Kamis, 08 Maret 2012

Istriku mengindap penyakit skizofrenia

Aku begitu lelah. Apalagi, istriku sering mengucapkan hal-hal yang menyakitkan hati. Aku tahu bahwa itu diucapkan orang yang tidak waras. Tetapi, bagaimanapun, aku menjadi nelangsa.

Suasana hati istriku tidak stabil, reaksinya bisa berubah dengan cepat. Dia mungkin menolak atau tidak menghargai usaha untuk membantunya. Dan aku harus siap mental untuk menerima penolakannya.

Memiliki pasangan yang mengindap skizofrenia atau gila dalam bahasa umum, merupakan suatu kondisi “luar biasa”. Seseorang harus memiliki kesabaran dan keteguhan untuk membantu orang yang dicintainya bertahan dari skizofrenia tersebut. Sama sekali tidak mudah memang namun beberapa hal bisa dilakukan. Dokter bilang bahwa penyebab skizofrenia belum diketahui secara pasti. Sering terjadi orang yang sepertinya tidak apa-apa mendadak terserang skizofrenia. Itu bisa terjadi karena gangguan psikologis, genetik, lingkungan, atau ketiganya.

Saya ingin membantu istriku secara efektif dalam mengelola penyakitnya dengan menciptakan kehidupan yang tenang untuk meminimalkan stressnya. Mengenali gejalanya, dan mengamatinya karena pola skizofrenia ini berulang, makin lama makin kerap.

Saya ingin istriku agar bersedia menjalani pemeriksaan ke dokter sehingga bisa diketahui tindakan apa yang harus dilakukan. Misalnya, rawat inap, psikoterapi, dan minum obat.

Dari diskusi dengan orang yang memiliki pengalaman serupa (pasanganya skizofrenia). Banyak diantara pengindap skizofrenia yang telah dirawat mampu mengenali penyakit mereka sendiri dan tentunya upaya dari saya untuk membantu istriku. Sehingga istriku memiliki derajat control atas diri dan bertanggung jawab atas perilakunya.

Dan saya harus ingat tidak mengabaikan kesehatan mental diriku sendiri selama masa sulit ini, kasihan anak-anakku. Dan mohon bantuan keluarga atau kerabat, mudah-mudahan usahaku ini di ridhoi oleh NYA … amin !

Tidak ada komentar: