Selasa, 13 Januari 2009

Wahai Para Ayah, Jagalah Anakmu ketika Mereka Masih Kecil

Sebagian dari para ibu meninggalkan peranannya dalam mendidik anak-anaknya sehingga mendorong anak-anak untuk melakukan penyimpangan dan sikap durhaka terhadap kedua orang tua. Keberhasilan suatu keluarga tergantung peran seorang ibu. Karena itu, apabila seorang ibu dalam satu keluarga termasuk ibu yang baik, maka keluarga tersebut akan menjadi baik semuanya. Jika seorang ibu dalam satu keluarga termasuk ibu yang jelek perangainya, maka rusaklah rumah tangga tersebut. Disinilah peran penting seorang ibu dalam menddidik dan mencetak keluarga yang baik.
Oleh karena itu, Islam sangat memperhatikan sekali masalah memilih istri yang saleh, yaitu dengan mengutamakan agama dan sifat-sifat yang mulia karena ia nanti akan menjadi seorang ibu yang harus mendidik putra-putrinya.
Allah swt. berfirman,"... Wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)...." (an-Nissa':34).
Istri yang sukses adalah istri yang berkepribadian baik, bertakwa, dan bisa menjaga diri ketika suaminya tidak ada di rumah.
Al-Qurthubi berkata dalam Tafsir-nya, "Maksud ayat tersebut ialah memerintahkan istri untuk taat kepada Allah, melaksanakan kewajibannya dalam menjaga harta dan dirinya ketika suami tidak ada di rumah."
Diriwayatkan dalam Musnad Abi Dawud ath-Thayalisi, dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Sebaik-baik istri adalah ketika kamu ( suami ) memandangnya ia bisa membuat senang terhadapmu, apabila kamu memerintah dia menaatinya, dan apabila kamu tidak ada di rumah maka dia bisa menjaga dirinya dan hartamu." (HR Abu Dawud dalam Sunan-nya bab zakat: 32, dan Ibnu Maajah dalam Sunan-nya bab nikah:5)
Sungguh Rasulullah saw. telah memuji wanita-wanita Quraisy-sebagaimanan pembahasan yang lalu, Mereka mendapat pujian, karena mampu menjaga anak-anak dan menjaga rumah tangga suami-suaminya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Sebaik-baik wanita yang menunggang unta adalah wanita salehah dari kaum quraisy, yaitu wanita yang paling sayang terhadap anaknya ketika masih kecil dan mengikuti kepemimpinan suaminya." (HR Bukhari dalam Shahihnya bab al-Anbiya':46, dan nikah:12 dan Ahmad:2/269)
Ibu adalah madrasah pertama sekaligus guru yang sangat berpengaruh terhadap anak-anaknya. Apabila dia mampu memberikan pendidikan dengan baik dan mengarahkan dengan dasar-dasar keberhasilan maka mereka akan tampil sebagai orang-orang yang mulia yang tidak akan goyah dengan berbagai pengaruh dan situasi.
Sungguh bagus syair berikut,
"Ibu adalah bagaikan madrasah, apabila kamu mempersiapkannya dengan baik maka kamu berarti telah mempersiapkan sebuah bangsa yang mempunyai akar yang baik".
Umar ibnul Khaththab dalam masalah ini juga telah memberikan batasan tentang hak anak, yaitu ketika salah satu anak bertanya kepada dia, "Apa hak anak terhadap ayahnya?" Kemudian Umar menjawab, "Memilihkan ibu yang baik, memberikan nama yang bagus, dan mengajarkan Al-Qur'an."
Utsman bin Affan berkata kepada anak-anaknya, "Wahai anak anakku, orang yang menikah itu bagaikan orang yang menanam, maka seseorang harus memperhatikan di manakah dia harus meletakkan tanamannya karena akar yang jelek itu jarang berbuah maka pilihlah akar yang baik walaupun menunggu untuk beberapa saat."
Wahai para ibu, didiklah dirimu dan anak-anakmu untuk taat kepada Allah swt. dan jagalah mereka jangan sampai jatuh melakukan maksiat dan jangan sampai kamu membiarkan pendidikan mereka di waktu kecil, karena yang demikian itu akan menjadikan anak berbuat durhaka di waktu besarnya.
Janganlah kamu menyibukkan dirimu sendiri dan melalaikan dari memperhatikan mereka. Sebab, apabila hal itu terjadi, maka mereka akan ikut tipu daya setan, teman yang jelek, dan mereka akan melakukan tindakan durhaka. Seperti yang diriwayatkan Rasulullah saw., beliau bersabda, "Cukup bagi seseorang berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya."
Sungguh bagus syair berikut,
"Rumah tangga bisa menjadi rusak dan hampir akan hancur."
"Karena di dalam rumah tangga tersebut tidak ada ibu-ibu yang mempunyai rasa kasih sayang (terhadap anak-anaknya) dan mereka selalu tidak ada di rumah".
"Mereka sering keluar rumah, adakalanya menghadiri pesta-pesta atau didatangi kawannya."
"Mereka membicarakan trend mode terakhir atau selalu begadang malam."
"Anak-anak kita hidup dalam pengasingan yang tidak mempunyai kasih sayang dan tidak mendapat perhatian."
"Mereka tidak mendapatkan belaian kasih sayang seorang ibu sehingga kehidupan mereka menjadi rusak."
Sungguh apabila seorang anak hidup dalam pengasingan, maka ketika mereka berkembang dan kehilangan kasih sayang, belas kasihan dan petunjuk dari kedua orang tua, mereka tidak akan tahu akan makna berbakti terhadap kedua orang tua. Mereka tidak tahu akan arti ikatan keluarga dan tidak tahu hak-hak orang tua terhadapnya sehingga hubungan mereka dengan dengan orang tua selalu diwarnai dengan perbuatan durhaka terhadap kedua orang tua.
Peranan kedua orang tua dalam mendidik anak-anaknya sangatlah penting karena mereka nanti akan menjadi tulang punggung keluarga. Apabila peranan seorang ayah berfungsi dengan baik, maka keluarganya bakal menjadi keluarga sukses dan anak-anaknya akan menjadi anak yang berbakti. Sebaliknya, jika dia menyia-nyiakan amanat ini maka keluarganya bakal menjadi keluarga sukses dan anak-anaknya akan menjadi anak yang berbakti. Sebaliknya, jika dia menyia-nyiakan amanat ini maka keluarga dia menjadi berantakan, anak-anaknya akan berbuat semaunya dan mereka menjadi sumber keresahan dalam keluarga. Sehingga dengan ringan mereka melakukan perbuatan durhaka dan maksiat terhadap kedua orang tua.

Peranan seorang ayah terhadap anak, tercermin ketika seorang ayah memberikan makan, memberikan pakaian dan memberikan pendidikan dan akhlak yang baik.
Seperti dalam Firman Allah swt.

"Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma,ruf..." (al-Baqarah:233)

Karena itu Nabi saw. selalu menganjurkan kepada seorang ayah tentang pentingnya memberikan makan anak-anaknya.

Rasulullah saw bersabda,
"Tangan yang diatas itu lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dengan orang yang menjadi tanggunganmu." (HR Muslim)

Berusaha untuk mendidik anak-anak dan membina keluarga itu termasuk berjuang di jalan Allah swt. Dan, orang yang melakukannya akan mendapatkan balasan kebaikan di dunia dan di akhirat.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. berjalan bersama sahabat-sahabatnya dan bertemu dengan seorang laki-laki yang pagi-pagi sekali telah bekerja. Terlihat dari kulit dan tingkat kerajinan bekerja menunjukkan dia tampak sudah lelah. Kemudian para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah saw., andaikata pekerjaan ini di jalan Allah?" Lalu Rasulullah saw. menjawab "Apabila dia bekerja untuk anaknya yang masih kecil, maka dia termasuk berjuang di jalan Allah swt., apabila dia bekerja untuk kedua orang tuanya maka dia termasuk di jalan Allah swt., dan apabila dia bekerja untuk dirinya agar tidak meminta-minta maka dia termasuk berjuang di jalan Allah." (HR ath-Thabrani)

Diriwayatkan dari Miqdam bin Ma'di Kariba bahwa Rasulullah saw. bersabda,

"Barangsiapa yang memberi makan untuk dirinya sendiri maka itu termasuk sedekah, barangsiapa yang memberi makan untuk anaknya maka itu termasuk sedekah, dan barangsiapa memberi makan untuk istrinya maka itu termasuk sedekah." (HR Ahmad)

Demikian juga, anak-anak harus membiasakan berlaku sopan santun dan berakhlak yang terpuji, semenjak mereka kecil, supaya mereka terbiasa di waktu besar.
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, "Binalah anak-anakmu bersopan santun ketika mereka masih kecil maka kamu akan merasakan kegembiraan setelah mereka besar. Sesungguhnya perumpamaan melatih bersopan santun di waktu masih kecil itu seperti mengukir di atas batu."

Apabila anak-anak tidak mau memperhatikan pendidikan ber etika dari orang tuanya ketika masih kecil maka ketika mereka sudah besar, pendidikan tersebut tidak akan masuk dalam dirinya dan tidak akan berpengaruh terhadap pribadi mereka, walaupun seluruh tenaga telah dicurahkan oleh kedua orang tua. Karena pendidikan yang demikian itu telah terlambat.

Sungguh bagus syair berikut,

"Pendidikan sopan santun itu bisa bermanfaat ketika masih kecil dan pendidikan tersebut tidak akan bermanfaat ketika diberikan di waktu besar."

"Sesungguhnya ranting-ranting kecil apabila bengkok itu mudah diluruskan dan jika menjadi kayu maka susah untuk diluruskan kembali."

Karena itu, untuk mengharapkan buah hati yang berbakti (setelah mereka besar ), yaitu dengan cara memberikan dasar-dasar pendidikan yang benar dan membenahi budi pekerti yang jelek ketika mereka masih kecil. Karena yang demikian itu cita-cita kedua orang tua akan terlaksana.

Dalam mendidik anak , kedua orang tua harus mengedepankan kebijaksanaan dan nasihat yang baik serta terkadang menggunakan ketegasan ketika dibutuhkan karena kita akan mencetak generasi yang baik. Apabila tatanan keluarga baik maka masa depan keluarga tersebut menjadi cerah dengan bantuan anak-anak. Mereka menjadi sumber kebahagiaan dan buah hati kedua orang tua. Apabila tatanan keluarga rusak, maka masa depan masyarakat akan menjadi rusak sebab rusaknya anak-anak. Mereka bisa menjadi faktor majunya masyarakat dan juga menjadi faktor yang menjadikan hancur dan mundurnya masyarakat.
Dan diantara faktor yang mendorong terciptanya generasi yang baik adalah membiasakan mereka takut dan takwa kepada Allah swt.. Karena, dengan hal ini mereka akan mau mengerjakan shalat. Allah swt. berfirman,

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (an-Nisaa':9).
Orang tua adalah orang yang paling efektif dalam membentuk kesuksesan atau kegagalan anak.
Pendidikan di rumah sangat berpengaruh terhadap anak karena waktu yang dihabiskan di rumah lebih banyak dari pada waktu yang digunakan di tempat lain. Pengaruh kedua orang tua di dalam jiwa anak itu lebih besar jika dibanding dengan pengaruh yang datang dari orang lain.
Kita memohon kepada Allah swt. semoga Allah memperbaiki agama kita, yaitu agama yang bisa menjaga segala urusan kita, memperbaiki kehidupan dunia, memperbaiki akhirat kita yaitu tempat kita kembali, memperbaiki keluarga, anak-anak, sesungguhnya Allah swt. adalah Zat Yang Mahakuasa.
Kita juga memohon, semoga Allah swt. menjadikan amal ini sebagai amal yang ikhlas dan semata karena Allah swt. dan semoga Ia mencatatnya sebagai amal yang baik di hari penimbangan nanti, yaitu hari di mana tidak ada harta dan anak yang bermanfaat kecuali orang yang diberikan Allah swt. hati yang selamat.

Tidak ada komentar: