Kamis, 15 Januari 2009

Bijak kah kita?



Assalamu'allaikum.wr.wb
Suatu hari anakku pulang dari play groupnya dalam keadaan menangis... istriku bilang, menurut pengakuan anaku, bahwa dia di dorong oleh teman2nya hingga terjatuh. keesokan harinya dia nggak mau masuk sekolah karena takut di dorong lagi... dia mau masuk sekolah asal diaantar oleh ayahnya. dan aku pun mengantarnya. .. sembari berangkat kerja. lalu sesampai di sekolah anakku menunjuk salah seorang yang anak lelaki diantara kumpulan anak-anak, yah... yah... andi.. anak itu yang dorong aku sampai jatuh... Seorang guru tiba-tiba menghampiriku dan istriku setelah dia melihat anaku menunjuk salah seorang temannya lalu menjelaskan permasalahan yang terjadi kemarin... dia bercerita Anaku sangat cengeng... disentuh sedikit saja dia langsung menangis, tuturnya... maka aku pun menasehati anaku.. agar tidak cengeng dalam bermain dan bercanda... nampak dimatanya sangat kecewa karena harapannya mendapat dukungan ternyata tidak... esok harinya teman2 anaku datang kerumah dan bermain bersama... akupun ambil kesempatan itu untuk bertanya...kepada mereka, apa yang membuat anaku menangis pada dua hari yang lalu... mereka menjawab bahwa si andi mendorong anaku hingga jatuh karena tidak di pinjami pensil berwarna.... dan mengakibatkan semua pensil warna nya jatuh berantakan.. . kutanya kembali, siapa si andi itu... dia adalah anak dari guru mereka.

Keesokan harinya aku datang mengantar lagi anaku sekolah.. kali ini kuhampiri sang guru... lalu kutanya kembali apa yang terjadi... tiga hari yang lalu.... dengan nada agak tegas dengan diawali kata dengan permohonan maaf berkali2..ternyata kali ini menjawab jujur apa yang dia lihat... aku langsung menja bat tangan nya.. dan ku katakan maaf karena barusan aku berkata dengan kalimat yang sedikit lebih tegas... bijaklah dalam menyikapi permasalahan yang terjadi jangan karena anak itu adalah anak kita maka kita membela kesalahannya.

Tidak ada komentar: