Jumat, 08 Oktober 2010

KEBAHAGIAAN ADALAH KEPUTUSAN



oleh Mukhammad Atiqurrakhman

Setiap hari kita membuat keputusan. Anda tentu pernah merasakan, saat bangun tidur dan kemudian berfikir, apa ya yang akan saya lakukan hari ini ya ? Mulai dari bangun tidur, sampai kita mau tidur kembali, kita membuat keputusan. Baik kita lakukan dengan penuh kesadaran ataupun tidak, pengambilan keputusan selalu kita jalankan. Bahkan hanya untuk memilih baju yang akan kita pakai pada pagi hari pun, kita telah membuat suatu keputusan. Jika keputusan adalah hal yang selalu kita lakukan, lalu apa yang menarik dari sebuah keputusan bagi diri kita ?

Mungkin Anda akan bertanya dalam hati, barangkali yang akan didiskusikan adalah bagaimana kita mengambil keputusan dalam kehidupan kita, baik kehidupan pribadi, sosial maupun bisnis ? Anda tentu pernah mendengar Decision Making Process atau Critical Decision Making dan segala bentuk metode pengambilan keputusan baik formal maupun informal, baik yang Analytical maupun yang Creative Decision Making. Ah, Anda pasti tidak akan meneruskan membaca artikel ini, jika kita membahas Decision Making Process. Betul sekali, saya memang tidak ingin mengajak Anda berdiskusi tentang Decision Making Process. Yang akan kita diskusikan adalah pengaruh yang dibawa oleh sebuah keputusan dalam diri kita, terhadap usaha yang kita curahkan baik secara sadar maupun bawah sadar, termasuk bagaimana diri kita terpengaruh oleh keputusan tersebut dalam mengelola dan mencurahkan sumber daya pribadi kita.


Mungkin Anda perlu membayangkan sebuah contoh agar apa yang dimaksud dengan keputusan disini lebih jelas. Saya pernah memberikan contoh pada artikel saya pertama di Blog ini “What U See & What U Think is not Necessarily the Same”, tentang keputusan membeli sebuah mobil. Setelah Anda membaca contoh lain tentang keputusan yang saya maksud, Anda dapat membaca kembali contoh pada artikel diatas. Jika Anda mengambil keputusan akan membangun sebuah rumah, maka apa yang akan memenuhi pikiran Anda ? Ya, mungkin Anda akan datang ke seorang arsitek, untuk menggambarkan sebuah design rumah yang Anda impikan. Namun apa yang selalu mengisi pikiran dan tindakan Anda sehari-hari, sebelum dan sesudah bertemu dengan arsitek tersebut ? Anda pasti berfikir mencari majalah-majalah, atau tabloid tentang arsitektur rumah, atau Anda seorang yang IT minded ? Anda mungkin akan membuka internet dan mencari di Google, tentang artikel-artikel, gambar-gambar dan segala sesuatu tentang Rumah, baik pengaturan tata ruang, sampai interior rumah. Sudah puaskah Anda ? Saya yakin belum.

Tanpa Anda sadari, panca indera Anda akan dituntun oleh bawah sadar Anda, untuk berbicara, atau berdiskusi kepada teman, kolega, rekan kerja, handai taulan dan siapapun yang mungkin Anda kenal baik, untuk mencari informasi tentang pembangunan rumah ? Bahkan dalam perjalanan pulang dari kantor ke rumah pun, Anda masih melihat-lihat design rumah, kombinasi warna cat, pengaturan taman dsb, dan jika tidak puas, Anda mengeluarkan mobile phone Anda untuk menyempatkan memotret rumah di perjalanan Anda ke rumah. Sadarkah Anda melakukan itu semua ? Ya tentunya sadar, maksud saya, apakah semua hal diatas Anda niatkan untuk dilakukan ? Atau begitu saja Anda lakukan ? Ya, saya yakin, semuanya Anda lakukan begitu saja.

Ternyata sebuah keputusan membawa diri kita untuk mencurahkan perhatian, panca indera kita kepada terwujudnya keputusan yang sudah kita canangkan. Memang, keputusan atau decision merupakan salah satu filter yang ada dalam diri kita. Dialah salah satu yang menyaring, informasi mana yang diperlukan diri kita, terkait dengan keputusan yang sudah diambil, dan mana informasi yang tidak diperlukan. Demikian sehingga, pada saat kita mengambil keputusan yang tidak berguna bagi diri kita, maka secara sadar maupun bawah sadar, diri kita diarahkan untuk mencari atau mengumpulkan informasi yang juga tidak berguna bagi diri kita.

Sekarang tentunya Anda bertanya-tanya. Apa hubungannya, keputusan dengan kebahagiaan, seperti yang tertulis dalam judul artikel ini ? Dalam banyak kesempatan, saya bertanya kepada rekan-rekan saya. Apa sih yang membuat mereka bahagia ? Jawaban mereka kurang lebihnya adalah , “Jika Saya dan Keluarga Sehat”, “Jika keinginan Saya tercapai”, “Jika Anak Saya lulus sekolah”, dan ada juga yang menjawab “Jika saya memiliki uang yang banyak”, “Jika saya memiliki mobil dan rumah yang besar” dst. Kemudian saya tanyakan kepada mereka, “Siapa yang menentukan itu ?” dan mereka menjawab dirinya sendiri. Ini berarti, mereka telah mengambil keputusan, akan merasa Bahagia jika syarat-syarat yang mereka tentukan sendiri terpenuhi, bukan ? Biasanya, mereka saya tanya kembali, “Apa keuntungan yang Anda peroleh, pada saat Anda memutuskan untuk memberikan syarat terhadap tercapainya Kebahagiaan Anda ?” “Bukankah Anda ingin Bahagia ?” “Lalu mengapa Anda memberikan syarat demikian banyak kepada diri Anda, untuk mencapai Bahagia ?”. Bukankah kita ingin mencapai kebahagiaan dengan mudah ? Bukankah kita ingin mencapai kebahagiaan dengan tanpa syarat ? Jika demikian, permudahlah diri Anda mencapai kebahagiaan.

Jangan persulit diri Anda, dengan segala macam syarat yang Anda pilih dan tentukan (baca : putuskan) sendiri. Bahagia adalah keputusan. Mari kita ambil keputusan, Kita akan Bahagia tanpa Syarat apapun. Apapun yang terjadi, kita tetap merasa Bahagia. Ambillah keputusan itu, setiap Anda bangun tidur di pagi hari…. Agar panca indera kita, seluruh sumber daya diri kita, secara sadar maupun bawah sadar, dituntun untuk mencapai kebahagiaan. Selamat Berbahagia…

Tidak ada komentar: