap makan siangnya itu. Sehingga ketika orang itu selesai makan, mungkin ia tidak tahu kenapa ia tiba-tiba merasa kenyang.
Inilah model hidup yang umum dialami oleh banyak manusia saat ini. Phisik mereka memang hadir disini dan pada saat ini, tapi pikiran, jiwa dan batinnya “melayang” entah kemana, disuatu tempat yang sesungguhnya tidak nyata.Yang sungguh ironis dan menyedihkan, banyak manusia yang seharusnya dapat hidup damai dan bahagia, disini dan pada saat ini, malah memilih hidup ditempat yang penuh penderitaan dan penyesalan dimasa lalu, atau memilih hidup ditempat yang penuh kecemasan dan kekhawatiran dimasa yang akan datang. Dua tempat dan waktu yang sesungguhnya bukan kenyataan.
Hidup damai dan bahagia, bukanlah khayalan dan fatamorgana. Hidup damai dan bahagia adalah hidup yang dihayatai secara penuh, detik demi detik, sekarang dan disini. It is now and here, neither past nor future.
Salam,

Tidak ada komentar: