Selasa, 31 Maret 2009

Maafkan Bunda ya, Nak...


Matamu terpejam terlelap dalam buaian malam Pasrah, tak berdosa tak berdaya

Maafkan bunda ya, Nak
Atas teriakan keras bunda tadi pagi saat kau merengek Menginginkan bunda tetap ada disampingmu Bunda harus bekerja, nak Menambah rupiah demi rupiah untuk sekadar menyambung kebutuhan kita Kelak, pada waktunya kau akan tahu Bahwa semua yang kita dapat tak begitu saja jatuh dari langit Seperti dongeng yang seringkali kau dengar.

Maafkan Bunda ya, nak Atas cubitan gemas Bunda saat kau menumpahkan air minum diatas paper work yang baru selesai bunda kerjakan semalaman dan matamu memandang bunda penuh ketakutan tanganmu berusaha meraih tangan Bunda untuk sekadar mendapat kata maaf Tapi saat itu Bunda marah, Kesabaran Bunda melayang entah kemana Dan Bunda abaikan tatapan maafmuWajah bersalahmu.. rona sedihmu…

Maafkan Bunda ya, nak Ketika sore itu, sepulang Bunda bekerja kau merajuk Minta ditemani menata lego menjadi sebuah istana megah impianmu Lalu bunda marah saat kau lempar mainanmu Tanpa Bunda sadari betapa seharian kau menunggu Bunda di rumah Dan sebelum terlelap tadi,Bibirmu yang mungil mencium BundaMengucapkan selamat tidur dan berkata “Bunda, aku sayang sekali sama Bunda…”Dan bibir Bunda kelu sekali Mata bunda hanya mengembun
Ah, sayang… andai Bunda dapat menebus Semua kesalahan yang pernah Bunda lakukan padamu di hari kemarin…?
Andai ada hal terbaik yang mampu Bunda lakukan untukmu…?
Bunda masih punya kesempatan itu kan?

"masih ! Bundaku sayang, namun ...!
"Bunda, bilakah hanya Ayah yang bekerja ? "

Tidak ada komentar: