Senin, 02 Februari 2009

Bunda, Jagalah anak-anakmu Diwaktu Kecil


Sebagian dari para ibu meninggalkan peranannya dalam mendidik anak-anaknya sehingga mendorong anak-anak untuk melakukan penyimpangan dan sikap durhaka terhadap kedua orang tua. Keberhasilan suatu keluarga tergantung peran seorang ibu. Karena itu, apabila seorang ibu dalam satu keluarga termasuk ibu yang baik, maka keluarga tersebut akan menjadi baik semuanya.



Jika seorang ibu dalam satu keluarga termasuk ibu yang jelek perangainya, maka rusaklah rumah tangga tersebut. Disinilah peran penting seorang ibu dalam menddidik dan mencetak keluarga yang baik.
Oleh karena itu, Islam sangat memperhatikan sekali masalah memilih istri yang saleh, yaitu dengan mengutamakan agama dan sifat-sifat yang mulia karena ia nanti akan menjadi seorang ibu yang harus mendidik putra-putrinya.



Allah swt. berfirman,"... Wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)...." (an-Nissa':34).
Istri yang sukses adalah istri yang berkepribadian baik, bertakwa, dan bisa menjaga diri ketika suaminya tidak ada di rumah.
Al-Qurthubi berkata dalam Tafsir-nya, "Maksud ayat tersebut ialah memerintahkan istri untuk taat kepada Allah, melaksanakan kewajibannya dalam menjaga harta dan dirinya ketika suami tidak ada di rumah."
Diriwayatkan dalam Musnad Abi Dawud ath-Thayalisi, dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,



"Sebaik-baik istri adalah ketika kamu ( suami ) memandangnya ia bisa membuat senang terhadapmu, apabila kamu memerintah dia menaatinya, dan apabila kamu tidak ada di rumah maka dia bisa menjaga dirinya dan hartamu." (HR Abu Dawud dalam Sunan-nya bab zakat: 32, dan Ibnu Maajah dalam Sunan-nya bab nikah:5)
Sungguh Rasulullah saw. telah memuji wanita-wanita Quraisy-sebagaimanan pembahasan yang lalu, Mereka mendapat pujian, karena mampu menjaga anak-anak dan menjaga rumah tangga suami-suaminya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Sebaik-baik wanita yang menunggang unta adalah wanita salehah dari kaum quraisy, yaitu wanita yang paling sayang terhadap anaknya ketika masih kecil dan mengikuti kepemimpinan suaminya." (HR Bukhari dalam Shahihnya bab al-Anbiya':46, dan nikah:12 dan Ahmad:2/269)

Ibu adalah madrasah pertama sekaligus guru yang sangat berpengaruh terhadap anak-anaknya. Apabila dia mampu memberikan pendidikan dengan baik dan mengarahkan dengan dasar-dasar keberhasilan maka mereka akan tampil sebagai orang-orang yang mulia yang tidak akan goyah dengan berbagai pengaruh dan situasi.
Sungguh bagus syair berikut,

"Ibu adalah bagaikan madrasah, apabila kamu mempersiapkannya dengan baik maka kamu berarti telah mempersiapkan sebuah bangsa yang mempunyai akar yang baik".
Umar ibnul Khaththab dalam masalah ini juga telah memberikan batasan tentang hak anak, yaitu ketika salah satu anak bertanya kepada dia, "Apa hak anak terhadap ayahnya?" Kemudian Umar menjawab, "Memilihkan ibu yang baik, memberikan nama yang bagus, dan mengajarkan Al-Qur'an."

Utsman bin Affan berkata kepada anak-anaknya, "Wahai anak anakku, orang yang menikah itu bagaikan orang yang menanam, maka seseorang harus memperhatikan di manakah dia harus meletakkan tanamannya karena akar yang jelek itu jarang berbuah maka pilihlah akar yang baik walaupun menunggu untuk beberapa saat."

Wahai para ibu, didiklah dirimu dan anak-anakmu untuk taat kepada Allah swt. dan jagalah mereka jangan sampai jatuh melakukan maksiat dan jangan sampai kamu membiarkan pendidikan mereka di waktu kecil, karena yang demikian itu akan menjadikan anak berbuat durhaka di waktu besarnya.

Janganlah kamu menyibukkan dirimu sendiri dan melalaikan dari memperhatikan mereka. Sebab, apabila hal itu terjadi, maka mereka akan ikut tipu daya setan, teman yang jelek, dan mereka akan melakukan tindakan durhaka. Seperti yang diriwayatkan Rasulullah saw., beliau bersabda, "Cukup bagi seseorang berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya."
Sungguh bagus syair berikut,

"Rumah tangga bisa menjadi rusak dan hampir akan hancur."

"Karena di dalam rumah tangga tersebut tidak ada ibu-ibu yang mempunyai rasa kasih sayang (terhadap anak-anaknya) dan mereka selalu tidak ada di rumah".

"Mereka sering keluar rumah, adakalanya menghadiri pesta-pesta atau didatangi kawannya."

"Mereka membicarakan trend mode terakhir atau selalu begadang malam."

"Anak-anak kita hidup dalam pengasingan yang tidak mempunyai kasih sayang dan tidak mendapat perhatian."

"Mereka tidak mendapatkan belaian kasih sayang seorang ibu sehingga kehidupan mereka menjadi rusak."

Sungguh apabila seorang anak hidup dalam pengasingan, maka ketika mereka berkembang dan kehilangan kasih sayang, belas kasihan dan petunjuk dari kedua orang tua, mereka tidak akan tahu akan makna berbakti terhadap kedua orang tua.
Mereka tidak tahu akan arti ikatan keluarga dan tidak tahu hak-hak orang tua terhadapnya sehingga hubungan mereka dengan dengan orang tua selalu diwarnai dengan perbuatan durhaka terhadap kedua orang tua.

Tidak ada komentar: