Jumat, 15 Juli 2011

'Sukses' yang menyesatkan para wanita


Perubahan jaman telah pula mengubah gaya hidup manusia, khususnya kaum wanita. jika dulu bekerja adalah dominasi pria, saat ini rata-rata wanita merasa tidak pede bila tidak berkarir atau tidak pernah bekerja sebelumnya.

Para wanita berlomba mencapai kata 'sukses' yang diidentikkan dengan karir, bisnis, posisi, jabatan, gaji, atau harta. Wanita yang mengenakan gaun blazer dianggap cerminan wanita sukses. Namun menurut dr. Jill Genobaga, definisi sukses akan menjadi tidak kompatibel ketika seorang wanita memutuskan untuk mengabdikan dirinya bagi keluarga. Inilah problematika besar kaum wanita abad ini.

antara karir dan keluarga seperti dua arah mata angin, bila anda berjalan ke barat maka anak meninggalkan timur dan sebaliknya. Wanita yang memutuskan untuk mengejar karir di luar, akan kehilangan moment indah dalam keluarga, namun mereka akan mendapat uang dan penghargaan dari staff sebagai kompensasinya.

Sebaliknya wanita yang memutuskan untuk 'stay at home' mungkin tidak mendapatkan uang dan penghargaan dari bawahan tetapi ia mendapati dirinya sebagai wanita yang sesungguhnya.

Anak tidak hanya membutuhkan mainan, pakaian dan makanan, mereka butuh kasih sayang dan pendidikan. sehebat apapun baby sitter tidak ada yang bisa mengalahkan cinta kasih dari hati seorang ibu. "Moral" adalah hal urgent baik dalam agama maupun kehidupan sosial. apakah anda rela anak anda belajar moral dari baby sitter atau PRT? sementara kita tidak tahu tingkat moral yang sebenarnya baby sitter tersebut. ini adalah pertaruhan besar bagi nilai moral keluarga, masyarakat, bangsa bahkan dunia.

Rusaknya bangsa karena rusaknya kaum wanita. bisa jadi kaum ibu memiliki moral yang bagus, namun bila moral ini tidak diwariskan ke anaknya maka tidak heran kita mendapati anak yang tidak mau mendengar bahkan membenci orang tuanya.Jika anda tidak menanam padi jangan pernah berharap untuk memanennya.

Apa yang ingin saya sampaikan adalah sebuah cerminan betapa sering saya mendapati anak-anak belajar dari televisi, film kartun barat, lagu-lagu rendah moral, sinetron yang mengajarkan kekerasan, iklan-iklan yang mengajarkan kebohongan, PRT yang kurang mapan dalam ilmu, sementara ibunya yang cerdas, bijak, dan sopan lebih memilih untuk membangun kejayaannya diluar sana.

Tidak ada komentar: